bersama petani linggamanik mahasiswa ipb university tumbuhkan harapan lewat inovasi pertanian ramah lingkungan dan agroforestri berbasis potensi lokal - News | Good News From Indonesia 2025

Bersama Petani Linggamanik, Mahasiswa IPB University Tumbuhkan Harapan lewat Pertanian Eco-friendly dan Agroforestri Berbasis Potensi Lokal

Bersama Petani Linggamanik, Mahasiswa IPB University Tumbuhkan Harapan lewat Pertanian Eco-friendly dan Agroforestri Berbasis Potensi Lokal
images info

Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, Tim KKN-T IPB bergerak cepat memberikan solusi nyata melalui kegiatan sosialisasi dan demonstrasi.

Pada Jumat 25 Agustus 2025, Tim KKN-T IPB GARUTKAB11 mengadakan acara sosialisasi sekaligus demonstrasi yang membahas isu pertanian dan kehutanan.

Kegiatan ini berlangsung pada pukul 13.30–17.30 WIB di Masjid Jami Assurur, Desa Linggamanik, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Desa Linggamanik sendiri memiliki potensi yang sangat tinggi, khususnya di bidang pertanian dan kehutanan. Komoditas padi dan cengkeh menjadi komoditas utama yang dihasilkan desa ini.

Namun, dalam proses budidayanya hingga panen para petani seringkali dihadapkan berbagai tantangan, terutama serangan hama dan penyakit tanaman yang sulit dikendalikan. Salah satu petani yang mengalami kesulitan tersebut adalah Titin.

“Iya, di sini mah padi-padi suka diserang hama. Kadang ada gejala pucuk daun menguning hingga kemerahan. Selain itu, ada juga bintik-bintik putih di daunnya dan kalau sudah seperti itu sulit dikendalikan dan ya pasrah saja,” ungkap Titin, salah satu petani setempat.

Saruni Diary: Jejak Langkah Pengabdian Mahasiswa KKNT-IPB di Kelurahan Saruni, Pandeglang, Banten

Selain yang dialami Titin, persoalan serupa juga sering dirasakan petani lain sehingga berdampak cukup signifikan pada penurunan hasil panen. Tak hanya itu, sebagian besar petani di Desa Linggamanik masih mengandalkan pupuk kimia dengan takaran yang ditentukan berdasarkan pengalaman turun-temurun bukan dari pengetahuan yang terukur secara ilmiah.

Kondisi ini membuat upaya peningkatan hasil produksi menjadi kurang optimal.

Menjawab permasalahan tersebut, tim KKN-T IPB GARUTKAB11 menggelar sosialisasi dan demonstrasi sebagai ruang diskusi terbuka untuk mencari solusi bersama. Kegiatan ini membawakan tiga materi utama yang disusun secara sistematis agar mudah dipahami masyarakat.

Pemaparan materi pupuk organik dan pengendalian hama dan penyakit

Materi pertama mengenai pemanfaatan pupuk organik, mulai dari manfaat dan fungsi bagi tanaman hingga proses pembuatannya. Menariknya, bahan utama pupuk organik ini memanfaatkan jerami padi yang melimpah di desa sehingga mudah didapat dan ekonomis.

Materi kedua membahas jenis-jenis hama dan penyakit tanaman serta cara pencegahannya. Diskusi berlangsung hangat dan penuh antusiasme sebab isu ini menjadi keluhan utama yang dirasakan petani.

Salah satu solusi praktis yang diperkenalkan adalah penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria).

PGPR adalah mikroorganisme baik yang hidup di sekitar akar tanaman yang berperan meningkatkan pertumbuhan tanaman sekaligus melindungi dari serangan hama dan penyakit.

Proses pembuatannya pun cukup sederhana, yakni dengan memanfaatkan mikroba alami dari akar bambu, dicampur terasi, gula merah, dedak, dan air bersih.

Materi ketiga adalah tentang agroforestri, yaitu konsep pengelolaan lahan yang memadukan tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian. Program ini pun mendukung pelaksanaan program perhutanan sosial yang akan dilaksanakan di Desa Linggamanik.

Penanaman 5000 Bibit Mangrove oleh Tim KKN-T IPB di Karangsong, Tambak, Totoran, Pabeanilir, dan Brondong

Sebagai langkah konkret, tim KKN-T IPB melakukan penanaman di lahan seluas 300 m² yang akan dijadikan sebagai lahan percobaan agroforestri dengan tanaman yang digunakan, yaitu bibit alpukat, kopi, serta tanaman berkayu lainnya.

Dalam kegiatan tersebut, masyarakat diberikan penjelasan mulai dari jarak tanam ideal untuk setiap jenis tanamannya, teknik penanaman, hingga strategi untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Sebagai penutup, tim KKN-T IPB juga mengadakan demonstrasi langsung mengenai pembuatan pupuk organik dan PGPR, sehingga masyarakat dapat mempraktikkannya secara mandiri di rumah.

Kegiatan tersebut diharapkan tidak hanya menjadi sarana berbagi ilmu, tetapi juga menjadi titik awal lahirnya inovasi dan perubahan positif di Desa Linggamanik.

Harapannya dengan semangat kolaborasi dan kemauan untuk belajar bersama, sektor pertanian dan kehutanan di desa ini dapat berkembang dan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Melalui kegiatan ini, tim KKN-T IPB berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat sehingga Desa Linggamanik dapat semakin maju dan mampu memaksimalkan potensi alamnya secara bijak dan bertanggung jawab.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.