Sampah masih menjadi permasalahan nasional di Indonesia yang belum terselesaikan hingga kini. Seiring pertambahan penduduk dan pesatnya urbanisasi, pengelolaan sampah di Indonesia menjadi tantangan besar yang membutuhkan solusi nyata dan berkelanjutan.
Di berbagai daerah, termasuk di pedesaan, pengelolaan sampah kerap dilakukan dengan cara tradisional seperti dibakar atau ditanam, yang justru menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.
Kondisi ini mendorong Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Institut Pertanian Bogor (IPB) 2025 untuk mengambil peran aktif dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang tepat. Tim KKN-T IPB melaksanakan program bertajuk “Cerdas Kelola Sampah dengan Eco-Enzyme” sebagai upaya mengenalkan solusi yang mudah, murah, dan ramah lingkungan dalam pengolahan limbah organik rumah tangga yang bertempat di Gedung Serbaguna, Desa Rancamaya, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, tim KKN-T IPB terlebih dahulu memberikan edukasi mengenai bahaya pengelolaan sampah yang tidak tepat, terutama praktik membakar sampah yang masih umum dilakukan warga tiap rumah.
Pembakaran sampah dapat menghasilkan asap beracun yang dapat mencemari udara dan membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak, lansia dan penderita gangguan pernapasan. Paparan jangka panjang terhadap polutan hasil pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, bahkan penyakit kronis seperti asma dan bronkitis.
Setelah memahami bahaya pembakaran sampah, warga diajak memahami pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah. Warga mendapatkan penjelasan bahwa sampah terbagi menjadi dua jenis utama yaitu organik dan anorganik.
Sampah organik berasal dari sisa makhluk hidup seperti sisa makanan, sayur, dan kulit buah yang mudah terurai. Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik, kaleng, dan kaca sulit terurai dan memerlukan penanganan khusus seperti daur ulang.
Langkah sederhana ini menjadi dasar dalam menciptakan lingkungan rumah lebih bersih dan sehat. Sebagai solusi praktis dari pengolahan sampah organik, tim KKN-T IPB memperkenalkan Eco-Enzyme, yakni cairan alami serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik seperti kulit buah dan sisa sayuran.
Eco-Enzyme juga memiliki keunggulan karena mudah dibuat di rumah dengan bahan yang tersedia sehari-hari. Hanya diperlukan tiga bahan utama, yaitu limbah organik (seperti kulit buah atau sisa sayuran), gula merah atau molase, dan air bersih.
Proses pembuatannya pun tidak memerlukan peralatan khusus, sehingga setiap rumah tangga dapat memproduksinya secara mandiri tanpa biaya besar. Kemudahan dalam proses dan biaya yang minim menjadi daya tarik utama bagi warga Desa Rancamaya, untuk mengolah sampah organik menjadi produk yang bermanfaat.
Eco-Enzyme yang dihasilkan melalui proses fermentasi ini memiliki beragam manfaat dapat digunakan sebagai pembersih alami disinfektan alami yang efektif membunuh kuman, pupuk cair yang menyuburkan tanaman, pestisida alami yang mengusir hama tanpa merusak ekosistem, hingga penjernih udara dan air yang membantu menjaga kualitas lingkungan sekitar.
Setelah kegiatan edukasi, para warga diajak untuk melakukan praktik langsung pembuatan Eco-Enzyme. Dengan panduan dari tim KKN IPB, warga mengikuti proses pencampuran limbah organik, molase, dan air, kemudian mengaduknya hingga merata.
Campuran yang telah selesai harus disimpan di wadah tertutup selama minimal tiga bulan untuk menghasilkan fermentasi yang optimal. Selama proses fermentasi, wadah perlu dibuka sedikit setiap beberapa hari pada bulan pertama untuk mengeluarkan gas yang terbentuk.
Hasil fermentasi yang baik ditandai dengan warna cairan yang coklat pekat, aroma segar asam manis seperti buah fermentasi, serta tidak berbau busuk. Jika muncul lapisan tipis putih di permukaan, itu merupakan tanda adanya mikroorganisme baik yang berperan dalam proses fermentasi.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Desa Rancamaya untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah pada masing-masing rumah. Warga diharapkan dapat meneruskan praktik pembuatan eco-enzyme secara mandiri.
Kegiatan praktik ini mendapatkan sambutan antusias dari warga Desa Rancamaya. Dengan program ini, tim KKN IPB berharap, warga Desa Rancamaya kini memiliki bekal untuk mengubah masalah sampah menjadi sumber daya yang bernilai. Dari dapur setiap rumah, warga dapat memulai perubahan kecil yang berdampak besar, menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari.
Kegiatan “Cerdas Kelola Sampah dengan Eco-Enzyme” yang digagas Tim KKN-T IPB 2025 membuktikan bahwa solusi lingkungan tidak selalu harus mahal atau rumit yang terpenting adalah kesadaran, kemauan, dan kebersamaan dalam bertindak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News