Jika berbicara tentang literasi, salah satu masalah yang sering terdengar adalah isu kecilnya minat membaca. Khususnya untuk anak muda. Termasuk juga di wilayah Papua. Selain permasalahan utamanya, hal lain yang perlu lebih diperhatikan dan ditingkatkan adalah kesetaraan dengan wilayah pusat seperti di pulau Jawa.
Hal ini yang kemudian menjadi fokus gaungan komunitas Belajar Rumah Papua Hei. Didirikan oleh Ratna Pulung Patria Daga pada Maret 2016. Kala itu dirinya merasa prihatin karena anak-anak Papua seperti belum mendapat hak pendidikannya karena peran guru di sana terbilang masih kurang.
Dibalik Nama Papua Hei
Penamaanya “Hei” sendiri juga mengambil dari penggalan yang mana pada awalnya kata tersebut sering kali Ratna gunakan untuk memanggil anak-anak di sana belajar bersama di rumahnya. Yang mana jika diartikan lebih lanjut, Papua Hei adalah sebuah bentuk ajakan yang kemudian menjadi sebuah gerakan dengan komitmen besar mengajarkan literasi dan pendidikan di wilayah Papua.
“Generasi ini adalah masyarakat Papua yang masih saudara kita sebagai sebangsa, tetapi itu (pendidikan) masih jauh tertinggal dari standar yang seharusnya. Tanpa perlu berteriak, kita akan berusaha menyeimbangkan ke arah positif.” Ujar Ratna dikutip dari laman IDN Times.
Dari Timur untuk Indonesia, Kisah Kampung Berseri Astra, Dusun Kemo, Pulau Ende
Langkah Awal Mengajar Baca Tulis
Langkah awalnya bersama Papua Hei dimulai dengan mengajarkan baca tulis di Kampung Sarawandori. Kemudian tak lama setelahnya, dia pun membangun rumah baca pertamanya yang didirikan diatas laut dengan koleksi yang diberikan oleh para relawan dan salah satu brand toko buku ternama.
Tak lama berselang, di tahun 2018 atas usahanya, Ratna mendapat sebuah penghargaan Reading Community Competition, penghargaan Penggerak Pendidikan Indonesia kategori ‘peduli’, dan disusul dengan awal pembuatan Instagram komunitas di tahun yang sama. Lewat setiap postingannya, Papua Hei aktif membagikan bagaimana mereka mengajarkan anak-anak Papua dengan cara yang berbeda dari sekolah pada umumnya.
Tidak selalu di ruang kelas, tidak selalu dengan metode menjelaskan di papan tulis, hingga tanpa mewajibkan anak menggunakan seragam. Satu hal yang banyak terlihat adalah meskipun beberapa kesempatan mereka belajar tanpa meja dan kursi, tetapi dari cuplikan video yang diunggah komunitas ini menunjukkan keseriusan dan fokusnya anak-anak dalam mengikuti pembelajaran.
Setahun kemudian, di tahun 2019 barulah Papua Hei mulai aktif dalam menyelenggarakan acara untuk publik. Dari Forum Komunikasi Pendidik, rangkaian lomba menyambut Hari Lahir Pancasila, lomba menyambut Hari Sumpah Pemuda, hingga Wisata Profesi. Yang mana jika dilihat, ini adalah bentuk pengganti dari uji kompetensi bagi siswa maupun pengajar.
Langkah Lanjutan Papua Hei
Hingga kini Papua Hei tetap konsisten mengajarkan literasi dan mengadakan lomba tahunan. Tak hanya di Sarawandori, tetapi juga di Serui, Aromarea, Jayapura, hingga yang terbaru di Gersen. Kini di bawah pimpinan Laura Marisa Siagian komunitas ini masuk ke jajaran penerima apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2024 yang diselenggarakan oleh ASTRA.
Apresiasi SATU
Apresiasi SATU Indonesia Awards adalah bentuk apresiasi dari Astra kepada pemuda-pemudi yang memberikan kontribusi terhadap isu keberlanjutan (SDGs) lewat beberapa bidang seperti Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi. Nantinya beberapa penerima akan mendapatkan apresiasi berupa dana pembinaan.
Sudah Kedelapan Kali, Astra Kembali Raih Penghargaan HR Asia Best Companies To Work For In Asia 2025
Setelah pembinaan, beberapa individu atau kelompok terpilih akan mendapatkan peluang kolaborasi baik dengan kelompok lain atau dengan program apresiasi Astra lainnya seperti Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra untuk memperluas dampak sosial mereka.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News