kkn ipb di desa cipendawa cianjur menghidupkan literasi lewat taman baca masyarakat - News | Good News From Indonesia 2025

KKN IPB di Desa Cipendawa, Cianjur: Menghidupkan Literasi Lewat Taman Baca Masyarakat

KKN IPB di Desa Cipendawa, Cianjur: Menghidupkan Literasi Lewat Taman Baca Masyarakat
images info

KKN IPB di Desa Cipendawa, Cianjur: Menghidupkan Literasi Lewat Taman Baca Masyarakat


Sebuah Taman Baca Masyarakat (TBM) berdiri di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, menjadi pusat belajar dan bermain anak-anak desa. TBM ini lahir dari inisiatif seorang warga, Pak Teddy, yang prihatin terhadap rendahnya minat baca anak-anak di daerahnya.

Kisah ini ditemukan oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Cipendawa. Saat menyusuri perkampungan, mereka tak sengaja bertemu dengan TBM kecil yang ramai oleh suara tawa anak-anak. Buku-buku tersusun di rak kayu, sebagian terlihat lusuh tanda sering dibaca.

Pak Teddy tidak pernah merencanakan dirinya akan menjadi penggerak literasi desa. Semua bermula dari kegemarannya membaca dan kebiasaannya mengoleksi buku. Koleksi itu awalnya hanya untuk dirinya sendiri, tersimpan di rak rumah.

Namun, obrolan dengan rekan kerja membuka matanya: di Cipendawa belum ada ruang baca untuk anak-anak, dan jarak menuju TBM terdekat di Cipanas cukup jauh serta membutuhkan biaya transportasi.

“Penting soalnya anak-anak di sini susah baca, belum ada taman baca di Cianjur yang dekat, apalagi di Pacet,” kata Pak Teddy.

Keprihatinan itu semakin kuat saat ia melihat banyak anak lebih akrab dengan gawai dan permainan daring daripada buku. Baginya, kebiasaan ini mengkhawatirkan. Anak-anak yang tidak terbiasa membaca akan kesulitan memahami pelajaran di sekolah dan cenderung kurang terasah imajinasinya.

Perjalanan membangun TBM tidak selalu mudah. Tantangan awal yang dihadapi adalah minimnya koleksi buku dan sulitnya menarik minat anak-anak untuk membaca. Untuk mengatasinya, Pak Teddy memulai dengan kegiatan mewarnai, menggambar, dan permainan sederhana agar anak-anak tertarik datang, sebelum akhirnya diarahkan membaca.

“Kalau langsung suruh baca, mereka malas. Tapi kalau sambil main, lama-lama mau,” ujarnya sambil tersenyum. Ia juga mendapat bantuan koleksi buku dari donasi teman-teman dan dukungan keluarga.

Respon masyarakat sangat positif. TBM ini menjadi satu-satunya di Kecamatan Pacet, berbeda dengan Cipanas yang memiliki beberapa TBM seperti Taman Baca Binar.

Anak-anak yang datang bukan hanya membaca, tapi juga belajar bersama, mengerjakan PR, bahkan mengikuti lomba. “Yang penting minat bacanya ada, apalagi pinjam buku di sini gratis,” kata Pak Teddy.

Bagi Pak Teddy, TBM bukan sekadar tempat membaca, tetapi wadah berkegiatan bagi masyarakat, termasuk kegiatan islami dan perayaan hari besar seperti 17 Agustus. Pesannya untuk generasi muda sederhana tapi bermakna, “Lebih suka baca, jangan kebanyakan main HP.”

Kehadiran TBM ini menjadi salah satu potret nyata bahwa semangat literasi bisa tumbuh dari inisiatif warga. Ke depan, Pak Teddy ingin TBM Cipendawa memiliki koleksi yang lebih lengkap dan fasilitas yang lebih nyaman, seperti meja baca anak, karpet, dan pencahayaan yang baik.

Ia juga berharap ada dukungan dari pemerintah daerah maupun komunitas literasi untuk mengembangkan program yang lebih luas, misalnya pelatihan menulis untuk anak-anak atau pemutaran film edukasi.

Bagi mahasiswa KKN IPB, pengalaman mengenal TBM Cipendawa menjadi pelajaran berharga. Mereka melihat bagaimana satu orang, dengan sumber daya terbatas, mampu memberi dampak besar bagi lingkungan sekitarnya.

Mahasiswa KKN pun ikut membantu, mulai dari mengatur buku, membersihkan ruangan, hingga membuat poster kegiatan untuk menarik lebih banyak anak. Beberapa di antara mereka juga mengadakan kelas membaca cerita dan bimbingan.

Meski TBM ini kecil, mimpinya besar. Pak Teddy ingin generasi muda Cipendawa tumbuh menjadi pribadi yang cinta membaca, kreatif, dan memiliki rasa ingin tahu tinggi. Ia berharap mereka bisa melihat dunia yang lebih luas lewat halaman buku.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KC
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.