indonesia dalam strategi indo pasifik menakar efektivitas asean outlook on the indo pasific aoip - News | Good News From Indonesia 2025

Indonesia dalam Strategi Indo-Pasifik: Menakar Efektivitas ASEAN Outlook on the Indo-Pasific (AOIP)

Indonesia dalam Strategi Indo-Pasifik: Menakar Efektivitas ASEAN Outlook on the Indo-Pasific (AOIP)
images info

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik kini bukan lagi hanya perdebatan strategi global, tetapi juga berdampak langsung pada stabilitas kawasan yang menjadi kepentingan utama Indonesia.

Dalam konteks ini, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) menjadi instrumen diplomatik yang tidak hanya memperkuat posisi Indonesia, tetapi juga menegaskan peran ASEAN sebagai jangkar stabilitas regional. Seperti yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam ASEAN Future Forum, “Asean harus memastikan Indo-Pasific tetap menjadi kawasan yang damai, terbuka, dan inklusif, yang mengedepankan dialog dan kolaborasi konkret.”.

AOIP pertama kali diusulkan oleh Indonesia dan disahkan oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT ke-34 pada tahun 2019. AOIP menekankan empat bidang kerja sama utama: maritim, konektivitas, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama ekonomi. Tidak seperti strategi Indo-Pasifik lainnya yang bernuansa aliansi militer atau eksklusivitas blok, AOIP mendorong pendekatan terbuka, berbasis aturan, dan kolaboratif.

Bagi Indonesia, AOIP bukan sekadar dokumen normatif, melainkan perwujudan dari politik luar negeri bebas aktif. AOIP dimanfaatkan untuk menguatkan pengaruh diplomatik, menjaga kepentingan strategis nasional, serta menyeimbangkan dinamika kekuatan besar yang semakin intensif di kawasan.

Diplomasi Maritim Indonesia-Jepang (2017-2019): AOIP dalam Aksi

Sebelum ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) diperkenalkan secara resmi oleh ASEAN pada 2019, Indonesia telah lebih dulu menerapkan prinsip-prinsip kerja sama yang sejalan dalam hubungan maritim dengan Jepang pada periode 2017-2019.

Jepang merupakan mitra strategis dalam mendukung visi Indonesia sebagai pusat konektivitas maritim global. Dalam konteks kerja sama bilateral, Jepang turut berperan aktif melalui pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat dan revitalisasi Pelabuhan Sabang di Aceh.

Kedua pelabuhan ini merupakan titik-titik strategis yang memperkuat konektivitas maritim Indonesia, baik di jalur pelayaran domestik maupun internasional. Kolaborasi ini mencerminkan penerapan prinsip inklusivitas dan kerja sama saling menguntungkan yang menjadi inti dari AOIP.

Di luar aspek infrastruktur, Jepang juga mendukung penguatan keamanan laut Indonesia dengan memberikan kapal patroli, menyelenggarakan pelatihan bagi penjaga pantai, serta meningkatkan kapasitas pengawasan maritim.

Semua bentuk kerja sama ini selaras dengan semangat AOIP yang menjunjung nilai keterbukaan, kolaborasi konkret, dan pendekatan non-konfrontatif. Indonesia memanfaatkan kemitraan tersebut tidak hanya untuk memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga sebagai wujud awal pelaksanaan prinsip AOIP di sektor maritim kawasan.

Strategi Pertahanan dan Diplomasi Indonesia (2019-2020): Konsolidasi Pasca AOIP

Pasca disahkannya ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) pada 2019, Indonesia memperkuat peran diplomasi pertahanannya melalui forum-forum kawasan seperti ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) dan ADMM-Plus.

Dalam forum ini, Indonesia mendorong bentuk kerja sama non-ofensif, termasuk latihan bersama untuk bantuan kemanusiaan, penanggulangan bencana, dan keamanan maritim.

Hal ini menunjukkan bahwa implementasi AOIP tidak diarahkan pada pembentukan aliansi militer, melainkan pada pembangunan kepercayaan dan kolaborasi terbuka di antara negara-negara kawasan.

Pada 2019-2020, Indonesia juga terlibat aktif dalam latihan maritim ASEAN-India serta kerja sama pembersihan wilayah laut dari sisa-sisa bahan peledak berbahaya. Langkah-langkah ini mencerminkan peran aktif Indonesia dalam memperkuat kerja sama kawasan yang selaras dengan semangat AOIP, tanpa terseret dalam persaingan geopolitik antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Lebih dari itu, Indonesia juga terus mendorong diskusi substantif di tingkat ASEAN mengenai pelaksanaan nyata prinsip-prinsip AOIP, meskipun dihadapkan pada tantangan perbedaan orientasi politik luar negeri antarnegara anggota.

Menjaga Netralitas, Memperkuat Sentralitas ASEAN

AOIP juga hadir sebagai respons strategis terhadap potensi perbedaannorientasi di antara negara-negara anggota ASEAN. Sebagian negara cenderung lebih dekat ke Tiongkok karena kedekatan ekonomi, sementara lainnya membangun kemitraan erat dengan Amerika Serikat dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Di tengah kondisi tersebut, AOIP menjadi landasan kolektif untuk menjaga kesatuan ASEAN sekaligus menawarkan jalur tengah yang netral dan tidak berpihak. Indonesia memainkan peran utama dalam merancang dan mendorong inisiatif ini agar menjadi acuan bersama di kawasan.

AOIP memberi ruang bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan hubungan, tanpa berpihak pada salah satu blok kekuatan besar. Melalui kolaborasi berbasis kepentingan bersama yang terbuka, Indonesia tetap dapat menjalin kemitraan ekonomi dengan Tiongkok dalam pembangunan infrastruktur, sekaligus memperkuat kerja sama strategis dengan Amerika Serikat dalam pengembangan teknologi dan transformasi digital.

Selain itu, Indonesia juga terlibat aktif dalam isu-isu pertahanan non-tradisional, seperti keamanan siber dan bantuan kemanusiaan, yang semakin relevan dengan dinamika kawasan saat ini.

Tantangan AOIP dan Komitmen Indonesia

Tantangan dalam pelaksanaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) meliputi terbatasnya inisiatif nyata yang secara langsung terhubung dengan agenda ini, ketidaksamaan tingkat komitmen di antara negara-negara anggota ASEAN, serta tekanan geopolitik yang semakin menguat akibat rivalitas antara kekuatan besar. Ketiganya menjadi penghalang dalam mengoptimalkan AOIP sebagai fondasi kerja sama kawasan yang inklusif dan stabil.

Meski demikian, Indonesia tetap menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan prinsip-prinsip AOIP sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan luar negerinya di kawasan. Hal ini terlihat melalui keterlibatan aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional, seperti G20, Indo-Pacific Forum 2023, serta peran dalam penyusunan agenda-agenda regional yang selaras dengan visi AOIP.

Melalui strategi ini, Indonesia mampu menjaga strategic autonomy di tengah tekanan eksternal, sekaligus memperkuat posisinya sebagai penyeimbang kawasan Indo-Pasifik.

Jalan Tengah untuk Indo-Pasifik

Di tengah dinamika kawasan yang semakin rentan terhadap rivalitas kekuatan besar, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) menjadi rujukan penting bagi penguatan kerja sama yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan.

AOIP menekankan pentingnya membangun kemitraan yang damai, serta memperluas keterlibatan semua negara di kawasan tanpa terkecuali. Indonesia, sebagai inisiator sekaligus pendorong utama inisiatif ini, memiliki tanggung jawab strategis untuk memastikan prinsip-prinsip tersebut terus diterapkan secara konsisten.

Komitmen terhadap AOIP memperkuat posisi Indonesia dalam hubungan regional dan global, sekaligus menunjukkan kontribusi nyatanya dalam menciptakan Indo-Pasifik yang stabil, aman, dan berorientasi masa depan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.