Di balik sunyinya bekas galian pasir yang menganga di Desa Licin, Kecamatan Cimalaka, kini tumbuh harapan baru. Warga desa bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari IPB University, bahu-membahu mewujudkan mimpi besar: ketahanan pangan berbasis lokal.
Dengan semangat gotong royong, mereka menyulap lahan kritis menjadi kebun labu siam yang hijau menjalar, dan mengembangkan sistem budidaya ikan bioflok yang efisien. Inilah wajah baru Desa Licin, desa yang tak hanya berjuang, tapi juga berinovasi demi masa depan yang berdaulat secara pangan.
Dari Bekas Galian Jadi Kebun Produktif
Lahan bekas tambang pasir biasanya dianggap tak bernilai, keras, miskin hara, dan sulit ditanami. Namun di tangan warga Licin, lahan ini tak dibiarkan mati. Melalui pemanfaatan pupuk organik dan rekayasa sederhana, tanah tersebut kini menjadi media tumbuh bagi labu siam, tanaman yang mudah tumbuh, tahan cuaca, dan bernilai jual tinggi.
Pemulihan lahan dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari pengolahan tanah, penambahan pupuk kandang, hingga pembuatan sistem penopang tanaman agar pertumbuhannya optimal. Labu siam dipilih karena tidak memerlukan perawatan intensif, dapat dipanen berkali-kali dalam setahun, dan memiliki permintaan pasar yang stabil.
Tanaman menjalar ini tak hanya memberi hasil panen, tapi juga memperkuat struktur tanah dan menurunkan risiko longsor. Sebuah solusi ekologis yang cerdas dan berkelanjutan.
Inovasi Bioflok: Ikan Tumbuh, Limbah Terolah
Tak hanya sektor pertanian, ketahanan pangan desa ini juga diperkuat dari sektor perairan. Melalui sistem bioflok, warga bisa membudidayakan ikan dengan efisiensi tinggi dalam kolam terbatas. Bioflok memungkinkan pengelolaan air yang hemat dan ramah lingkungan, dengan mikroorganisme yang membantu mengurai limbah dan jadi pakan alami bagi ikan.
Dengan metode ini, pengelolaan air menjadi lebih hemat, kualitas air tetap stabil, dan lingkungan terjaga karena minim limbah yang dibuang. Selain itu, kepadatan tebar ikan dapat ditingkatkan tanpa menurunkan kualitas hidupnya, sehingga hasil panen menjadi lebih melimpah dalam waktu yang relatif singkat.
Menariknya, program ini tak berjalan sendiri. IPB University memberikan dukungan nyata berupa bibit unggul ikan konsumsi yang siap dibesarkan oleh warga. Ikan-ikan ini menjadi sumber protein alternatif sekaligus peluang ekonomi baru di desa.
Ikan-ikan hasil budidaya ini menjadi sumber protein hewani alternatif bagi masyarakat setempat sekaligus peluang usaha baru. Dengan pemasaran yang tepat, hasil panen ikan bioflok berpotensi menembus pasar di luar desa, sehingga dapat meningkatkan pendapatan warga dan memperkuat kemandirian pangan Desa Licin secara berkelanjutan.
Bibit Pohon, Bibit Harapan
Tak hanya labu dan ikan, IPB juga menyerahkan bibit pohon produktif sebagai bentuk dukungan jangka panjang. Penanaman pohon ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekosistem, memperbaiki kualitas udara dan air, sekaligus membuka jalan menuju desa hijau dan berdaya.
Penanaman pohon ini dilakukan di sekitar lahan bekas galian, lahan pertanian, dan area pemukiman. Selain menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi atau dijual, keberadaan pohon juga membantu memperkuat ketahanan ekosistem desa. Akar pohon mampu menahan erosi, sementara tajuknya memberikan keteduhan dan menurunkan suhu mikro di sekitarnya.
Dari sisi lingkungan, pohon berperan memperbaiki kualitas udara dengan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, serta membantu menjaga kelembaban tanah. Sementara dari sisi sosial dan ekonomi, pohon-pohon produktif ini menjadi investasi jangka panjang bagi warga karena hasilnya dapat dipanen setiap musim.
Langkah ini membuka jalan menuju desa hijau yang berdaya, di mana ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan dapat berjalan berdampingan secara berkelanjutan.
Desa Licin: Mandiri, Tangguh, dan Menginspirasi
Transformasi di Desa Licin adalah bukti bahwa ketahanan pangan bukan angan-angan. Dengan pendekatan berbasis lokal, kolaborasi antara warga, mahasiswa, dan akademisi, serta dukungan ilmu pengetahuan, desa bisa menjadi pusat inovasi yang nyata.
Hari ini labu siam tumbuh di atas tanah gersang. Ikan berenang di bioflok buatan warga. Dan di balik itu semua, tumbuh pula semangat: bahwa desa bisa berdiri tegak, mandiri, dan memberi harapan.
Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain yang menghadapi tantangan serupa. Program yang dijalankan tidak hanya menghasilkan pangan, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi, memperkuat solidaritas sosial, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan keberlanjutan yang terjaga, Desa Licin berpotensi menjadi model percontohan ketahanan pangan desa di tingkat nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News