malbi makanan tradisional khas palembang yang mirip dengan semur daging - News | Good News From Indonesia 2025

Malbi, Makanan Tradisional Khas Palembang yang Mirip dengan Semur Daging

Malbi, Makanan Tradisional Khas Palembang yang Mirip dengan Semur Daging
images info

Jika Kawan berkunjung ke Palembang, mungkin makanan khas yang terlintas pertama kali untuk dicoba adalah pempek. Namun tahukah Kawan bahwa ada satu makanan khas lain yang patut Kawan coba ke daerah yang identik dengan Jembatan Ampera ini, yakni malbi.

Sekilas malbi memiliki kemiripan dengan semur daging yang bisa Kawan jumpai di daerah lain di Indonesia. Namun ada sedikit perbedaan yang bisa Kawan jumpai dari kedua jenis makanan ini.

Tidak hanya itu, malbi juga menjadi salah satu makanan yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Bahkan makanan tradisional khas Palembang ini diketahui sudah ada sejak ratusan tahun silam.

Bagaimana pembahasan lebih lanjut terkait makanan tradisional yang satu ini? Simak ulasannya dalam bagian berikut.

Malbi, Makanan Khas Palembang

Malbi merupakan salah satu hidangan lauk pauk yang berasal dari daerah Palembang. Biasanya makanan ini dikonsumsi bersamaan dengan nasi putih dan tambahan lauk lainnya.

Dikutip dari artikel Fatma Dwi Oktaria, dkk., "Tinjauan Historis Akulturasi Budaya dalam Kuliner Palembang Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah" yang terbit di Jurnal Kalpataru, malbi menjadi salah satu jenis makanan yang menggabungkan berbagai macam budaya. Makanan tradisional ini menggabungkan tiga budaya sekaligus di dalamnya, yakni Arab, India, dan Palembang.

Secara bentuk, malbi memiliki kemiripan dengan semur daging. Namun malbi memiliki kuah yang lebih kental jika dibandingkan dengan semur pada umumnya.

Kuah yang banyak dan kental ini juga menjadi salah satu ciri khas dari malbi. Tidak hanya sekadar banyak dan kental, kuah yang digunakan dalam makanan tradisional ini juga kaya akan rempah-rempah.

Dibutuhkan keuletan dan kesabaran lebih jika Kawan ingin membuat makanan tradisional ini. Sebab proses membuat malbi bisa memakan waktu lama.

Setidaknya dibutuhkan waktu berjam-jam agar daging yang digunakan untuk membuat malbi menjadi empuk. Meskipun demikian, proses pembuatan yang lama ini akan sepadan dengan cita rasa yang didapatkan nantinya.

Sejarah dan Asal Usulnya

Meskipun masih bisa dijumpai hingga saat ini, malbi ternyata memiliki sejarah panjang di tengah masyarakat Palembang. Keberadaan makanan tradisional ini diketahui sudah ada sejak lama di sana.

Malbi diyakini sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang di masa lalu. Bahkan pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I, malbi menjadi salah satu makanan yang disajikan untuk sang sultan dan pejabat tinggi lain setelah menjalankan ibadah Salat Jum'at.

Dulunya tidak semua orang bisa mengonsumsi makanan tradisional ini. Hanya kelompok elit yang berasal dari bangsa Arab dan India saja yang bisa menikmati makanan khas Palembang ini dulunya.

Seiring berjalannya waktu, malbi sudah bisa dikonsumsi oleh siapa saja. Saat ini, malbi biasanya disajikan untuk momen-momen khusus di tengah masyarakat, seperti hari besar Islam dan pernikahan.

Resep Malbi Palembang

Dilansir dari laman Maggi.id, berikut resep dan cara membuat Malbi khas Palembang, yakni.

Bahan

  • Saus tiram (1 sdm)
  • Bawang merah (8 siung)
  • Bawang putih (4 siung)
  • Jahe (3 cm)
  • Minyak goreng (50 ml)
  • Daging sapi empal (500 gr)
  • Kelapa sangrai (75 gr)
  • Pala bubuk (1/2 sdt)
  • Merica (1 sdt)
  • Kecap manis (2 sdm)
  • Air (1 liter)
  • Santan cair (303 gr)

Cara Membuat

  • Blender bawang merah, bawang putih, dan jahe. Setelah itu tumis bumbu halus tersebut.
  • Masukkan daging sapi dan aduk hingga berubah warna.
  • Setelah itu, masukkan kelapa sangrai, saus tiram, merica, pala, dan kecap manis lalu aduk secara merata.
  • Masukkan air dan aduk dengan merata. Kemudian tunggu hingga daging menjadi empuk.
  • Setelah air berkurang setengah, masukkan santan dan masak hingga semua bumbu meresap dan mengental.
  • Malbi khas Palembang bisa disajikan dengan tambahan bawang goreng.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.