siap siaga desa kedu bentuk relawan destana demi keselamatan warga - News | Good News From Indonesia 2025

Siap Siaga! Desa Kedu Bentuk Relawan DESTANA Demi Keselamatan Warga

Siap Siaga! Desa Kedu Bentuk Relawan DESTANA Demi Keselamatan Warga
images info

Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung resmi membentuk Relawan Destana Eka Wira Kedu pada 24 Juli 2025 di Aula Balai Desa Kedu. Pembentukan ini menjadi bagian dari rangkaian program Desa Tangguh Bencana (DESTANA) yang juga menjadi program kerja utama KKN GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES) 2025.

Agenda pembentukan ini dilakukan dalam rangkaianForum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Kedu dan dihadiri oleh perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, di antaranya Pak Suci, Pak Priya, dan Pak Chandra.

Kepala Desa Kedu, Teguh BA, bertindak sebagai penanggung jawab, sementara Aris Purnomo terpilih menjadi ketua Relawan Destana Eka Wira Kedu.

Kesiapsiagaan yang Mendesak

Desa Kedu merupakan wilayah dengan potensi bencana cukup tinggi. Dalam lima tahun terakhir, setidaknya tiga jenis ancaman kerap terjadi, yaitu angin kencang, tanah longsor, dan kebakaran.

Data BPBD mencatat, pada 2020, kebakaran melanda pemukiman warga dan menimbulkan kerugian material. Tahun 2023, hujan deras memicu tanah longsor yang merusak rumah dan kandang ternak. Sementara pada 2024, angin kencang menyebabkan robohnya material bangunan di beberapa titik.

“Pembentukan relawan ini merupakan langkah untuk mewujudkan Desa Kedu yang mandiri dalam penanggulangan bencana, menjadi desa yang aman, sekaligus meminimalisir risiko kerugian,” ujar Kepala Desa Teguh BA.

Struktur dan Peran Relawan

Relawan yang terbentuk terdiri dari beberapa bidang tugas: SAR, dapur umum, logistik dan peralatan, kesehatan, serta keamanan. Masing-masing bidang memiliki koordinator dan anggota yang siap bertindak sesuai perannya ketika bencana terjadi.

Misalnya, tim SAR bertugas melakukan pencarian dan penyelamatan, tim dapur umum menyiapkan logistik makanan, sementara tim kesehatan memberikan pertolongan pertama.

Meski demikian, proses pembentukan relawan tidak sepenuhnya mudah. “Awalnya agak sulit mencari warga yang mau terlibat aktif, karena menjadi relawan berarti siap siaga kapan saja, bahkan di luar jam kerja,” kata Aris Purnomo, Ketua Relawan.

“Tapi kami percaya, dengan peningkatan kesadaran dan pelatihan, jumlah anggota akan bertambah.”

Peran KKN GIAT 12 UNNES

KKN GIAT 12 UNNES 2025 menjadi motor penggerak penting dalam program ini. Melalui sinergi dengan pemerintah desa dan BPBD, tim KKN memfasilitasi sosialisasi, pendataan, dan pelatihan awal bagi calon relawan.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga digencarkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kesiapsiagaan bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama.

Salah satu aksi nyata yang telah dilakukan adalah edukasi bencana kebakaran pada 4 Agustus 2025 dengan menghadirkan Tim Pemadam Kebakaran setempat.

Kegiatan ini menyasar siswa-siswi SD di Desa Kedu, mengajarkan cara mencegah kebakaran, langkah evakuasi yang benar, dan penggunaan alat pemadam api ringan. “Anak-anak harus paham sejak dini, karena pengetahuan itu bisa menyelamatkan nyawa,” ujar salah satu anggota tim Damkar.

Rencana Aksi ke Depan

Ke depan, Relawan Destana Eka Wira Kedu berencana melaksanakan simulasi bencana skala desa. Simulasi ini akan melibatkan seluruh warga, perangkat desa, dan lembaga terkait untuk menguji kesiapan jalur evakuasi, koordinasi antar-tim, dan penggunaan peralatan darurat.

Masyarakat dan Data Desa

Dengan luas wilayah 350,74 hektare dan populasi 5.452 jiwa yang terdiri dari 2.672 laki-laki dan 2.780 perempuan, Desa Kedu memiliki modal sosial yang kuat dalam menghadapi bencana: budaya gotong royong.

Kehadiran Relawan Destana Eka Wira Kedu diharapkan tidak hanya menjadi garda terdepan dalam keadaan darurat, tetapi juga menjadi agen edukasi yang menanamkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana di tengah masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, pembentukan relawan ini diharapkan menjadi contoh bagi desa lain di Temanggung, bahwa kesiapsiagaan yang dibangun dari tingkat desa mampu memperkuat ketahanan masyarakat secara menyeluruh.

“Kami ingin membuktikan bahwa kekuatan terbesar ada di warga itu sendiri. Bersama, kita bisa melindungi Desa Kedu dari ancaman bencana,” tutup Aris Purnomo.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.