kknt ipb dan warga puraseda hidupkan budaya melalui gebyar muharam dan seren taun - News | Good News From Indonesia 2025

KKNT IPB dan Warga Puraseda: Hidupkan Budaya lewat Gebyar Muharam dan Seren Taun

KKNT IPB dan Warga Puraseda: Hidupkan Budaya lewat Gebyar Muharam dan Seren Taun
images info

Masyarakat Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menunjukkan semangat luar biasa dalam menyambut bulan Muharam melalui kegiatan Gebyar Muharam dan puncak acaranya, Festival Seren Taun.

Rangkaian kegiatan budaya dan keagamaan tersebut menjadi wadah kolaborasi antara warga, pemerintah desa, MUI, majelis taklim, serta kelompok KKN-T IPB University, BOGORKAB71.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk rasa syukur masyarakat terhadap rezeki yang diperoleh. Namun, juga menjadi ajang pelestarian budaya, penguatan sosial, serta pembelajaran lintas generasi yang penuh makna.

Gebyar Muharam: Semangat Kolaborasi dan Edukasi Lingkungan

Kegiatan Gebyar Muharam diinisiasi oleh Pemerintah Desa Puraseda bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Majelis Taklim se-Desa Puraseda. Seluruh elemen masyarakat turut ambil bagian, mulai dari Ketua RW dan RT, tokoh masyarakat, hingga ibu-ibu PKK.

Warga terlihat antusias dalam mempersiapkan acara, dari menata panggung, menyusun jadwal lomba, hingga menyediakan konsumsi secara gotong royong.

Tim KKN-T IPB University Panggil "POLICIL!" Kenalkan Pojok Edukasi: Tempat Senyum Berseri dan Insan Muda Berkreasi

Rangkaian perlombaan dibuka dengan lomba pidato antar-RT bertema “Menjaga Kebersihan dan Melestarikan Lingkungan Alam”.

Para Ketua RT menyampaikan pesan-pesan lingkungan yang menggugah, membangkitkan kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian alam di tingkat desa.

Selain itu, anak-anak dan remaja berpartisipasi dalam lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), menampilkan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang menggema syahdu di ruang publik desa.

Tak kalah menarik, ibu-ibu Majelis Taklim dari berbagai dusun mengikuti lomba sholawat dan dirijen. Dengan mengenakan seragam terbaik, mereka melantunkan pujian kepada Nabi Muhammad SAW diiringi antusiasme warga yang hadir.

Festival Seren Taun: Tradisi Sunda yang Dihidupkan Kembali

Sebagai puncak rangkaian Gebyar Muharam, masyarakat menggelar Festival Seren Taun, tradisi adat Sunda yang menjadi simbol rasa syukur atas hasil bumi.

Acara diawali dengan arak-arakan dari Kampung Adat Cigoong untuk menjemput Kepala Desa Puraseda, Asep Ruhiyat, yang kemudian dilanjutkan iring-iringan besar dari Kantor Desa menuju Kampung Cigoong. Arak-arakan turut dihadiri oleh Camat Leuwiliang, WR Pelitawan, S.H., M.Si.

Setiap RW membawa hasil bumi seperti sayur, buah, dan makanan khas desa, ditata dalam tampah, keranjang bambu berhias, hingga miniatur rumah adat.

Beberapa kelompok bahkan membawa tumpeng sebagai simbol persembahan kepada Tuhan atas limpahan rezeki.

Setibanya di lokasi, rombongan disambut dengan pertunjukan seni tradisional seperti tarian dan sandiwara rakyat. Acara puncak berlangsung di SDN Neglasari, Kampung Cigoong, menampilkan seni budaya khas Sunda di panggung utama.

Mahasiswa KKN-T IPB Luncurkan Program “CERIA” dan Bimbel untuk Tingkatkan Akses Pendidikan di Desa Krisik

Warga berkumpul, anak-anak bermain, dan suasana penuh kehangatan menjadikan festival ini lebih dari sekadar perayaan, ruang temu antarwarga dan lintas generasi.

Wayang Golek: Penutup Penuh Makna di Malam Hari

Pada malam hari, kemeriahan Festival Seren Taun berlanjut dengan pertunjukan wayang golek, yang menjadi hiburan sekaligus simbol kekayaan budaya Sunda.

Pertunjukan ini berlangsung meriah, diramaikan dengan dentuman petasan dan ramainya pedagang kaki lima yang membuka lapak di sekitar area pertunjukan.

Pertunjukan wayang golek yang digelar hingga larut malam tersebut diyakini memiliki nilai-nilai pamali. Berdasarkan cerita warga lokal, penonton tidak diperbolehkan pulang sebelum pertunjukan selesai.

Keyakinan ini menjadi bagian dari tradisi turun-temurun yang tetap dihormati, bahkan oleh generasi muda.

Peran KKNT IPB: Dokumentasi, Koordinasi, dan Pembelajaran Sosial

Kelompok KKNT IPB BOGORKAB71 mengambil peran aktif dalam mendukung seluruh rangkaian acara. Mahasiswa tidak hanya bertugas sebagai dokumentator. Namun, juga membantu koordinasi teknis dan berbaur langsung dengan warga selama proses persiapan dan pelaksanaan.

Kegiatan ini menjadi pengalaman yang sarat nilai bagi para mahasiswa, yang belajar tentang gotong royong, ketulusan dalam kerja sama, serta pentingnya menjaga budaya lokal sebagai bagian dari pembangunan desa yang berkelanjutan.

“Melalui kegiatan ini, kami sadar bahwa pembangunan tidak selalu harus berorientasi pada infrastruktur besar. Pelibatan masyarakat dan pelestarian budaya lokal adalah fondasi kuat bagi kemajuan desa,” ujar salah satu anggota kelompok KKNT IPB.

Bangun Desa lewat Budaya dan Kebersamaan

Kawan GNFI, kolaborasi antara warga Desa Puraseda dan mahasiswa KKNT IPB University dalam menyelenggarakan Gebyar Muharam dan Festival Seren Taun menunjukkan bahwa budaya bisa menjadi jembatan sosial yang kuat dalam membangun komunitas.

Dari Buku ke Piala: Mahasiswa KKN-T IPB University Hidupkan Literasi dan Anugerahkan Apresiasi di Nagrikaler!

Kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi, menyatukan, dan menghidupkan kembali nilai-nilai yang telah diwariskan leluhur.

Harapannya, kegiatan seperti ini terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia. Karena di balik setiap budaya yang dilestarikan, terdapat semangat kebersamaan yang menyatukan dan membangun negeri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.