Langkah pasti tim KKNT IPB University 2025 menginjakkan kaki di Desa Kwigaran, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan membawa harapan baru bagi pemanfaatan ruang yang terbatas.
Di balik sempitnya lahan, hadir semangat besar untuk menciptakan solusi cerdas melalui pembangunan greenhouse inovatif.
Delapan mahasiswa berbeda-beda jurusan yang tergabung dalam tim KKNT dengan penuh dedikasi menghadirkan karya nyata demi masa depan pangan yang berkelanjutan. Greenhouse Kwigaran bukan hanya bangunan fisik, melainkan simbol kreativitas, kolaborasi, dan tekad untuk menjawab tantangan desa dalam keterbatasan ruang.
Warga desa menyambut hangat kehadiran mahasiswa yang membawa warna baru dalam praktik pertanian sederhana, memperkenalkan teknik budidaya sayuran seperti pakcoy, kangkung dan cabai yang efisien dan ramah lingkungan.
Inovasi ini menjadi langkah awal yang berharga, menanam inspirasi di tengah keterbatasan, dan menuai harapan bagi ketahanan pangan lokal yang berdaya saing.
Desa Kwigaran menjadi saksi semangat tim KKNT IPB University 2025 dalam membumikan inovasi dari ruang terbatas menuju potensi tak terbatas. greenhouse Kwigaran lahir dari kepedulian terhadap keterbatasan lahan yang tersedia, namun penuh dengan peluang yang menanti untuk digarap.
Bersama warga, tim mahasiswa yang dikenal sebagai Sobat Kwigarank memperkenalkan sistem pertanian efisien dengan teknologi dan bahan sederhana yang ramah lingkungan. Kegiatan dimulai dengan gotong royong pembangunan greenhouse, yang sekaligus menjadi media pembelajaran langsung bagi masyarakat tentang pemanfaatan ruang sempit menjadi lahan produktif.
Selanjutnya, KKNT IPB turut mengedukasi warga mengenai jenis-jenis tanaman sayuran dan buah yang cocok dibudidayakan, beserta manfaat kesehatannya. Anak-anak hingga orang tua ikut antusias belajar menanam, menyiram, dan merawat tanaman. Dari sini, tumbuh semangat kemandirian pangan, peningkatan keterampilan, serta kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan di tengah keterbatasan ruang.
Perwujudan poin SDGs kedua dan ke-12 tentang ketahanan pangan dan konsumsi-produksi berkelanjutan dilakukan secara nyata oleh Mahasiswa KKNT IPB University melalui program inovatif pembangunan greenhouse di Desa Kwigaran.
Greenhouse ini tidak hanya menjadi sarana bertani di lahan terbatas, tetapi juga menjadi media edukatif bagi masyarakat dalam mengenal sistem pertanian sederhana yang efisien dan ramah lingkungan. Kegiatan dimulai dengan pelatihan pemanfaatan polybag, teknik tanam horizontal, hingga pengenalan berbagai tanaman konsumsi yang cepat panen.
Melalui program ini, masyarakat diajak untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pertanian rumah tangga sebagai penyangga ketahanan pangan keluarga.
Alvira Tri Rizky, selaku Koordinator Desa Kwigaran KKNT IPB 2025, menyampaikan bahwa pembangunan greenhouse ini merupakan bentuk komitmen mahasiswa untuk menghadirkan solusi yang aplikatif dan berdampak nyata.
“Kami ingin menunjukkan bahwa keterbatasan lahan bukanlah halangan untuk tetap produktif. greenhouse ini menjadi langkah awal agar masyarakat dapat terus menanam dan belajar,” ujarnya penuh semangat.
Program ini pun disambut hangat oleh warga, salah satunya Mas Warso, yang ikut aktif dalam proses pembangunan greenhouse.
“Saya senang bisa ikut bantu adik-adik mahasiswa. Program ini luar biasa, bikin desa kami tambah maju. Sekarang kami tahu kalau menanam itu bisa dilakukan meski lahan terbatas, dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk keluarga,” ungkapnya sambil tersenyum bangga.
Kolaborasi erat antara mahasiswa dan masyarakat menjadi bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari hal kecil, dari desa, untuk masa depan pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Langkah nyata ini tidak berhenti pada pembangunan fisik semata. Mahasiswa KKNT IPB University 2025 Desa Kwigaran juga aktif menciptakan kegiatan interaktif yang menyasar berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak-anak, melalui kegiatan Menanam Harapan, Memanen Masa Depan yang memperkenalkan cara menanam sambil bermain dengan filosofi kehidupan. Kolaborasi erat antara mahasiswa dan perangkat desa diharapkan menjadi pondasi kokoh dalam membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong, greenhouse Kwigaran hadir bukan hanya sebagai solusi atas keterbatasan lahan, melainkan juga sebagai simbol perubahan menuju desa yang mandiri dan berdaya secara pangan berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News