ramah lingkungan brin kembangkan inovasi zat kimia anti korosi dari tumbuhan - News | Good News From Indonesia 2025

Ramah Lingkungan, BRIN Kembangkan Inovasi Zat Kimia Anti-korosi dari Tumbuhan

Ramah Lingkungan, BRIN Kembangkan Inovasi Zat Kimia Anti-korosi dari Tumbuhan
images info

Dalam upaya menghadapi tantangan global terkait keberlanjutan dan perlindungan lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan potensi besar yang dimiliki oleh sumber daya hayati Indonesia sebagai bahan dasar inovasi teknologi mitigasi korosi yang ramah lingkungan.

Hal ini disampaikan secara resmi oleh Gadang Priyotomo dalam Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor Riset Ilmu Teknik Bidang Teknik Pencegahan Korosi yang diselenggarakan pada Rabu, 20 Agustus, di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung B.J. Habibie, Jakarta. 

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Teknologi Mitigasi Korosi Ramah Lingkungan untuk Konservasi Struktur Rawan Korosi”, Gadang menekankan pentingnya pengembangan variasi zat aktif antikorosi yang berasal dari bahan alami, baik dari wilayah darat maupun laut Indonesia.

Potensi Kearifan Lokal sebagai Solusi Alternatif

Menurut Gadang, pendekatan pemanfaatan sumber daya alam lokal bukan hanya menjadi alternatif strategis untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia impor yang mahal, tetapi juga menjawab tantangan lingkungan akibat penggunaan bahan sintetik yang tidak ramah lingkungan.

“Pada orasi ini, saya menyampaikan state of the art tentang perkembangan, peluang, dan tantangan riset korosi melalui pendekatan mitigasi ramah lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia,” ujar Gadang mengawali paparannya.

Ia menjelaskan bahwa penemuan-penemuan kunci dalam riset ini memberikan pemahaman komprehensif mengenai mekanisme perlindungan korosi berbahan alami, baik melalui metode inhibitor maupun coating, yang dapat diaplikasikan dalam lingkungan industri dan maritim.

Eksplorasi dan Temuan Inovatif dari Berbagai Sumber Hayati

Selama lebih dari dua dekade berkarir di BRIN, Gadang bersama mitra universitas telah mengeksplorasi berbagai potensi hayati khas Indonesia. Mulai dari ubi ungu, kulit buah, daun talas, hingga teh putih, semua telah diteliti sebagai bahan alami inhibitor korosi yang tidak hanya menyaingi tetapi dalam beberapa kasus bahkan melampaui efektivitas bahan sintetik. 

“Bahan nabati ini mempunyai nilai fungsi fisiologis positif sebagai zat antioksidan, anti kanker, dan anti bakteri. Melalui riset, potensi ubi ungu dapat diaplikasikan sebagai zat aktif antikorosi di bidang industri melalui adaptasi fungsi mekanisme zat antiradikal bebas,” jelas Profesor Riset yang menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Teknik Metalurgi Universitas Indonesia ini.

Tidak hanya ubi ungu, limbah kulit buah seperti kelengkeng dan buah naga juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Riset membuktikan bahwa kulit buah kelengkeng dapat berfungsi sebagai zat antikorosi dengan efisiensi hingga 93% pada konsentrasi 500 ppm, sehingga dapat menjadi solusi tambahan dalam pembersihan pipa migas. 

Sementara itu, kulit buah naga mampu menekan kerusakan korosi hingga 87,73%. Daun tembakau, melalui riset kolaboratif, terbukti menurunkan kerusakan korosi hingga 80% pada injeksi optimal 60 ppm dalam media simulasi production water flowline crude oil.

Baca juga Patikan Kebo, Tanaman Liar dengan Senyawa Aktif yang Bermanfaat untuk Kecantikan

Dampak Signifikan pada Industri dan Lingkungan

Temuan-temuan ini tidak hanya memiliki implikasi teknis tetapi juga dampak ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Penggunaan bahan alami sebagai inhibitor korosi dapat mengurangi biaya produksi dan operasional, sekaligus meminimalisir dampak negatif terhadap ekosistem.

Gadang mencontohkan bagaimana ekstrak daun talas mampu menekan laju korosi hingga 72% dalam aplikasi industri, dan hampir 80% pada penyimpanan larutan asam sulfat. Sementara ekstrak daun teh putih terbukti efektif mengurangi kerusakan korosi hingga 96% hanya pada konsentrasi rendah, yakni 80 ppm.

“Fakta riset ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan hayati yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi solusi antikorosi ramah lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya mendukung ketahanan industri, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan,” tegas Gadang yang meraih gelar doktor dari Graduate School of Engineering, Osaka Prefecture University, Jepang.

Harapan untuk Kontribusi Kebijakan dan Masa Depan

Di akhir orasinya, Gadang menyampaikan harapan agar hasil riset ini dapat berkontribusi nyata pada kebijakan pemerintah, terutama dalam mendorong praktik teknologi hijau (green technology) dan mengurangi jejak karbon.

“Melalui pemanfaatan bahan ramah lingkungan dalam metode mitigasi korosi, baik inhibitor maupun coating, kita dapat menghasilkan strategi mitigasi yang akurat. Hal ini akan mendorong penggunaan sumber daya yang lebih berkelanjutan,” pungkasnya.

Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya menjadi terobosan dalam dunia ilmu material dan teknik, tetapi juga menjadi bagian dari upaya besar Indonesia dalam mempromosikan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Baca juga Terungkap Sarang Tawon Angkut-Angkut Punya Senyawa Penting untuk penyembuhan Luka

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.