mengenal baltasar klau nahak penggerak eco literacy dari papua - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Baltasar Klau Nahak, Penggerak Eco-Literacy dari Papua

Mengenal Baltasar Klau Nahak, Penggerak Eco-Literacy dari Papua
images info

Kawan GNFI, pernahkah kalian mengunjungi salah satu wisata alam di Indonesia? Hijaunya daun terlihat indah, udara terhirup segar sepanjang hari, hingga burung-burung yang berterbangan dengan riangnya. Akan tetapi, semua itu hanyalah khayalan semata jika kita tidak ada kepedulian lingkungan dalam diri kita.

Setidaknya, inilah yang dirasakan oleh Baltasar Klau Nahak. Pemuda yang akrab disapa Ka Ball ini memang terkenal concern terhadap isu-isu lingkungan. Besar di Papua, ia berperan menjadi pahlawan lingkungan untuk tanah kelahirannya. 

“Awalnya bukan soal terpanggil, tapi lebih ke merasa terusik. Aku tumbuh dan menyukai hal-hal yang berbau alam. Tapi menyadari, makin ke sini, kerusakan makin jelas kelihatan, tapi banyak yang biasa saja melihatnya,” ujarnya dalam Taman Bumi volume IV.

Perpustakaan Keliling Agape: Menanam Harapan Lewat Buku

Salah satu usaha awalnya dalam pelestarian lingkungan adalah dengan mendirikan Perpustakaan Keliling Agape di Kabupaten Sorong Selatan. Perpustakaan ini hadir untuk mendidik anak-anak di desa sekitar Sorong, terutama terkait lingkungan dan literasi.

Tak seperti pegiat lingkungan lainnya yang turun langsung ke lapangan, Ka Ball lebih memilih eco-literacy sebagai jalan perannya. Program ini mengajak masyarakat untuk melestarikan lingkungan melalui literasi. Pasalnya, pelestarian lingkungan yang baik harus dimulai dari pemahaman yang baik mengenai lingkungan.

Mulanya, keinginan ini hadir dari kesadaran Ka Ball akan kesulitan anak-anak dalam mengakses buku di kampung sana. Akhirnya, bersama dengan rekan seperjuangannya, ia mendirikan perpustakaan tersebut.

KBA Parigi Pangandaran: Desa Cintakarya Bangun Wisata Edukasi dari Kampung Nusantara

Meskipun sempat menghadapi tantangan seperti terkena banjir, Ka Ball tetap berusaha memperjuangkannya. Akhirnya, ia mendapatkan bantuan dari relawan dan masyarakat untuk menghidupkan kembali perpustakaan tersebut.

Tercatat dalam akun instagram Kemenpora, Perpustakaan Keliling Agape telah menjangkau 30+ kampung, di mana 8 kampungnya dijadikan sebagai desa binaannya. Program ini tampak mudah diterima oleh masyarakat karena menjadikan literasi lingkungan sebagai kegiatan yang menyenangkan. 

Bukan sekadar membaca, program perpustakaan miliknya juga menghadirkan beberapa program yang menarik dan edukatif, mulai dari edukasi lingkungan, menonton film edukatif, membersihkan sampah, menanam pohon, hingga membuat karya seni dari sampah. Kata ‘literasi’ dan ‘lingkungan’ yang tadinya terdengar membosankan, ia ubah menjadi mengasyikkan.

Penghargaan Datang Silih Berganti

Kontribusinya dalam bidang lingkungan dan literasi tidak perlu diragukan lagi, terlebih di daerah Papua. Maka dari itu, tak heran jika penghargaan datang silih berganti ke padanya.

Pada bulan oktober 2024 lalu, ia terpilih menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards bidang pendidikan yang diadakan oleh Astra, mengalahkan 16.775 generasi muda inspiratif lainnya. Dalam perlombaan tersebut, ia mempresentasikan program penggerak eco-literacy di Kabupaten Sorong Selatan. Ini bukti bahwa inovasi yang diusung dan sedang diusahakannya bukanlah main-main, melainkan sudah direncanakan dengan matang.

Tak cukup sampai di situ, pada tahun 2025 ini, ia juga terpilih menjadi Duta Mangrove Indonesia Favorit 2025 yang diadakan oleh Yayasan Mangrove Indonesia Lestari. Menurutnya, Papua sebagai daerah dengan kawasan mangrove terbesar di Indonesia haruslah dijaga kelestariannya.

“Jadi jika bukan saya, siapa lagi?”, ucapnya dalam Taman Bumi volume 2.

Atas kontribusinya, ia layak dikenal sebagai pahlawan lingkungan. Meskipun banyak tantangan, ia tetap ikhlas memperjuangkan lingkungan, sebagaimana slogan membuminya dalam akun instagram Kemenpora, “Ketika saya diizinkan Tuhan untuk menginjakkan kaki di suatu tempat, maka di situlah Tuhan pakai saya untuk melayani.”

Ka Ball bukan hanya mengajak anak-anak membaca buku. Ia mengajak kita semua untuk kembali peduli. Pada akhirnya, mencintai lingkungan bukan soal seberapa sering kita posting tentang alam, tetapi seberapa besar kita peduli dan bertindak, meski lewat satu buku, satu anak, dan satu kampung. Lalu, bagaimana denganmu?

#kabarbaiksatuindonesia

Kreasi Anjani Sekar Arum Jaga Seni Batik dan Tradisi Bantengan Melalui Motif Ikoniknya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IH
FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.