Memasuki era digital, anak muda punya ragam ruang menyuarakan pemikiran dan keresahannya, termasuk menyoal isu publik di sekitarnya.
Tak jarang yang membawa ide segar dan berpotensi dikembangkan jadi solusi yang menjanjikan. Namun sayangnya, kadang pesannya belum tersampaikan pada pihak yang berkepentingan.
Menanggapi potensi dan tantangan ini, Kemendagri Republik Indonesia bersama Yayasan Bela Negara Nasional Indonesia (Beneran Indonesia) menginisiasi civic action project berbentuk kompetisi pembuatan policy brief bernama Beneran Berdampak, akronim dari Berdaya, Menginspirasi, Proaktif, dan Kontributif.
Program ini digagas untuk jadi platform bagi anak muda supaya terlibat aktif dan ikut berpartisipasi dalam ranah kebijakan publik. Kesempatan ini sekaligus jadi panggung untuk suarakan persoalan lokal yang belum disoroti sebelumnya.
Sebagaimana yang diungkap Avia Destimianti, Co-founder Beneran Indonesia, “program ini yang diwujudkan oleh Kementerian Dalam Negeri juga mendukung Global Citizenship Education. Ini adalah ruang dan kesempatan untuk menyuarakan pendapat (speak out) dan mengambil keputusan (to decide) dan juga untuk didengar aspirasinya karena masa depan Indonesia ada di tangan pemuda-pemudanya.”
Menarik tema utama “Aktualisasi 5 nilai Dasar Bela Negara melalui Gagasan Kebijakan Anak Muda untuk Indonesia Tangguh”, para partisipan diajak untuk menelaah tiga isu pilihan yang diangkat dari pilar bela negara, mulai dari sosial budaya, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, hingga ideologi Pancasila dan kewarganegaraan.
Sebanyak 630 karya abstrak ditampung untuk diseleksi ke tahap berikutnya, dengan total peserta tercatat sebanyak 937 orang yang terdiri dari peserta individu maupun berkelompok.
Antusiasme ini menjadi kabar baik yang merefleksikan transformasi kepedulian warga negara muda di tataran aksi nyata.
YOTNC15, Konferensi Nasional Anak Muda dari Komunitas Young On Top di Balai Kartini
Menariknya lagi, program ini diminati juga oleh mahasiswa Indonesia yang tengah menjalani studi di luar negeri. Tidak ketinggalan, mereka dari kalangan di luar kriteria peserta, seperti pelajar tingkat sekolah menengah pertama hingga mahasiswa pasca sarjana.
Berangkat dari Lingkup Jakarta
Inisiasi ini dimulai di tahun 2024 lalu. Bergerak dari riuh ragam permasalahan di kota Jakarta, Beneran Indonesia mengajak anak muda di sekitar Jakarta untuk ikut ambil bagian jadi solusi dan perubahan. Mengangkat isu yang dekat dan dihadapi langsung, seperti kemacetan hingga polusi, faktanya menarik minat mereka untuk buka suara dan ikut merumuskan formulasi usulan kebijakan.
Untuk mewadahi suara generasi muda secara lebih luas serta terjalinnya kolaborasi bersama Kemendagri sebagai mitra strategis, di tahun 2025, program ini bisa naik ke tingkat nasional. Ini menjadi salah satu upaya menghidupkan lagi partisipasi aktif kalangan muda yang terindikasi mengalami pengikisan. Sebagaimana temuan dari berbagai studi, seperti Center for Strategic and International Studies (2022), Indeks Pembangunan Pemuda (2023), dan Katadata Insight Center (2023).
Menularkan Spirit Praktik Baik Inspiratif
Kompetisi policy brief Beneran Berdampak terdiri dari beberapa rangkaian acara dengan sesi talkshow sebagai gong pembukanya. Menjelajahi peluang kontribusi yang bisa dilakukan kalangan muda, pada kick off ini dihadirkan perwakilan organisasi pergerakan yang dimotori anak muda.
Beberapa nama di antaranya Yogi Syahputra (Youth on Policy), Mutiara Intan (Forum Indonesia Muda), Luthfiyah Zahra (Pemimpin.id), dan Bhredipta Socarana (Indonesian Youth Diplomacy) membagikan pendapatnya tentang tren partisipasi pemuda, dulu juga kini.
Warna keberagaman bisa dirasakan dengan bergabungnya para peserta yang tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia, juga latar belakang komunitas para pembicara yang bergerak dari lintas isu.
Berakar pada semangat yang sama, merangkai pertemuan ini menjadi ruang diskusi yang karya perspektif.
Komunitas Hayu Ameng, Berawal dari Tugas Kuliah hingga Jadi Sarana Pengenalan Permainan Tradisional
Bentuk Kerangka Berpikir Kebijakan didampingi Pakar
Kebijakan publik bukan hal sederhana. Tak cukup dari kepekaan sosial yang membawa keresahan dan menyalakan semangat perubahan. Pengetahuan yang mumpuni juga keterampilan menulis rumusan kebijakan secara sistematis amat dibutuhkan.
Para peserta kompetisi dengan karya abstrak terbaik maju sebagai semifinalis. Sebanyak 25 peserta dari dua kategori, pelajar SMA sederajat dan mahasiswa, mendapat kesempatan ikuti sesi mentoring dan capacity building dari para akademisi dan praktisi kebijakan publik.
Tahap ini terbagi dalam 5 sesi mini class yang membedah kebijakan publik secara menyeluruh, dari kerangka konseptual hingga teknis penulisan. Mentor memandu peserta melalui paradigma berpikir kebijakan, menekankan perlunya mengenali aktor kunci yang dituju. Juga memastikan setiap tahapan dijalankan dengan baik dan punya porsi yang sama pentingnya, termasuk evaluasi dan monitoring kebijakan.
Berlangsung sejak Mei lalu, rangkaian kegiatan ini dijadwalkan akan berakhir di puncak acara pada 20 Agustus mendatang berupa sesi pemaparan usulan kebijakan para finalis di hadapan tim juri juga stakeholder terkait yang berlangsung secara daring.
Gerakan Binar: Dari Keresahan Seorang Ibu, Tumbuh Komunitas Penuh Makna untuk Tumbuh Kembang Anak
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News