Gerakan #IndonesiaBicaraBaik menjadi strategi Perhumas dalam membangun reputasi bangsa Indonesia. Bukan sekadar slogan, hastag tersebut merupakan bagian dari gerakan kolektif yang memerlukan partisipasi aktif semua lapisan masyarakat. Partisipasi ini bertujuan untuk mendongkrak citra Indonesia, didukung identitas bangsa yang telah melekat.
Hubungan masyarakat (humas) tidak bisa berjalan sendiri tanpa bekal reputasi yang mumpuni. Sebab, humas hanyalah fasilitator komunikasi, jembatan yang menghubungkan kepentingan organisasi, termasuk negara dengan publik.
Oleh karena itu, keberhasilan kerja humas dipengaruhi oleh kredibilitas, konsistensi, dan integritas sebuah organisasi. Tanpa reputasi yang baik, secanggih apa pun strategi komunikasi yang dirancang, pesan akan mudah dipatahkan oleh ketidakpercayaan.
Hadirkan Praktisi Humas, GoodTalk Off-air Bahas Tarik-menarik antara Viralitas dan Reputasi
Hal ini juga berlaku dalam menyebarkan informasi tentang Indonesia. Para praktisi humas yang tergabung dalam Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) pun tidak dapat berjalan sendiri dalam membangun reputasi bangsa. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor untuk membangun narasi tentang Indonesia sangat penting dilakukan.
Ketua Umum Perhumas, Boy Kelana Soebroto, menyebut, diperlukan sinergi lintas sektor yang dinamakan dengan The Power of 5, meliputi: pemerintah, akademisi, praktisi/dunia usaha, komunitas, dan media, untuk membangun reputasi suatu bangsa.
“Jika kelima unsur ini bergerak bersama, maka narasi reputasi Indonesia akan berdiri kokoh, baik di dalam negeri maupun di mata dunia,” kata Ketua Umum Perhumas, Boy Kelana Soebroto.
Tantangan untuk Profesional Humas Muda, Kolaborasikan Tradisi dan Teknologi!
Bekal Indonesia Membangun Reputasi Dunia
Boy Kelana Soebroto menegaskan bahwa reputasi bangsa tidak lahir begitu saja, melainkan dibangun dari narasi kolektif yang dihidupkan secara konsisten dalam komunikasi publik.
Bagi Indonesia, tugas ini sebenarnya tidak begitu sulit, sebab Indonesia telah memiliki bekal sebagai bangsa yang beragam. Sebuah keunikan dan keunggulan yang jadi nilai jual Indonesia di mata dunia.
Sejarah mencatat, identitas Indonesia lahir bukan dari keseragaman, melainkan dari kesadaran kolektif untuk bersatu dalam perbedaan.
Keragaman ini memperkaya dan menegaskan identitas Indonesia.
“Indonesia memiliki modal luar biasa, kaya budaya, sejarah, inovasi, dan keberhasilan. Melalui Gerakan Indonesia Bicara Baik, kita ingin menggeser energi bersama: dari pesimis menjadi optimis, dari keluhan menjadi solusi, dari berita buruk menjadi cerita inspiratif,” ujarnya.
Pekerjaan Humas di Era Digital, Apakah Tergantikan oleh AI?
Konvensi Humas, Targetkan Indonesia Berdaya Saing Global
“Konvensi Humas Indonesia 2025: Inovasi Bersama untuk Indonesia Berdaya Saing Global” adalah tema besar yang diusung oleh Perhumas dalam Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2025 nanti. Tema itu diumumkan dalam Kick Off Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2025 yang digelar pada 23 Agustus lalu.
Sementara itu, acara puncak konvensi ini akan digelar di Surabaya pada 12-14 Desember mendatang. Kegiatan ini diharapkan menjadi motor penggerak sinergi komunikasi bangsa di tengah tantangan globalisasi dan derasnya arus informasi.
Konvensi Humas Indonesia 2025 akan menyuguhkan beragam program strategis, mulai dari forum diskusi hingga apresiasi yang meliputi; Global Communication Knowledge Conference (Call for Article - Buku Kolaboratif Humas 2025), Perhumas Indicator, Konvensi Humas Indonesia 2025, Anugerah Perhumas, Perhumas PR Excellence Awards, dan Pemuda (Pertemuan Humas Muda Indonesia) serta Pemuda Awards.
Menkomdigi: Dalam Komunikasi Strategis, AI Bisa Promosikan Keragaman Indonesia
Tidak hanya itu, sebagai upaya menuju acara puncak, Perhumas mencanangkan Gerakan Indonesia Bicara Baik untuk mendongkrak citra positif dari bangsa Indonesia. Sebab, di era digital saat ini, humas tidak lagi sekedar menyampaikan informasi.
Humas berperan sebagai katalisator yang menghubungkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media dalam memperkuat identitas bangsa di ruang publik.
Melalui momentum ini, Perhumas mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan komunikasi sebagai pilar penting pembangunan nasional. #IndonesiaBicaraBaik ditegaskan bukan sekadar slogan, melainkan gerakan kolektif yang memerlukan partisipasi aktif semua lapisan masyarakat.
Humas vs Algoritma Digital: Tantangan Nyata Praktisi Komunikasi di Era Dominasi AI
Dengan narasi positif, kolaborasi lintas sektor, serta inovasi bersama, Indonesia diyakini mampu memperkuat reputasi, menjaga identitas, dan meningkatkan daya saing di kancah global.
Dirjen Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital RI, Ibu Fifi Aleyda Yahya pun menyampaikan apresiasi terhadap peran strategis Perhumas dalam menjaga kredibilitas komunikasi bangsa.
“Gerakan Indonesia Bicara Baik bukan sekadar kampanye, melainkan ruang budaya komunikasi yang optimis, berbasis empati, dan berakar pada kearifan lokal. Dalam dinamika global yang penuh ketidakpastian, etika harus tetap menjadi jangkar kita,” ungkapnya
Pentingnya Mengonsumsi Konten dan Berita Baik Bagi Kesehatan Mental
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News