5 peran besar hutan mangrove dalam keberlanjutan - News | Good News From Indonesia 2025

5 Peran Besar Hutan Mangrove dalam Keberlanjutan

5 Peran Besar Hutan Mangrove dalam Keberlanjutan
images info

Pernahkah Kawan berpikir, apa jadinya jika jumlah hutan mangrove terus berkurang sedikit demi sedikit? Hal pertama yang terlintas mungkin tentang ancaman erosi dan hilangnya habitat dari hewan-hewan pesisir perairan.

Namun, berbicara tentang peranan mangrove, peran besar tanaman ini tidak hanya sebatas dua itu. Vegetasi ini juga mempunyai peran dalam membantu perekonomian sekitar, mengontrol polusi, bahkan hingga menyerap karbon. Itulah mengapa menjaga ekosistem mangrove atau bakau adalah salah satu isu lingkungan yang banyak digaungkan. 

Kawan mungkin bertanya-tanya, apakah peranannya sebesar itu? Sepenting itu? Berikut adalah 5 peranan Mangrove dalam keberlangsungan hidup di masa kini dan masa mendatang.

Melindungi Pesisir dari Erosi

Jika Kawan melihat hutan mangrove, yang mungkin menjadi sorotan adalah akar lebatnya. Nah! akar inilah yang memiliki peranan besar dalam menjaga pesisir. 

Dikutip dari laman TanamanIndonesia, vegetasi ini mempunyai akar yang kuat dan bercabang, bagian ini memiliki fungsi menahan goncangan ombak serta angin kencang. Tidak hanya memberikan perlindungan langsung bagi tanah, tetapi tanaman ini juga bisa memperlambat pergerakan air laut yang menggerus pantai sedikit demi sedikit.

Sementara akar bagian luarnya memperlambat ombak, sisi lain dari mangrove juga berperan sebagai pengokoh tanah tepi pantai layaknya tiang-tiang pada bangunan. Tidak hanya sampai situ, dari beberapa penelitian menjelaskan ketika perlahan-lahan ombak mengikis tanah, akar-akar ini akan menahan atau mengikat pasir dan lumpur supaya tidak terbawa oleh air.

Di beberapa kasus proses ini kemudian dapat membentuk sebuah gundukan tanah baru yang dapat membentuk atau memperkuat pulau di masa mendatang.

Menyaring Polusi dan Menjernihkan Air

Berbicara tentang menyaring Polusi, tentu yang terlihat adalah akar mangrove akan menahan limbah-limbah laut supaya tidak terendap ke pantai atau tepi laut. Namun tahukah kalian kalau ternyata polusi yang tersaring oleh akar ini tidak hanya itu?

Dilansir dari laman Sumatera Express, Hutan mangrove juga turut berperan sebagai bioremediasi alami karena dapat menyerap kandungan logam berat di alam seperti Fe, Mn, Cr, Cu, Co, Ni, Pb, Zn, dan Cd. Selain itu juga hutan bakau menyerap limbah tani berupa nitrogen dan fosfor. Nantinya beberapa zat ini akan digunakan bakau sebagai zat metabolisme dan mengontrol populasi alga di pesisir. Bioremediasi inilah yang kemudian secara tidak langsung menjernihkan air.

Rumah dari Ragam Fauna

Melihat dari bentukannya, daun dan akar yang rimbun, di tanah yang subur, bebas dari polusi, dan berada di pesisir. Beberapa hal inilah yang kemudian menjadikan wilayah atau hutan mangrove adalah rumah yang ideal untuk fauna lainnya seperti hewan laut, serangga pohon, dan masih banyak yang lainnya. Beberapa diantaranya yang cukup populer ada kucing bakau, kepiting bakau, bekantan, dan ikan glodok.

Dikutip dari laman The Guardian, sebuah survey dari suaka margasatwa Peam Krasop dan cagar alam Koh Kapik Ramsar di Kamboja menemukan ada 700 spesies fauna yang ditemukan berhabitat di hutan mangrove. N

amun, angka tersebut masih di area terluar, belum diteliti ke area lebih dalam. Survei Fishing Cat Ecological Enterprise dari laman yang sama juga menemukan adanya 74 spesies ikan dan 150 spesies burung di kawasan ini.

Menyerap Karbon

Kawan tentu tahu, emisi karbon adalah salah satu masalah global yang seolah tidak ada jalan keluarnya. Namun tahukah kalian, kalau ternyata hutan mangrove juga punya peranan besar dalam mengurangi karbon?

Dilansir dari laman YKAN, hasil penelitian yang dilakukan dengan Badan Riset & Inovasi Nasional bersama Yayasan Perisai menyebutkan simpanan karbon hutan mangrove di Indonesia memiliki nilai median di angka 950,5 Mg C/hektare. Salah satu simpanan karbon terbesar di tanah ada di Hutan mangrove di Tabalar Muara dengan simpanan sekitar 84%. 

Para peneliti juga menyebutkan akan ada emisi GRK yang berkurang hingga 67,43 ± 18,49 Mg CO2/hektare di setiap tahunnya jika kita ikut berperan menjaga ekosistem mangrove yang tersisa. Baik itu mencegah alih fungsi lahan ataupun gerakan reboisasi .

Mendorong Ekonomi Lokal

Masih berkaitan dengan habitat asli fauna, hal ini kemudian akan memberi imbas baik untuk para nelayan sekitar karena menurut Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia pada 2023 dikutip dari laman Mangrove Jakarta, menunjukkan ada sekitar 36% dari total hasil tangkapan perikanan Indonesia berasal dari kawasan pesisir yang hampir dari semuanya dari ekosistem mangrove.

Tak hanya di sektor perikanan, kawasan hutan mangrove juga memiliki daya tarik. Dengan harga yang relatif terjangkau semua kalangan, wisata di kawasan ini tidak hanya menyuguhkan suasana asri tetapi juga memberikan edukasi yang berbasis praktik langsung. Seperti salah satunya di kawasan hutan mangrove Tanjung Batu, Lombok Barat. Dilansir dari jurnal penelitian UGM oleh Mukhlisi Mukhlisi, ada total Rp1.4 Miliar pendapatan pertahunnya.

Itulah 5 peranan besar ekosistem mangrove dalam keberlanjutan. Tentu semua itu tidak bisa dirasakan jika perlahan kawasan pesisir berubah menjadi tanah yang gundul atau bahkan jadi distrik perumahan? Jadi, yuk mari kita jaga kawasan ini bersama!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.