Di tengah hamparan sawah yang hijau dan udara sejuk khas pedesaan, suara riuh rendah terdengar dari salah satu ruang kelas SMP Al-Muttaqien di Desa Sukajadi. Bukan sedang ujian, bukan pula lomba olahraga, melainkan para siswa yang sedang belajar tentang AI atau Artificial Intelligence.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Desa Sukajadi tahun 2025, yang digagas oleh mahasiswa untuk membekali generasi muda dengan keterampilan abad 21: literasi digital, kreativitas dan inovasi, dan pemikiran kritis. Programnya diberi nama “Kenalan dengan AI: Peningkatan Kreativitas dan Literasi Digital Siswa SMP melalui Prompting Cerdas”.
Dari “Apa itu AI?” hingga “Wah, ini keren banget!”
Sejak awal sesi, para siswa sudah dibuat penasaran. Beberapa saling berbisik, “AI itu robot ya?” atau “Kayak di film-film, kan?”. Namun, mahasiswa KKN pun menjelaskan dengan sabar bahwa teknologi AI bukan hanya sekedar robot, melainkan teknologi cerdas yang bisa membantu manusia berpikir, mencari ide, bahkan membuat karya seni.
Dengan metode interaktif, mereka memperkenalkan konsep dasar AI, contoh penerapannya di dunia nyata, mulai dari membantu dokter mendiagnosis penyakit, membuat desain, sampai membantu siswa mengerjakan tugas.
Setelah itu, bagian serunya dimulai, yaitu praktik membuat prompt cerdas. Siswa-siswi diajak menulis perintah untuk AI sesuai tema unik yang sudah disiapkan, lalu melihat hasilnya langsung di layar. Hasilnya? Kreatif banget!
Ada yang penasaran bagaimana menjadi pelatih futsal di Kutub Utara, lengkap dengan strategi menghadapi lapangan es. Ada juga yang iseng tanya, “Kalau ada limbah minuman sachet, bisa diolah jadi apa ya?” dan AI menjawab dengan ide ramah lingkungan.
Tak berhenti di situ, ada juga yang kepo tentang daur hidup katak serta detail siklus nitrogen yang jadi bahan pelajaran Biologi. Bahkan ada yang mau tahu suasana pasar di era Kerajaan Mataram Kuno, kira-kira apa saja barang yang dijual saat itu.
Lebih seru lagi, ada siswa yang meminta AI membuat skenario sistem tumpang sari dengan tanaman berawalan huruf S dan M, hingga membandingkan game terfavorit dengan game yang kurang diminati. Puncaknya, mereka menantang AI bikin resep masakan dengan bahan makanan berawalan A, I, U, E, O. Suasana kelas pun pecah dengan gelak tawa, decak kagum, dan rasa penasaran yang seolah tak ada habisnya.
Kreativitas Tanpa Batas Hasilnya luar biasa
Dalam waktu singkat, anak-anak yang awalnya malu-malu justru berubah menjadi antusias dan berebut ingin mencoba prompt mereka sendiri. Ruangan dipenuhi gelak tawa ketika AI menjawab dengan gaya lucu dan munculnya rasa kagum saat AI menghasilkan puisi yang indah.
“Ternyata gampang banget bikin AI jawab sesuai yang kita mau. Jadi pengen nyoba terus!” ungkap salah satu siswa sambil menunjukkan hasil karyanya dengan antusias.
Tak hanya siswa yang antusias, para guru pun merasa kegiatan ini sangat bermanfaat. Mereka melihat anak-anak menjadi lebih berani bereksperimen, lebih kritis dalam berpikir, dan belajar untuk menyampaikan ide secara jelas, karena prompt yang baik harus disusun dengan kata-kata yang tepat, anak-anak belajar komunikasi sekaligus kreativitas.
Teknologi yang Tidak Perlu Ditakuti
Di akhir kegiatan, mahasiswa KKN menekankan pesan penting: teknologi bukan sesuatu yang perlu ditakuti, tapi dimanfaatkan. Justru, jika digunakan dengan bijak, AI bisa menjadi teman belajar, sumber inspirasi, dan alat untuk mengasah kreativitas.
“Kami ingin anak-anak di Desa Sukajadi tahu bahwa teknologi bisa jadi teman belajar, sumber inspirasi, dan alat untuk mengasah kreativitas,” ujar salah satu mahasiswa KKN.
Kegiatan ini juga membuka wawasan bahwa anak-anak desa memiliki potensi yang sama besarnya dengan anak-anak di kota. Dengan akses informasi dan teknologi yang tepat, mereka bisa menjadi generasi yang siap bersaing dan berinovasi di era digital.
Dari Desa, Untuk Masa Depan Indonesia
Program “Kenalan dengan AI” hanyalah salah satu langkah kecil dari kelompok KKN-T di Desa Sukajadi. Namun, dampaknya bisa sangat besar karena dari sinilah benih rasa ingin tahu, semangat belajar, dan keberanian berinovasi mulai tumbuh.
Kini, anak-anak Desa Sukajadi tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta ide dan solusi. Siapa sangka, percakapan sederhana dengan AI di ruang kelas desa bisa menjadi awal dari masa depan yang penuh inovasi?
Karena masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda yang berani mencoba, kreatif berkarya, dan bijak memanfaatkan teknologi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News