Siapa sangka, belajar ekosistem mangrove ternyata bisa dilakukan sejak dini. Salah satunya lewat permainan. Di tangan komunitas Bestari Indonesia, ular tangga dan kartu kuartet bukan saja hiburan, tetapi juga sumber pengetahuan.
Bestari Indonesia merupakan komunitas pegiat literasi ekologi khususnya pada pendidikan mangrove dan penguatan karakter anak berbasis permainan. Komunitas asal Daerah Istimewa Yogyakarta ini mengembangkan permainan Ular Tangga Mangrove dan Kartu Kuartet Sampah yang dapat dimainkan semua umur terutama anak-anak.
Ada di penjuru Indonesia, usung konsep ramah lingkungan, Muh. Ilham Kholid selaku Founder Bestari Indonesia sekaligus Duta Mangrove Indonesia 2025 menjelaskan pentingnya pemilihan metode pembelajaran yang menyenangkan untuk anak.
"Kami mengembangkan media pembelajaran melalui gamifikasi atau menjadikan pembelajaran tersebut seperti melakukan sebuah game atau permainan, agar anak-anak itu senang untuk mempelajari, untuk bermain," ujar Ilham
Ia menambahkan, fleksibilitas pembelajaran juga menjadi fokusnya agar suasana kegiatan pembelajaran mengenai ekosistem mangrove semakin seru dan tidak kaku.
"Anak-anak akan belajar kapan saja ketika mereka ingin bermain, ketika mereka suka memainkannya. Nah, bagi anak-anak itu tidak akan terasa bahwa secara tidak langsung akan terjadi transfer ilmu terkait ekosistem mangrove di sana," imbuhnya.
Baca juga: Selamatkan Mangrove, Selamatkan Masa Depan Pesisir
Tak hanya substansi, Bestari Indonesia juga memberi perhatian lebih pada kemasan permainan yang ramah lingkungan.
"Kami mengemas atau packaging dari produk tersebut menggunakan kemasan yang ramah lingkungan, yaitu paperbag daur ulang dan besek bambu," sebut Ilham.
Saat ini, Bestari Indonesia telah menyalurkan kedua permainannya ke berbagai penjuru Indonesia. Komunitas ini bekerja sama dengan tim KKN PPM UGM Periode II Tahun 2025 untuk meluaskan literasi mangrove serta meningkatkan kesadaran pentingnya pelestarian ekosistem mangrove sejak usia dini.
Beberapa di antaranya adalah Aceh, Sulawesi bagian Timur, Kepulauan Riau, Maluku Utara, Raja Ampat (Papua Barat Daya), Lombok, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan dan lainnya.
Fokus Kembangkan Permainan Inklusif
Tidak berhenti di situ saja, Bestari Indonesia akan terus melakukan riset dan pengembangan mulai dari permainan boardgame hingga kurikulum pembelajaran. Selain itu, berfokus pada media dan material yang inklusif dan ramah lingkungan.
"Misal kalau ular tangga, dari mulai kertasnya, kemudian pion-pionnya, dadunya, dan lain sebagainya, serta media tersebut ramah terhadap siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus," tutur Ilham.
Bestari Indonesia juga memiliki rencana pengembangan permainan digital berbasis audio sehingga bisa dimainkan pula oleh teman-teman disabilitas netra.
Muh. Ilham Kholid berharap permainan ini dapat menjadi salah satu alat peraga yang ada di banyak sekolah dasar sebagai upaya pengenalan ekologi mangrove dan jenis-jenis sampah.
Hal ini karena masyarakat memiliki peran penting sebagai pelindung mangrove. Setidaknya, mengenal mangrove dengan lebih baik sejak kanak-kanak.
Baca juga: Penting Bagi Kehidupan, Inilah Fungsi dan Fakta Hutan Mangrove
Ia juga menambahkan bahwa usia 3-12 tahun merupakan tahap anak-anak mulai meniru perilaku orang tua, guru, atau orang lain dan mulai memiliki kemampuan logika. Jika kita sering mengajak anak-anak untuk peduli terhadap pelestarian ekosistem mangrove melalui permainan tersebut atau menanam pohon bakau di ekowisata mangrove, maka karakter di dalam diri anak tersebut terbentuk.
"Mempelajari dan melestarikan ekosistem mangrove itu bukan hanya tugas masyarakat pesisir, tapi itu adalah tugas kita bersama," ujar Ilham.
"Baik masyarakat di gunung, di kutub, di gunung sekalipun, itu mendapatkan manfaat dari mangrove. Jadi ini menjadi tugas kita bersama untuk melestarikan mangrove, melestarikan berbagai kehidupan yang ada di ekosistem mangrove," tutupnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News