Kawan GNFI, kabar baik datang dari panggung BAZNAS Award 2025. LAZ Zakat Sukses berhasil meraih penghargaan kategori “LAZ Provinsi Mustahik Menjadi Muzakki Terbaik”. Penghargaan ini menjadi bukti nyata kepercayaan sekaligus apresiasi atas kerja kolektif penuh dedikasi dalam menggerakkan potensi zakat sebagai energi perubahan sosial.
Di balik penghargaan itu, tersimpan cerita-cerita inspiratif dari para penerima manfaat yang berhasil bangkit dan mandiri. Salah satunya adalah Ibu Neneng Hasanah, seorang ibu yang sempat kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga.
Melalui program bantuan modal usaha, ia mampu mempertahnkan warung kelontongnya. Warung sederhana itu kini bukan hanya tempat berjualan, tetapi juga simbol kemandirian, kebanggaan, dan harapan baru bagi keluarganya.
Cerita serupa hadir dari Maharani, ibu cerdas yang memanfaatkan YouTube untuk berwirausaha. Dengan pendampingan dari Zakat Sukses, ia berani melangkah lebih jauh, menjadikan dunia digital sebagai ladang berkah. Kreativitasnya membuktikan bahwa zakat bisa menjadi pintu untuk lahirnya inovasi, bukan sekadar memenuhi kebutuhan sesaat.
Kisah-kisah seperti ini tidak hadir begitu saja. Zakat Sukses memiliki program unggulan bernama MPOK IIS (Kelompok Inspirasi Ibu Sukses), sebuah koperasi tanpa bunga yang mendorong kemandirian ibu-ibu dhuafa melalui pinjaman usaha.
Hingga kini, koperasi ini telah merangkul ratusan anggota dari berbagai kecamatan di Depok, dan mencatat hasil usaha positif. Dari koperasi inilah lahir banyak cerita ketangguhan, termasuk kisah ibu-ibu yang berhasil membangun usaha mandiri untuk keluarga.
Bagi tim Zakat Sukses dan para relawan, penghargaan ini bukan sekadar piala atau piagam. Lebih dari itu, ia adalah bentuk kepercayaan yang memperkuat amanah. Relawan seperti Priyaning merasakan langsung kebanggaan itu. “Penghargaan ini menguatkan keyakinan kami bahwa jalan yang kami tempuh—memberdayakan, bukan hanya membantu—adalah pilihan tepat,” tuturnya penuh syukur.
Zakat Sukses memang memiliki cara tersendiri dalam membangun semangat “mustahik menjadi muzakki”. Mereka tidak menjual kesedihan, melainkan menyoroti kekuatan dan potensi. Alih-alih menampilkan wajah duka, mereka memilih menyalakan harapan. Dengan begitu, setiap kisah mustahik yang bangkit adalah cerita syukur, motivasi, dan ajakan untuk terus berjuang.
Penghargaan dari BAZNAS tahun ini menjadi semacam energy booster. Rasa syukur yang hadir tidak berhenti pada seremoni, melainkan menjadi bahan bakar baru untuk memperluas program, mempercepat gerakan pemberdayaan, dan menyentuh lebih banyak keluarga dhuafa. Harapannya, tata kelola zakat di Indonesia semakin baik, profesional, dan berintegritas sehingga kepercayaan publik terus tumbuh.
Lebih jauh, apresiasi ini juga mencerminkan wajah Indonesia di mata dunia: bangsa dengan solidaritas tinggi yang tidak hanya peduli pada sesama di dalam negeri, tetapi juga pada kemanusiaan lintas batas, seperti dukungan untuk Palestina. Dari sini kita belajar bahwa zakat bukan hanya kewajiban agama, melainkan sarana yang memperkuat kepedulian antarumat manusia.
Pada akhirnya, tema “Akselerasi Kebaikan” yang diusung Zakat Sukses tahun ini sejalan dengan perjalanan Indonesia menuju Generasi Emas 2045. Akselerasi itu berarti percepatan dalam mengentaskan kemiskinan, memperluas akses pendidikan dan kesehatan, mengurangi kesenjangan, serta memperkuat akhlak mulia. Semua itu dapat terwujud jika zakat dikelola dengan amanah, profesional, dan penuh integritas.
Kawan GNFI, mari kita rayakan pencapaian ini bukan sekadar sebagai kabar gembira, tapi juga sebagai inspirasi untuk ikut serta. Karena setiap rupiah zakat, infak, dan sedekah yang kita titipkan dengan ikhlas bisa menjelma jadi kisah nyata—dari harapan kecil, tumbuh menjadi kemandirian, bahkan mengubah mustahik menjadi muzakki.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News