Desa Palongaan, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, menjadi salah satu desa yang kini bertransformasi secara digital berkat kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada.
Melalui kolaborasi ini, desa meluncurkan tiga inovasi utama: pembaruan total website desa, instalasi sistem CCTV berbasis jaringan (real-time monitoring), serta fitur geolokasi interaktif berbasis Google Maps untuk mendukung pendataan dan perencanaan desa.
Ketiga program tersebut merupakan inisiatif dari tim KKN-PPM 2025, yang salah satunya digerakkan oleh Arviansyah Eka Pasyutra Kaerumantana, mahasiswa Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak Sekolah Vokasi UGM.
Ia bersama timnya merancang dan membangun sistem digital yang tidak hanya inovatif secara teknologi, tetapi juga aplikatif dan berkelanjutan untuk kebutuhan masyarakat desa.
Website desa kini hadir dengan tampilan baru yang lebih modern dan ramah pengguna. Situs ini tidak hanya menampilkan berita dan agenda desa, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai fitur seperti direktori perangkat desa, formulir digital aspirasi dan pengaduan masyarakat, galeri kegiatan, dan integrasi peta interaktif.
Salah satu nilai tambah dari website ini adalah kemampuannya sebagai media komunikasi dua arah antara warga dan pemerintah desa. Dengan adanya fitur pelaporan dan aspirasi digital, warga kini bisa menyampaikan ide, kritik, maupun kebutuhan mereka secara langsung melalui platform resmi desa.
“Website ini tidak hanya sekadar portal informasi, tapi juga wadah partisipatif bagi warga untuk ikut serta dalam pembangunan desa,” jelas Arviansyah Eka Pasyutra Kaerumantana, selaku perancang utama sistem ini.
Inovasi kedua adalah pemasangan sistem Closed-Circuit Television (CCTV) yang dapat diakses secara langsung melalui internet. Beberapa titik strategis desa, seperti balai desa, jalan poros utama, dan area publik, kini telah dilengkapi dengan kamera pengawas yang terkoneksi dengan jaringan.
Melalui sistem ini, perangkat desa maupun pihak keamanan lokal dapat melakukan pemantauan secara real-time dari berbagai perangkat seperti laptop, tablet, maupun smartphone. Selain meningkatkan rasa aman masyarakat, rekaman dari CCTV ini juga dapat dimanfaatkan untuk evaluasi kegiatan, dokumentasi, serta deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan.
Menariknya, akses ke sistem CCTV ini juga dilindungi melalui Virtual Private Network (VPN Tunnel) sehingga keamanan data tetap terjaga dan hanya pihak berwenang yang dapat mengaksesnya.
Fitur ketiga yang dikembangkan adalah sistem geolokasi berbasis Google Maps yang digunakan untuk pendataan penduduk, titik fasilitas umum, lokasi usaha mikro, dan wilayah-wilayah yang memerlukan perhatian khusus, seperti rawan banjir atau minim penerangan.
Proses pengumpulan data dilakukan oleh petugas lapangan desa menggunakan perangkat mobile, lalu disinkronkan secara otomatis ke sistem berbasis Google Sheets dan Google Drive. Semua informasi tersebut kemudian divisualisasikan ke dalam peta interaktif yang dapat diakses dari website desa.
Dengan adanya visualisasi ini, perangkat desa dapat melihat langsung distribusi penduduk dan fasilitas, memudahkan proses perencanaan pembangunan, distribusi bantuan, serta analisis wilayah.
Pemerintah Desa Palongaan sangat mengapresiasi inovasi yang diberikan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM. Kepala desa dan perangkatnya menyatakan komitmen untuk menjaga dan melanjutkan pemanfaatan sistem ini dengan pelatihan lanjutan bagi staf desa, serta mendorong warga untuk turut terlibat aktif.
“Inovasi ini membuka mata kami tentang pentingnya transformasi digital. Kami merasa terbantu, dan berharap sistem ini terus dikembangkan,” ujar salah satu perangkat desa.
Di sisi lain, Arviansyah Eka Pasyutra Kaerumantana menyampaikan bahwa seluruh sistem dirancang agar bisa tetap berjalan bahkan setelah program KKN berakhir. "Kami memastikan dokumentasi teknis tersedia, serta mengadakan pelatihan agar sistem dapat dioperasikan mandiri oleh perangkat desa,” tambahnya.
Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan, Desa Palongaan kini menjadi contoh bagaimana teknologi bisa digunakan untuk mendorong transparansi, partisipasi, dan keamanan desa. Inovasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia yang ingin bergerak menuju era digital secara bertahap namun berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News