Indonesia belakangan ini dihadapkan pada tragedi unjuk rasa yang memakan korban. Bermula dari sederet ulah para elite mulai dari pajak yang mencekik hingga ucapan dan perlilaku anggota DPR yang membuat masyarakat tersinggung, meletuslah unjuk rasa di berbagai daerah.
Puncaknya terjadi saat polisi, tepatnya personel satuan Brimob, menabrak seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan hingga tewas di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Setelahnya, aksi lanjutan pun terjadi dengan kekerasan, bahkan massa sudah sampai menjarah rumah-rumah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan menteri.
Jutaan mata tertuju kepada tragedi yang kini terjadi di Indonesia. Tak sedikit pula yang menyampaikan perhatiannya lewat pesan di media sosial, tak terkecuali para pesepakbola.
Lewat media sosial, sejumlah pesepakbola beken Tanah Air pun turut berkomentar. Isi kontennya beragam, namun pesannya senada: Menyuarakan solidaritasnya kepada masyarakat.
Melihat Pesan Solidaritas Pesepakbola untuk Masyarakat Indonesia
Belakangan ini, warganet banyak mengunggah konten Instagram berisi gambar Gedung DPR dengan Garuda berwarna hitam dan tulisan "RIP Indonesia's Democracy". Nah, konten ini pula yang juga banyak diunggah pesepakbola.
Beberapa pesepakbola yang kedapatan mengunggah konten tersebut di antaranya bek Persija dan Timnas Indonesia, Rizky Ridho. Pemain timnas yang berkiprah di Liga Belanda bersama FC Utrecht, Ivar Jenner, pun demikian.
Bukan cuma pesepakbola lokal yang menyampaikan pesan dan solidaritasnya. Pemain asing pun demikian. Salah satunya adalah penggawa PSIM Yogyakarta asal Yogyakarta, Ze Valente. Ia bahkan menulis pesan yang cukup menohok.
"Demokrasi, mereka bilang. Di mana mereka menggunakan kekuatan untuk membungkam dan merepresi, di mana mereka mendapatkan rasa hormat lewat ketakutan dan hukuman alih-alih contoh dan karakter baik serta kasih sayang." tulisnya.
Sementara itu, kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, mengungkapkan perasaan sedihnya sembari mengingatkan masyarakat agar saling menjaga satu sama lain.
"Menyedihkan mendengar apa yang terjadi saat ini. Tetap aman dan saling jaga," tulis Jay Idzes di story Instagram pribadinya.
Untuk diketahui, sepak bola turut terkena dampak dari aksi unjuk rasa dan insiden-insiden yang mengikutinya belakangan ini. Beberapa pertandingan harus mengalami penundaan jadwal, misalnya di Bandung, Makassar, dan Tangerang.
Menariknya lagi, Dendy Sulistyawan dan Firza Andika tak ketinggalan menyuarakan keprihatinannya. Padahal, beberapa warganet sempat meragukan akan ada pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC yang berani bersuara.
Sebagaimana diketahui, Bhayangkara Presisi Lampung FC adalah klub milik Polri. Klub ini main Super League 2025-2026 setelah menjadi salah satu tim terbaik di babak delapan besar Liga 2 2024-2025.
Konten yang diunggah Dendy dan Firza pun sama. Selain tulisan "RIP Indonesia's Democracy", keduanya juga menampilkan gambar tikus yang mengenakan jas dan dasi sedang memegangi rantai untuk mengendalikan aparat bersenjata di depannya.
Predikat pesan paling blak-blakan dan berani agaknya paling cocok disematkan kepada pemain muda Persija, Muhammad Zahaby Gholy. Bagaimana tidak, ia mengunggah sebuah foto yang secara keras menyindir ulah polisi yang membunuh masyarakat alih-alih menjadi pelindung.
Gholy mengunggah foto seorang pria berbaju putih berdiri di depan para polisi yang sedang duduk. Tidak tampak kelas siapa sosok pria tersebut, namun di bagian belakang bajunya tertulis pesan menusuk.
"Siapa yang kau hubungi saat polisi membunuh." demikian isi pesan tersebit dalam Bahasa Inggris.
Terkini, aksi anarkis dan kekerasan sendiri sudah mulai mereda. Kepolisian lewat Divisi Propam Polri telah menangani kasus pembunuhan Affan. Tujuh anggota Satbrimob Polda Metro Jaya yakni Bripka R, Kompol C, Aipda R, Briptu D, Bripda M, Bharaka J, dan Bharaka Y terbukti melanggar kode etik kepolisian. Mereka kini menjalani penempatan khusus (patsus) di Divisi Propam Polri terhitung sejak 29 Agustus 2025 hingga 17 September 2025.
Sejumlah anggota DPR yang rumahnya dijarah seperti Eko Patrio, Ahmad Sahroni, dan Nafa Urbach pun telah menyampaikan permintaan maaf kepada publik. Sebagian barang yang telah dijarah juga akhirnya dikembalikan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News