asean disebut jadi contoh konkret keberhasilan pendekatan multikultural apa alasannya - News | Good News From Indonesia 2025

ASEAN Disebut Jadi Contoh Konkret Keberhasilan Pendekatan Multikultural, Apa Alasannya?

ASEAN Disebut Jadi Contoh Konkret Keberhasilan Pendekatan Multikultural, Apa Alasannya?
images info

ASEAN terus berkembang menjadi organisasi regional yang yang cukup diperhitungkan dalam konteks ekonomi dan politik global. ASEAN juga dikatakan menjadi contoh dari keberhasilan pendekatan multikultural.

Organisasi yang saat ini beranggotakan 10 negara di kawasan Asia Tenggara itu memiliki sekelumit perbedaan dari sisi etnis dan budaya. Sebuah tulisan ilmiah milik Yuda B. Tangkilisan yang diterbitkan di jurnal Multikultura menyebutkan, secara etnis dan budaya, penduduk ASEAN memiliki pertalian dengan Asia Timur (Tiongkok dan Jepang), Asia Selatan (India), dan Asia Barat (Yaman).

Selain itu, ada juga yang bertalian leluhur dengan kawasan Pasifik, seperti Melanisia. Perbedaan semacam ini memunculkan keberagaman budaya intra dan antar-negara yang kemudian membentuk pola pemahaman, hubungan dan kerja sama, hingga adanya gejolak dan pertentangan konflik sosial-politik di dalamnya.

ASEAN, Contoh Konkret Keberhasilan Pendekatan Multikultural

Guru Besar Ekonomi Politik Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D., mengatakan bahwa ASEAN adalah contoh konkret dari keberhasilan pendekatan multikultural.

Ia menyebut Asia Tenggara yang terdiri dari 1.000 kelompok etnis dan berbagai agama berhasil menjadi salah satu kawasan yang cenderung stabil sejak pendiriannya di tahun 1967. Keberhasilan ini dicerminkan dari pertumbuhan ekonomi kawasan yang terus meningkat. Belum lagi perdagangan intra-negara anggota juga lebih besar dibandingkan dengan mitra eksternal.

Mengenal Visa ASEAN yang Dikeluarkan Tiongkok untuk 10 Negara di Asia Tenggara

“ASEAN saat ini menjadi kawasan yang paling stabil dari segi pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat dari data, perdagangan antar-negara anggota ASEAN merupakan yang terbesar dibandingkan mitra eksternal. Meskipun beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki mitra dagang besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, namun secara kolektif perdagangan intra-ASEAN tetap menjadi yang paling signifikan,” ujar Faris dalam keterangannya yang dihimpun dari umy.ac.id.

Tak hanya itu, hasil survei Pew Research Center tahun 2023 juga menunjukkan jika mayoritas masyarakat Asia Tenggara memiliki pandangan positif terhadap keberagaman dan menunjukkan keterbukaan pada kelompok agama lain, khususnya para generasi muda.

Di sisi lain, banyak warga kawasan juga menganggap jika keberagaman budaya dan agama di sekeliling mereka memberikan dampak positif pada negara mereka.

Namun, Faris tak menampik jika konflik global masih tetap terjadi, meskipun tren dunia saat ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam hal perdamaian dan penurunan angka kemiskinan. Ia juga memberi contoh beberapa negara, seperti Ukraina dan Palestina yang masih menghadapi konflik dan menyebabkan banyak penderitaan.

“Namun, di balik gambaran suram itu, dunia kita saat ini sedang bergerak menuju kondisi yang lebih baik. Pernyataan dari Steven Pinker pada tahun 2021 menunjukkan bahwa umat manusia kini hidup di era paling damai sepanjang sejarah peradaban, dengan angka kematian akibat konflik yang menurun drastis dibandingkan abad-abad sebelumnya,” paparnya.

Ia menjelaskan penurunan konflik itu tidak lepas dari meningkatnya kesadaran global akan pentingnya multikulturalisme, yakni respons aktif dan positif pada keberagaman budaya dalam masyarakat. Multikulturalisme bukan sekadar kenyataan bahwa manusia hidup berdampingan dalam keberagaman, tetapu bagaimana mereka merespons perbedaan tersebut dengan etis dan manusiawi.

“Pendekatan yang mengedepankan pluralisme dan nilai kemanusiaan, seperti empati, kasih sayang, dan penghargaan terhadap martabat manusia, menjadi kunci utama dalam menciptakan harmoni sosial,” pungkas Faris.

Indonesia sendiri sudah masyhur terdengar sebagai negara dengan berbagai keunikan dan keragaman masyarakat di dalamnya. Dengan ‘status’ sebagai negara plural ini, Indonesia dapat menjadi contoh bagi ASEAN dan dunia untuk terus menciptakan perdamaian dunia.

ASEAN Disebut Bisa Jadi Mediator Kunci dari Konflik India-Pakistan, Mengapa?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.