Framing atau pembingkaian bisa menjadi cara untuk membentuk persepsi publik terhadap suatu peristiwa. Teknik penyampaian informasi dengan framing tertentu sering dijumpai melalui bagaimana media menyajikan berita atau suatu isu.
Pernahkah kawan GNFI memperhatikan bagaimana suatu peristiwa yang sama, bisa diangkat oleh sejumlah media dengan sudut pandang yang berbeda? Disitulah framing bekerja. Mari kita mengenal lebih jauh tentang apa itu framing, tujuan, hingga cara kerjanya.
Definisi Framing
Dikutip dari Wikipedia, dalam ilmu sosial, framing atau pembingkaian merupakan serangkaian sudut pandang dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat melihat dan menyampaikan kenyataan.
Pada praktiknya di media massa, framing adalah teknik penyampaian informasi yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak. Framing bisa berupa serangkaian interpretasi, penyederhanaan kenyataan, hingga penekanan terhadap aspek tertentu dari suatu isu atau peristiwa.
Framing mencakup bagaimana sudut pandang dan perspektif yang digunakan suatu media dalam mengangkat suatu berita. Dengan kata lain, framing adalah praktik untuk melihat bagaimana media menciptakan realitas dalam membentuk persepsi publik.
Tujuan Framing
Pesatnya perkembangan media saat ini membuat perannya dalam membentuk persepsi dan opini publik menjadi semakin penting. Framing dalam komunikasi bisa dilihat sebagai hal positif atau negatif tergantung pada bagaimana sebuah informasi disajikan.
Secara umum, framing bertujuan untuk menciptakan pemahaman tertentu terhadap suatu isu atau peristiwa. Berikut ini tujuan framing dalam konteks komunikasi yang perlu kawan GNFI ketahui:
Menciptakan Opini dan Persepsi Tertentu
Dalam hal ini, media bukan hanya memberi tahu audiens apa yang harus dipikirkan, tetapi juga bagaimana memikirkan hal tersebut. Dengan menciptakan suatu makna tertentu, media bisa mengarahkan persepsi publik untuk melihat bagaimana realitas isu tersebut.
Pembentukan Suatu Citra
Bukan hal baru lagi bahwa framing bisa digunakan untuk tujuan pembentukan citra tentang suatu peristiwa atau bahkan seseorang. Framing tertentu bisa meninggalkan citra positif atau negatif dari suatu isu atau individu yang diberitakan.
Memengaruhi Agenda dan Prioritas
Tujuan yang ini mirip dengan teori agenda setting, yaitu bagaimana media menonjolkan serta memprioritaskan isu-isu tertentu dan mengabaikan berita-berita yang lain. Dengan cara tersebut, media bisa memfokuskan perhatian publik untuk menganggap suatu isu lebih penting daripada isu yang lain.
Potret The Power of Emak-Emak Kala Demonstrasi
Cara Kerja Framing
Secara umum, cara kerja framing berhubungan dengan bagaimana media menyajikan dan menyusun suatu informasi untuk membentuk persepsi publik terhadap suatu isu atau peristiwa. Para ahli telah mengidentifikasi berbagai jenis framing atau bingkai yang digunakan oleh media, termasuk bingkai konflik, bingkai kepentingan manusia, bingkai ekonomi, hingga bingkai tanggung jawab.
Setiap jenis bingkai tersebut memiliki tujuan tertentu, baik untuk menginformasikan, membujuk, atau membentuk opini dan persepsi khalayak. Framing dilakukan dengan mengonstruksikan suatu berita dengan menyoroti elemen tertentu.
Mengutip dari satu penelitian berjudul “Exploring the Foundations of Media Framing Theory” yang dipublikasikan di laman Research Gate, media bukan hanya melaporkan berita, tetapi juga secara aktif mengkonstruksi realitas dengan menekankan aspek-aspek tertentu dari suatu isu sambil mengecilkan atau menghilangkan aspek lainnya, sehingga memandu bagaimana khalayak memandang dan mengevaluasi dunia di sekitar mereka.
Penekanan Informasi
Seleksi dan pemilihan aspek tertentu untuk lebih ditonjolkan dalam sebuah berita, dapat membentuk opini dan persepsi publik. Dengan diangkatnya aspek tertentu, itu berarti media mengesampingkan aspek-aspek lainnya.
Hal tersebut juga melibatkan identifikasi masalah dan mengapa masalah tersebut penting. Dengan menekan informasi tertentu, media bisa menggiring sudut pandang publik terhadap realitas suatu isu yang diberitakan.
Penggunaan Konteks dan Bahasa
Media memiliki kemampuan untuk mengubah persepsi publik tanpa mengubah fakta sebenarnya karena masih menggunakan informasi yang sama sebagai dasarnya. Namun, penggunaan bahasa dan konteks tertentu dapat mempengaruhi penilaian khalayak saat menerima sebuah informasi.
Hal tersebut dilakukan dengan pemilihan kata-kata dan konotasi tertentu untuk menekankan suatu informasi dan menutupi informasi yang lain. Pengemasan elemen tersebut yang bisa mendorong penafsiran positif atau negatif bagi khalayak terhadap suatu isu.
Pemanfaatan Visual dan Aspek Emosional
Penyertaan foto, gambar, maupun ilustrasi bisa dilakukan media untuk menciptakan makna dan kesan yang ingin disampaikan. Hal tersebut dapat mempengaruhi perspektif khalayak, terutama jika menggunakan sudut pandang yang menonjolkan aspek emosional.
Pemilihan kutipan suatu pihak atau porsi bicara narasumber yang tidak seimbang bisa menjadi contohnya. Dengan adanya elemen-elemen tersebut, dapat berpengaruh terhadap bagaimana suatu isu bisa dipahami dan ditafsirkan oleh publik.
Empati, Keberanian, dan Perjuangan: Menelisik Solidaritas Ojol dan Barisan Aksi untuk Demokrasi
Melansir dari laman Pakar Komunikasi, framing merupakan gagasan abstrak yang berfungsi untuk mengatur dan menyusun makna sosial. Dengan teknik framing, media memiliki kemampuan untuk mengarahkan perhatian publik kepada tema tertentu yang mengakibatkan khalayak membuat keputusan apa yang dipikirkan.
Narasi yang digunakan oleh media dan cara suatu isu dikategorikan, bisa sangat mempengaruhi persepsi publik. Mengingat kekuatan media dalam membentuk wacana publik, teori framing merupakan lensa yang sangat berguna untuk memahami pengaruh media bagi khayalak luas.
Dengan mengenali penggunaan teknik framing dalam komunikasi ini, bisa membantu kita lebih kritis dalam menerima informasi dari media. Selain itu, kita juga bisa menjadi komunikator yang lebih bertanggung jawab dengan tidak langsung membagikan suatu informasi yang belum jelas keberpihakannya. Bagaimana menurut Kawan GNFI?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News