paparuwa solusi pertanian mandiri tim kkn t ipb gerakkan warga desa pasir eurih tanam padi dan cabai di lahan pekarangan - News | Good News From Indonesia 2025

PAPARUWA, KKN-T IPB Gerakkan Warga Desa Pasir Eurih Tanam Padi dan Cabai di Lahan Pekarangan

PAPARUWA, KKN-T IPB Gerakkan Warga Desa Pasir Eurih Tanam Padi dan Cabai di Lahan Pekarangan
images info

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University menghadirkan inovasi PAPARUWA (Pertanian Pekarangan untuk Rumah Warga) di Desa Wisata Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor.

Program ini mengajak warga memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan seperti cabai dan padi skala rumahan.

Melalui PAPARUWA, warga tidak hanya diajak untuk bercocok tanam, tetapi juga didorong membangun kemandirian pangan keluarga dengan memanfaatkan lahan yang sebelumnya kosong atau kurang produktif.

Salah satu kegiatan utama adalah sosialisasi dan praktik langsung persemaian padi untuk di pekarangan. Ini menjadi langkah awal untuk mendukung ketahanan pangan berbasis rumah tangga.

Foto penanaman cabai di pekarangan | Dokumentasi Pribadi
info gambar

Dengan pendekatan edukatif, mahasiswa KKN-T memberikan pelatihan teknis mengenai penanaman dan penyemaian cabai maupun padi di lahan terbatas.

Warga diajarkan memanfaatkan polybag, petak kecil tanah, atau wadah daur ulang agar tetap bisa bertani meski tidak memiliki sawah luas.

Pemanfaatan lahan pekarangan salah satunya dengan menanam varietas cabai rawit ORI 212 yang sesuai dengan kondisi lingkungan bogor serta produktivitas tinggi dan tahan penyakit.

Penanaman dilakukan oleh pengurus kampung ramah lingkungan (KRL), Perangkat desa RT, dan RW. Penanaman cabai rawit dipilih untuk menunjang kebutuhan terhadap cabai rawit di tingkat keluarga.

Dalam kegiatan Paparuwa, warga juga menerima benih padi unggul IPB 3S, varietas yang dikenal berproduktivitas tinggi, tahan cekaman, dan cocok untuk lahan terbatas.

Tidak hanya pembagian benih, tim KKN-T juga menggelar demonstrasi persemaian padi secara organik, metode yang ramah lingkungan, hemat biaya, dan minim penggunaan pestisida kimia.

Foto penyerahan benih IPB 3S kepada ketua Gabungan Kelompok Tani | Dokumentasi Pribadi
info gambar

Suasana kegiatan berlangsung interaktif. Warga antusias bertanya seputar perawatan tanaman, penanggulangan hama, dan cara memanfaatkan hasil panen.

"Sesi interaktif mahasiswa KKN tidak hanya untuk memberi informasi berdasarkan kacamata kampus. Namun, mahasiswa juga mengetahui ilmu secara langsung dari petani. Ilmu yang diperoleh langsung mengenai tantangan selama budidaya dan pendekatan pemerintah untuk mendongkrak produksi dengan mengenalkan jenis padi dan juga telah dicoba di lahan milik petani," ujar salah satu peserta Paparuwa.

Mahasiswa turut memperkenalkan forum diskusi melalui aplikasi IPB Digitani, di mana ternyata telah dikenali oleh sebagian peserta. Sesi interaktif semakin mengerucut bagaimana program ini mampu mendongkrak tidak hanya pangan, tetapi juga ekonomi.

Program paparuwa memiliki fokus pada metode persemaian cabai dan padi, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan dengan membuat usaha persemaian bibit cabai dan padi.

“Kami ingin membuktikan bahwa bertani tidak harus punya sawah luas. Bahkan di pekarangan pun bisa, asal dikelola dengan benar,” ujar Howards, Koordinator Desa KKN-T BOGORKAB07.

Banyak warga mengaku program ini memberi pengetahuan baru sekaligus menambah semangat untuk berkebun di rumah.

Foto suasana diskusi bersama peserta PAPARUWA | Dokumentasi Pribadi
info gambar

“Dengan PAPARUWA, saya jadi tahu kalau pekarangan bisa menghasilkan sayur dan beras untuk keluarga. Jadi tidak semua harus beli di pasar,” tutur Asep, salah satu peserta program.

Program PAPARUWA dianggap sebagai solusi kreatif dan berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga, mengurangi pengeluaran harian, serta meningkatkan kesadaran akan pertanian ramah lingkungan.

“Dengan PAPARUWA, warga tidak hanya belajar bertani, tapi juga belajar mandiri pangan dari rumah sendiri,” sebut Dirja.

Mahasiswa berharap program ini dapat terus dilanjutkan secara mandiri oleh warga, bahkan berkembang menjadi gerakan kolektif antarwarga yang saling berbagi bibit dan pengalaman bercocok tanam.

Jika konsisten dilakukan, PAPARUWA berpotensi menciptakan desa mandiri pangan yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dari pekarangan rumah masing-masing.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.