menyalakan mimpi anak wanasari bersama mahasiswa ipb - News | Good News From Indonesia 2025

Menyalakan Mimpi Anak Wanasari Bersama Mahasiswa IPB

Menyalakan Mimpi Anak Wanasari Bersama Mahasiswa IPB
images info

Apa jadinya jika sekelompok mahasiswa turun ke desa terpencil, bukan untuk penelitian, tetapi untuk menginspirasi anak-anak dengan cara yang tak terduga?

Itulah yang terjadi di SDN Neglasari, sebuah sekolah dasar negeri yang terletak di pelosok Desa Wanasari, Kabupaten Cianjur. Di tengah semangat tahun ajaran baru, delapan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) hadir bukan sekadar sebagai pengamat, tetapi sebagai pelita kecil yang menyalakan semangat belajar bagi anak-anak desa. Melalui program bertajuk Wanasari Terpelajar, para mahasiswa membawa serangkaian kegiatan edukatif yang segar, penuh warna, dan meninggalkan kesan mendalam.

Salah satu inisiatif utama yang dihadirkan adalah pengenalan pelajaran Bahasa Inggris secara lebih luas. Di SDN Neglasari, mata pelajaran ini tergolong baru dan sebelumnya hanya diberikan kepada siswa kelas 6. Melihat peluang untuk membuka wawasan lebih dini, tim KKN IPB berinisiatif memberikan materi dasar Bahasa Inggris untuk siswa kelas 3 hingga 6.

Kegiatan ini dilakukan secara bertahap dan menyenangkan, mulai dari memperkenalkan kosa kata sederhana, sapaan harian, hingga menyanyikan lagu-lagu dalam Bahasa Inggris.

Alih-alih pendekatan konvensional, para mahasiswa memilih metode yang komunikatif dan atraktif, sehingga anak-anak lebih mudah memahami dan merasa dekat dengan bahasa asing ini. Tujuannya bukan untuk membuat mereka langsung fasih, melainkan menumbuhkan rasa percaya diri dan ketertarikan sejak awal.

Tak berhenti pada aspek akademik, program “Wanasari Terpelajar” juga menanamkan nilai-nilai karakter melalui kegiatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak-anak.

Kegiatan pertama adalah sosialisasi pemilahan dan pengelolaan sampah. Dalam sesi ini, para siswa diajak berdiskusi dan bermain peran mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka belajar mengenal jenis-jenis sampah, cara mendaur ulang, dan bagaimana menjadi agen perubahan kecil di rumah masing-masing.

Selanjutnya, terdapat sesi Menggambar Cita-Cita”, yang menjadi ruang ekspresi bebas bagi siswa. Mereka diminta menggambarkan profesi impian mereka di masa depan—mulai dari dokter, guru, hingga pilot. Aktivitas ini bertujuan membangkitkan imajinasi, menumbuhkan keberanian untuk bermimpi, serta memperkuat motivasi belajar.

Sebagai penutup pekan, mahasiswa KKN mengajak anak-anak membuat chocoball atau kue bola coklat sederhana. Walaupun terkesan sepele, kegiatan ini mengajarkan banyak hal: kerja sama tim, kreativitas, kebersihan saat memasak, dan tentunya, menumbuhkan kegembiraan dalam belajar.

Agar seluruh siswa mendapatkan perhatian maksimal, delapan mahasiswa IPB dibagi ke dalam empat tim kecil. Setiap tim terdiri dari dua orang dan secara bergiliran mengajar di kelas 3 hingga 6 selama empat hari pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), mulai hari Selasa hingga Jumat. Rotasi ini menjadikan suasana belajar lebih dinamis dan memungkinkan siswa berinteraksi dengan semua mahasiswa yang hadir.

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas penyampaian materi, tetapi juga membentuk ikatan emosional yang hangat antara mahasiswa dan siswa—layaknya hubungan kakak dan adik.

Salah satu faktor penting keberhasilan program ini adalah kerja sama erat antara mahasiswa dan pihak sekolah. Para mahasiswa tidak datang membawa agenda sendiri, melainkan turut berkontribusi dalam pelaksanaan MPLS yang sudah dirancang oleh guru-guru SDN Neglasari.

Mereka membantu proses pemilihan struktur organisasi kelas seperti ketua murid, wakil, bendahara, serta menyusun kesepakatan kelas bersama siswa. Bahkan, di sela-sela waktu kosong, halaman sekolah menjadi arena bermain edukatif dengan berbagai permainan tradisional dan modern yang dibawakan oleh mahasiswa.

Menurut salah satu guru di SDN Neglasari, kehadiran mahasiswa IPB menjadikan MPLS tahun ini terasa berbeda: “Anak-anak lebih antusias. Mereka tidak hanya dikenalkan dengan lingkungan sekolah, tetapi juga diajak bermimpi dan berani menyuarakan keinginan mereka.”

Walau hanya berlangsung selama satu minggu, program “Wanasari Terpelajar” meninggalkan dampak yang lebih dari sekadar rutinitas akademik. Anak-anak yang awalnya pemalu kini lebih aktif. Mereka mulai mengucapkan sapaan Bahasa Inggris secara spontan, menunjukkan gambar cita-cita mereka dengan bangga, dan bahkan menceritakan pengalaman membuat chocoball kepada orang tua mereka di rumah.

Bagi para mahasiswa KKN, pengalaman ini juga menjadi refleksi mendalam tentang arti pendidikan, pengabdian, dan keterlibatan langsung dalam kehidupan masyarakat. Dari ruang-ruang kelas sederhana di SDN Neglasari, mereka belajar bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tindakan kecil asal dilakukan dengan hati.

Program KKN IPB di Desa Wanasari bukan sekadar proyek pengabdian, melainkan kisah nyata tentang sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan sekolah dasar.

Ini adalah bukti bahwa kehadiran mahasiswa di desa bukan hanya membawa pengetahuan, tetapi juga harapan. Harapan bahwa anak-anak di pelosok negeri pun berhak dan mampu bermimpi besar.

Semoga semangat belajar di Wanasari terus menyala, dan kisah seperti ini semakin banyak ditulis dan diwujudkan di penjuru Indonesia lainnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KC
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.