Di tengah hamparan sawah dan alam Pangandaran yang sejuk, terdapat sebuah desa yang kini tengah menapaki jalan baru menuju kemandirian. Desa Cintakarya di Kecamatan Parigi sejak tahun 2020 resmi menjadi bagian dari program Kampung Berseri Astra (KBA). Program ini bukan sekadar inisiatif pembangunan, tetapi juga ruang bagi warga untuk berkolaborasi, melestarikan tradisi, sekaligus mengembangkan potensi lokal menjadi sumber kesejahteraan.
Jejak Awal KBA di Desa Cintakarya
KBA hadir dengan konsep empat pilar yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan. Astra bersama warga mulai merintis program ini pada 2020, menjadikan Desa Cintakarya sebagai salah satu pusat pemberdayaan masyarakat berbasis kolaborasi di Jawa Barat.
Bagi masyarakat, program ini bukan sekadar bantuan eksternal, melainkan dorongan untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong. Warga diajak aktif berpartisipasi, mengusulkan ide, dan menjalankan kegiatan bersama. Seiring waktu, kolaborasi antarwarga, pemerintah desa, sekolah, dan komunitas semakin kokoh.
Pendidikan Sebagai Fondasi
Pendidikan menjadi salah satu aspek penting yang ditumbuhkan. SMK Bakti Karya Parigi, penerima Satu Indonesia Award, menjadi mitra strategis dalam mendukung pengembangan desa. Melalui sekolah ini, warga dan siswa belajar bersama untuk mengembangkan inovasi berbasis kearifan lokal.
Kegiatan pendidikan tidak hanya berlangsung di kelas, tetapi juga langsung ke masyarakat. Pelatihan kewirausahaan, konservasi lingkungan, dan literasi digital mulai digalakkan. Hal ini membuat pendidikan di Cintakarya bukan sekadar transfer ilmu, melainkan penggerak perubahan.
Kesehatan dan Lingkungan
Pilar kesehatan diwujudkan dengan menggerakkan warga untuk hidup bersih dan sehat. Salah satu terobosan yang lahir adalah bank tumbuhan obat, yang memanfaatkan potensi tanaman lokal sebagai alternatif pengobatan tradisional.
Program ini tidak hanya melestarikan tanaman, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan preventif. Selain itu, pilar lingkungan juga menjadi perhatian. Warga terlibat dalam kegiatan penghijauan, pengelolaan sampah, dan pelestarian kawasan alam sekitar. Desa Cintakarya berupaya mempertahankan identitas Pangandaran sebagai destinasi wisata yang asri dan berkelanjutan.
Kewirausahaan Lokal dan UMKM
Kewirausahaan menjadi pilar yang mendorong kemandirian warga. Produk-produk lokal mulai dikembangkan, dari makanan olahan hingga kerajinan tangan. UMKM di desa ini juga mendapatkan pelatihan pemasaran digital, sehingga produk mereka perlahan menjangkau pasar yang lebih luas.
Keterlibatan pemuda dan perempuan dalam UMKM semakin memperkuat perekonomian lokal. Mereka memanfaatkan media sosial untuk promosi dan menjadikan produk desa sebagai kebanggaan bersama. Dengan begitu, kewirausahaan di Cintakarya bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga identitas budaya.
Kampung Nusantara dan Wisata Edukasi
Seiring berjalannya waktu, Desa Cintakarya kini dikenal dengan identitas baru:Kampung Nusantara. Nama ini mencerminkan semangat warga dalam merawat keberagaman budaya dan potensi lokal melalui pendekatan wisata edukasi.
Salah satu destinasi andalan adalah Goa Nyalindung. Lokasi ini dikembangkan sebagai wisata berbasis edukasi, di mana pengunjung bisa belajar tentang geologi, sejarah, hingga cerita lokal yang diwariskan turun-temurun. Kehadiran wisata ini memberikan manfaat ekonomi dan memperkuat rasa bangga warga terhadap desanya.
Kolaborasi dengan Sekolah dan Komunitas
Keberhasilan KBA di Cintakarya tidak lepas dari dukungan sekolah dan komunitas. SMK Bakti Karya Parigi tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga motor penggerak berbagai program masyarakat. Siswa dilibatkan dalam kegiatan konservasi tumbuhan, pengembangan wisata, hingga literasi digital.
Selain sekolah, komunitas seperti Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) ikut berperan aktif. Mereka membantu mengelola destinasi wisata, memandu pengunjung, serta menjaga kesinambungan program agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
Dampak yang Terlihat
Empat tahun sejak KBA hadir, perubahan nyata mulai dirasakan. Desa yang dulu hanya dikenal sebagai kawasan pertanian kini berkembang menjadi ruang belajar dan wisata. Perekonomian warga tumbuh, terutama melalui UMKM dan layanan pariwisata.
Lebih dari itu, warga semakin percaya diri. Mereka merasa memiliki desa, berani berinovasi, dan menularkan semangat gotong royong kepada generasi muda. Desa Cintakarya kini menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi mampu membawa perubahan positif.
Harapan untuk Masa Depan
Perjalanan KBA Parigi belum selesai. Tantangan tetap ada, mulai dari infrastruktur hingga promosi wisata yang konsisten. Namun, dengan fondasi yang kuat, Cintakarya optimis melangkah menuju desa wisata berkelanjutan.
Harapannya, Desa Cintakarya tidak hanya menjadi kebanggaan warga Pangandaran, tetapi juga inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia. Kisah ini menunjukkan bahwa desa bukan sekadar tempat tinggal, melainkan pusat perubahan yang memberi manfaat luas bagi masyarakat.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News