Halo, Kawan GNFI! Siapa bilang edukasi gizi itu rumit dan membosankan? Di Desa Manggungharja, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University membuktikan bahwa kampanye hidup sehat bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan dan penuh warna.
Lewat program edukatif berjudul “Isi Piringku”, para mahasiswa menghadirkan pemahaman gizi seimbang kepada para ibu dan balita sebagai upaya mencegah stunting sejak dini.
Kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tak hanya mengedukasi. Namun, juga menghadirkan aksi nyata melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang bergizi dan mudah dibuat dari bahan sehari-hari.
Dilaksanakan pada Senin, 14 Juli 2025, kegiatan ini menyasar balita usia 6 hingga 12 bulan di RW 14 Desa Manggungharja. Sebanyak 27 balita hadir bersama ibu mereka untuk mengikuti serangkaian aktivitas yang mencakup pengecekan kesehatan, edukasi gizi, serta pembagian leaflet panduan pemberian makanan tambahan yang sehat dan bergizi.
Mahasiswa KKN IPB Tebar 200 Bibit Lewat Cianaga Smart-Farm untuk Dongkrak Peternakan Desa
Edukasi Gizi yang Aplikatif dan Ramah Masyarakat
Edukasi gizi yang disampaikan merujuk pada Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, yang menekankan pentingnya asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral secara proporsional dalam setiap porsi makan anak.
Program “Isi Piringku” juga disesuaikan dengan panduan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dikampanyekan secara nasional untuk pencegahan stunting.
Kegiatan ini turut melibatkan kader posyandu dan ibu-ibu PKK setempat yang menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan dasar.
Keterlibatan komunitas lokal seperti kader posyandu dapat meningkatkan cakupan pelayanan gizi anak terutama di daerah pedesaan.
Tidak hanya menyampaikan materi secara lisan, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB juga membagikan leaflet edukatif berisi panduan praktis menu seimbang untuk balita.
Leaflet tersebut mengacu pada 10 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan tips dalam menyusun pola makan yang ideal dan terjangkau dengan bahan lokal.
Selain memberikan edukasi, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB juga mengajak para ibu untuk mempraktikkan langsung pembuatan makanan tambahan bergizi menggunakan bahan lokal seperti tempe, wortel, telur, dan sayuran hijau.
Kegiatan praktik memasak ini menjadi momen interaktif yang memperkuat pemahaman dan membuka ruang diskusi antar warga mengenai kebiasaan makan sehari-hari.
Cara seperti ini dapat menambah pengetahuan yang diperoleh tidak hanya berhenti di ruang penyuluhan, tetapi langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
Antusiasme warga terhadap kegiatan ini menjadi bukti bahwa edukasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari akan lebih mudah diterima.
Tak sedikit ibu-ibu yang menyampaikan bahwa mereka baru memahami pentingnya keseimbangan gizi dalam satu piring makanan untuk anak.
Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB berharap, langkah kecil yang mereka lakukan ini bisa menjadi pemantik perubahan besar di lingkungan desa, serta memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam membangun masa depan yang lebih sehat bagi generasi penerus bangsa.
PMT sebagai Intervensi dan Media Edukasi
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2024), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah intervensi gizi berupa makanan tambahan berbahan pangan lokal yang diberikan kepada kelompok sasaran, seperti balita dan ibu hamil, untuk meningkatkan status gizi dan mencegah masalah gizi seperti stunting.
Pemberian PMT ini tidak hanya berfungsi sebagai tambahan energi dan zat gizi, tetapi juga sebagai media edukasi agar keluarga terbiasa menyusun makanan sehat dari bahan yang tersedia di sekitar.
LENSAWARNA: KKN-T IPB dan Stakeholder Desa Sawarna Bergerak Bersama untuk Wisata dan UMKM yang Lebih Berdaya
Selain edukasi gizi, program ini juga bertujuan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya sinergi antara pengetahuan dan praktik harian.
Upaya intervensi tidak cukup hanya dengan bantuan makanan tambahan. Namun, juga harus didukung perubahan perilaku jangka panjang melalui edukasi yang tepat sasaran.
Program ini tidak hanya menjadi solusi lokal untuk mencegah stunting, tetapi juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-2 (Zero Hunger) dan ke-3 Good Health and Well-Being).
Pendekatan edukatif dan partisipatif yang dilakukan mahasiswa KKN IPB diharapkan dapat menciptakan perubahan perilaku jangka panjang di masyarakat desa.
Upaya kolaboratif ini menunjukkan bahwa edukasi berbasis komunitas mampu memperkuat pemahaman masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan kesehatan anak.
Diharapkan, inisiatif serupa dapat terus dikembangkan di desa-desa lain agar lebih banyak anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan produktif.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News