bowie nguber drummer termotivasi jadi musisi usai jadi korban bully - News | Good News From Indonesia 2025

Bowie Nguber Drummer Termotivasi Jadi Musisi usai Jadi Korban Bully

Bowie Nguber Drummer Termotivasi Jadi Musisi usai Jadi Korban Bully
images info

Nguber Drummer adalah komunitas penabuh alat musik drum yang digagas oleh Bowie Champa dan Yandi Andaputra. Nama "Nguber Drummer" sendiri adalah singkatan cerdas dari "ngulik bersama drummer," mencerminkan semangat eksplorasi dan kolaborasi antarsesama penabuh drum.

Komunitas Nguber Drummer berawal dari kumpul-kumpul santai saat pandemi Covid-19. Namun, seiring waktu komunitas ini terus berkembang dan menjadi sebuah gerakan masif yang menggandeng drummer seluruh Indonesia.

Adapun Bowie dan Yandi berada di titik sekarang karena terdorong motivasi masing-masing. Jika Yandi memang ketularan bermusik karena orang tuanya juga musisi, Bowie mengaku pernah jadi korban rundung teman sejawatnya yang membuatnya terpacu untuk jadi seniman terkenal.

Motivasi

Seniman akan melahirkan seniman lainnya. Anggapan ini nyatanya adalah hal biasa terjadi di mana orang tua yang berkecimpung dalam dunia seni akan menurunkan bakat atau hobinya ke anaknya.

Yandi merasakan itu. Latar belakang orang tuanya yang merupakan musisi membuatnya sedari kecil ia dekat dengan dunia musik terutama alat musik pukul seperti drum.

“Ngiringin orang tua pada akhirnya kan. Jadi dari situ keterusan lah,” ucap Yandi kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Lain halnya dengan Bowie. Motivasinya ialah ingin menjadi artis/seniman musik terkenal.

Ambisi Bowie meluap karena ia pernah di-bully (perundungan) teman sejawatnya. Dari situ, keinginan untuk musisi pun dilakukan dengan mulai pukul-pukul drum sejak duduk di bangku SMP.

 “Gua dulu kan tukang di-bully di komplek, di sekolah. Kayak paling culun lah. Jadi gua kayak, ‘Awas semua, besok gua tunjukin loh!’,” ucap Bowie yang juga mengaku terinspirasi anak band era 1990-an.

Jantung Musik

Bagi Bowie dan Yandi sendiri, Nguber Drummer adalah sebuah ekosistem dan rumah yang memberdayakan serta mengangkat martabat para drummer. Berbagai program dilakukan mereka untuk menularkan semangat bermusik dan memberi wadah bagi talenta-talenta penabuh drum yang baru.

Penabuh drum kerap dipandang sebelah mata dalam sebuah komponen grup musik. Contohnya dalam sebuah band, penabuh drum biasa ditempatkan di belakang yang bagi awam peran mereka tidak terlihat dalam sebuah pertunjukan.

Kegelisahan akan hal tersebut dimiliki Bowie dan Yandi selaku founder Nguber Drummer. Keduanya pun mengakui citra seorang penabuh drum kurang diakui meskipun sejatinya mereka lah pemberi denyut dalam bermusik.

“Biasanya drummer tuh diremehkan karena selalu di belakang. Padahal drummer tuh jantung dari musik dan semua juga mengakui kalau drummer-nya kacau, satu band kacau. Jadi kita menaikkan marwah drummer,” ucap Yandi.

Kehadiran Nguber Drummer tidak hanya gebak-gebuk dalam sebuah pementasan. Ada harapan lain dari Bowie dan Yandi untuk memberi pengajaran soal teknik melalui program latihan.

“Di Indonesia kan harus kreatif ya. Kita lakukan biar orang tuh enggak Cuma sekadar main drum ngono-ngono wae, berisik. Jadi harus ada pengembangannya dan harus buka kepala orang, ngebuka mindset orang,” ujar Bowie menambahkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.