Setelah 4 minggu penuh perjalanan, akhirnya rangkaian program Vitation 2.0 resmi ditutup melalui acara penutup yang penuh kehangatan, Arrivederci Delegati.
Suasana haru bercampur bahagia mewarnai momen ini, karena bagi para peserta, acara ini bukan hanya sekadar penutup, melainkan titik refleksi dari perjalanan mereka yang penuh pembelajaran dan makna.
Selama satu bulan, Vitation 2.0 menghadirkan 20 sesi yang terbagi atas 15 sesi online dan 5 sesi offline. Setiap sesi dirancang untuk lebih dari sekadar memberikan materi. Namun, juga ada ruang untuk saling berbagi, saling mendengar dan saling menguatkan.
Online sessions memberi fleksibilitas untuk berdiskusi lintas jarak, sementara offline sessions menghadirkan energi kebersamaan yang lebih nyata.
Semua sesi tersebut menjadi jembatan untuk mengasah empati, kepedulian, sekaligus menumbuhkan keyakinan bahwa perubahan bisa dimulai dari anak muda.
Program ini bukan hanya deretan kegiatan, tapi sebuah perjalanan transformasi. Banyak delegates yang datang dengan rasa ingin tahu, lalu pulang membawa keberanian baru. Ada yang awalnya ragu untuk bersuara, kini lebih percaya diri.
AIESEC Future Leaders: Bangun Pondasi Keuangan Kuat untuk Masa Depan Gemilang
Ada pula yang sebelumnya kurang peduli dengan isu sosial, kini justru semakin peka dan ingin berkontribusi.
Dalam acara penutup Arrivederci Delegati, berbagai cerita personal pun muncul ke permukaan. Muhammad Irfan Lando, salah satu peserta mengungkapkan, “Vitation 2.0 membuat saya sadar bahwa langkah kecil pun bisa punya arti besar. Saya belajar bahwa kepedulian itu bukan sesuatu yang abstrak, tapi nyata kalau dimulai dari hal-hal sederhana di sekitar. Program ini meninggalkan kesan yang dalam buat saya dan saya yakin akan terus saya bawa setelah ini,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta Vitation 2.0, Astrella Syadira Ramadhante juga membagikan pengalamannya.
“Bagi saya, Vitation 2.0 adalah perjalanan penuh arti. Saya menemukan banyak hal baru tentang diri saya, belajar berani untuk berbicara, dan yang paling penting, saya menemukan lingkungan yang suportif. Arrivederci Delegati jadi momen paling emosional karena di sini saya benar-benar merasa punya keluarga baru yang tumbuh bersama,” tuturnya.
Lebih dari sekadar pengalaman pribadi, Vitation 2.0 juga menunjukkan bahwa pemuda punya peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih peduli dan inklusif.
Dampaknya mungkin tidak langsung terlihat besar. Namun, perubahan cara pandang, semangat kolaborasi, dan kepedulian yang tumbuh dari parapeserta adalah modal berharga untuk melanjutkan kontribusi delegates di dunia nyata.
Arrivederci Delegati menutup program dengan penuh rasa syukur, tetapi juga membuka pintu bagi langkah-langkah baru. Karena meski rangkaian Vitation 2.0 sudah selesai, semangatnya tidak berhenti di sini.
Justru dari sinilah perjalanan sesungguhnya dimulai: perjalanan untuk membawa nilai-nilai yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari dan menyebarkannya ke lebih banyak orang di sekitar.
Join AIESEC 2025: AIESEC in UGM Wujudkan Pemimpin Muda UGM yang Berdampak bagi Masyarakat
AIESEC in UPNVJ percaya bahwa setiap generasi muda punya kekuatan untuk menciptakan perubahan. Melalui program seperti Vitation 2.0, mereka tidak hanya belajar. Namun, juga mengalami langsung arti dari kepedulian, empati, dan kolaborasi. Harapannya, semangat ini bisa terus berlanjut dari satu langkah kecil menuju dampak besar bagi masyarakat.
Penulis: Sandra Aulia Sabina
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News