Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam program KKN Tematuk Inovasi 2025 melakukan program pengabdiannya di Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Minggu (20/8/2025). Aksi tersebut berupa penanaman 80 bibit bambu di sejumlah titik rawan longsor.
Program tersebut dirancang untuk menjawab dua tantangan sekaligus: risiko bencana lingkungan dan pengembangan potensi ekonomi masyarakat desa. Tak hanya menyasar aspek ekologis, kegiatan ini juga menyentuh aspek sosial, edukatif, dan ekonomi secara terpadu.
Menanam Harapan di Lereng yang Rawan
Penanaman bibit bambu dilakukan pada Minggu, 20 Juli 2025. Lokasi penanaman difokuskan pada lereng perbukitan, tepi lahan pertanian, dan jalur air yang mengarah ke Waduk Jatigede, wilayah yang selama ini rentan mengalami erosi dan longsor saat musim hujan tiba.
Mahasiswa bekerja sama dengan warga desa dan Lembaga Adat PANCER BUANA. Kolaborasi tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat menjadi kunci penting dalam mewujudkan keberlanjutan program lingkungan.
Tanpa dukungan lokal, program penghijauan seperti ini sulit bertahan dalam jangka panjang.
PGPR Masuk Dukuh Wanasari: Mahasiswa IPB Ajak Petani Kenali Penyakit Tanaman dan Solusi Alaminya
Edukasi: Mengakar Lebih Dalam dari Sekadar Menanam
Kegiatan ini tak hanya berhenti pada menanam bambu. Mahasiswa IPB University juga mengadakan pelatihan teknis mengenai cara menanam, merawat, hingga memanfaatkan bambu secara optimal. Pelatihan dilakukan secara hybrid dengan menghadirkan dosen IPB sebagai narasumber. Meski dilakukan secara hybrid, sesi pelatihan berlangsung interaktif.
Warga dibekali pengetahuan mengenai jenis-jenis bambu yang cocok untuk lahan kritis, jarak tanam ideal, teknik perawatan agar tumbuh optimal, hingga cara panen yang tidak merusak rumpun. Informasi ini penting agar masyarakat bisa merawat tanaman bambu secara mandiri setelah program KKN berakhir.
Ajep, salah satu perangkat Desa Mekarasih, menyampaikan apresiasinya, “Saya berterima kasih kepada tim KKNT Inovasi IPB 2025 karena sudah mendatangkan dosen dari IPB yang bisa memaksimalkan potensi di Desa Mekarasih, yaitu bambu. Harapannya, dengan keberlangsungan yang keberlanjutan ini, para warga di sini dapat memaksimalkan potensi itu untuk mendorong ekonomi serta pelestarian bambu di daerah sekitar, untuk membudidayakan bambu di Desa Mekarasih.”
Mengenal Sarang Semut, Tanaman Herbal yang Dikenal sebagai Alternatif Antibakteri
Bambu: Tanaman Serbaguna dengan Segudang Manfaat
Menahan Longsor dan Memperbaiki Struktur Tanah
Akar bambu yang kuat dan berserabut membuat tanaman ini ideal untuk mencegah tanah longsor. Sistem akar yang menyebar ke segala arah mampu mengikat partikel tanah dan menjaga kestabilan lereng.
Rehabilitasi Lahan Kritis
Bambu memiliki keunggulan tumbuh cepat dan tidak membutuhkan banyak perawatan. Dalam waktu relatif singkat, tanaman ini bisa menghijaukan kembali lahan gersang dan tandus yang sebelumnya tidak produktif.
Menjaga Siklus Air dan Ekosistem
Selain menahan tanah, bambu juga membantu meningkatkan daya serap air ke dalam tanah. Akar-akarnya mampu menyimpan air, yang kemudian dilepaskan secara perlahan, sehingga membantu menjaga ketersediaan air tanah dan mengurangi risiko kekeringan.
Mendukung Kehidupan Satwa Liar
Hutan bambu menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar, seperti burung, serangga, dan reptil. Dengan menghijaukan kembali lahan kritis, program ini turut mendukung pelestarian keanekaragaman hayati lokal.
Patikan Kebo, Tanaman Liar dengan Senyawa Aktif yang Bermanfaat untuk Kecantikan
Bambu sebagai Aset Ekonomi Masa Depan
Lebih dari sekadar tanaman konservasi, bambu juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dalam jangka panjang, bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan, perabot rumah, bahan bangunan, bahkan produk inovatif ramah lingkungan seperti sedotan bambu dan kemasan biodegradable.
Devan, Koordinator Desa KKNT IPB University, mengatakan, “Penanaman bibit bambu ini dilakukan untuk menghindari kelangkaan akibat eksploitasi berlebihan. Dengan menanamnya secara berkelompok dan berjenjang, kita tidak hanya memulihkan populasi bambu tetapi juga menjamin ketersediaannya untuk kebutuhan ekonomi masyarakat di masa depan.”
Penanaman bibit dalam jumlah besar dan berkelanjutan akan menciptakan cadangan bambu yang dapat dipanen secara bertahap tanpa mengganggu ekosistem.
Dengan begitu, masyarakat dapat memperoleh keuntungan ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.
Menumbuhkan Kesadaran, Menuai Keberlanjutan
Melalui aksi ini, mahasiswa IPB University membuktikan bahwa kontribusi terhadap desa tak melulu harus bersifat besar dan spektakuler. Justru, langkah-langkah sederhana seperti menanam bibit bambu bisa membawa dampak yang luas dan berkelanjutan.
Apalagi jika dilakukan dengan pendekatan kolaboratif, edukatif, dan berbasis kebutuhan lokal.
Inisiatif ini juga menjadi contoh bagaimana kegiatan KKN dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan praktik nyata di lapangan. Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku atau laboratorium, tetapi juga dari interaksi langsung dengan masyarakat dan alam.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News