neuralink dan masa depan otak digital cara kerja sejarah hingga uji klinis fda - News | Good News From Indonesia 2025

Neuralink dan Masa Depan Otak Digital: Cara Kerja, Sejarah, hingga Uji Klinis FDA

Neuralink dan Masa Depan Otak Digital: Cara Kerja, Sejarah, hingga Uji Klinis FDA
images info

"Kami memintanya membayangkan menggerakkan lengannya ke kiri dan ke kanan, dan kami bisa mendengar aktivitasnya," kata Profesor John Donoghue, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

Ketika Matthew Nagle pertama kali menggerakkan kursor di layar hanya dengan pikirannya, ia berseru, "Astaga!"

Percobaan penanaman sensor ke dalam otak Matthew Nagle dan terhubung ke komputer, berhasil. Nagle mampu mengoperasikan komputer tanpa bergerak. Awal tahun 2000-an menjadi babak baru adanya teknologi brain-computer interface (BCI) atau antarmuka otak-komputer yang disebut BrainGate.

Perubahan Teknologi di Indonesia, dari Kecerdasan Buatan hingga Kendaraan Listrik

Keberhasilan Nagle menggerakkan kursor hanya dengan perintah di otak membuat Nagle dengan cepat menjadi ikon BrainGate. Ia bahkan dengan cepat dapat bermain gim komputer sederhana, mengoperasikan TV, dan mengirim serta menerima email.

Teknologi BrainGate dikembangkan oleh para peneliti dari Brown University, AS. Pada 2004, proyek yang dipimpin Profesor John Donoghue ini berhasil menanam implan ke otak Matthew Nagle, seorang pria lumpuh akibat cedera tulang belakang.

Konsep BrainGate sederhana. Menurut Donoghue, masalah sebagian besar pasien lumpuh bukan terletak pada bagian otak yang mengendalikan gerakan, tetapi jalur yang menghubungkan otak ke seluruh tubuh, seperti sumsum tulang belakang, telah rusak.

Artificial Intelligence (AI) Menjadi Asisten Pribadi bagi Manusia

Untuk itu, BrainGate memanfaatkan sistem dengan menyambungkan ke otak, mengambil sinyal saraf yang tepat, dan mengirimkannya ke komputer. Sinyal tersebut kemudian diterjemahkan untuk menggerakkan kursor atau mengendalikan papan ketik komputer. Dengan cara ini, orang lumpuh dapat menggerakkan lengan robot atau mengemudikan kursi roda mereka sendiri, hanya dengan memikirkannya.

Teknologi serupa kembali diperbicangkan usai Audrey Crews, perempuan asal Amerika Serikat, tercatat menjadi orang pertama yang berhasil menulis kalimat utuh hanya dengan pikirannya pada Juli 2025. Kalimat itu diketik melalui komputer tanpa menyentuh keyboard. Ia menulis hanya dengan otak, tanpa menggerakkan tubuhnya.

Sebelumnya, Audrey lumpuh total akibat cedera saraf tulang belakang. Tapi lewat teknologi chip yang diproduksi Neuralink, ia kembali bisa berkomunikasi melalui pikiran yang diterjemahkan langsung ke layar.

Kecerdasan Buatan, Bagaimana Masa Depan Pekerjaan di Tahun 2030?

Apa Itu Neuralink?

Neuralink adalah perusahaan neuroteknologi yang didirikan oleh Elon Musk pada 2016. Perusahaan ini mengembangkan brain-computer interface (BCI) atau antarmuka otak-komputer, sebuah teknologi yang memungkinkan otak manusia berinteraksi langsung dengan perangkat digital.

Sebenarnya, BCI bukan hal baru. Seperti yang diuraikan sebelumnya, Profesor John Donoghue disebut jadi ilmuwan pertama yang berhasil menerapkan BCI pada awal 2000-an. Akan tetapi, narasi publik yang kuat dan keterlibatan Elon Musk sebagai sosok yang fenomenal, membuat teknologi BCI lebih dikenal masyarakat umum.

Kecerdasan Buatan, Memperkuat atau Menggantikan Manusia?

Cara Kerja Chip Neuralink: dari Pikiran ke Perintah Digital

Otak manusia bekerja dengan mengirimkan sinyal listrik antar neuron. Setiap kali kita berpikir, berbicara, atau bergerak, sinyal ini menyala di bagian otak tertentu.

Chip Neuralink ditanam di area motorik otak, bagian yang mengatur gerakan. Saat Audrey berpikir untuk mengetik huruf, chip membaca pola sinyal listrik itu. Lalu sinyal dikirim ke komputer, diterjemahkan oleh software, dan muncul sebagai huruf di layar.

Chip saja tidak cukup. Neuralink mengembangkan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengolah data sinyal otak. Sistem ini belajar mengenali pola sinyal unik setiap pengguna. Jadi semakin sering digunakan, semakin akurat terjemahan pikirannya.

Sebab, setiap pengguna perlu menjalani proses pelatihan agar chip bisa mengenali niat mereka. Ini seperti mengajari sistem mengenali “tanda-tanda” pikiran: ketika ingin menggerakkan kursor, memilih huruf, atau menghapus kata.

Transformasi Sumber Daya Manusia di Era Kecerdasan Buatan, Tantangan dan Peluang

Neuralink Kantongi Izin dari FDA

Neuralink telah mendapat izin resmi dari FDA (Food and Drug Administration) untuk memulai uji coba klinis pada manusia Mei 2023. Uji ini melibatkan pemantauan ketat terhadap efek jangka pendek dan panjang, termasuk potensi peradangan otak, jaringan parut, atau masalah perangkat.

Noland Arbaugh tercatat menjadi manusia pertama yang menerima uji coba Neuralink, usai izin itu dikeluarkan. Ia mampu bermain catur di laptop menggunakan pikirannya. Kemudian, Audrey menyusul melakuka uji coba, menjadi orang pertama yang benar-benar mengetik dan menyampaikan pesan utuh dalam kalimat panjang.

Kini, Neuralink menargetkan perluasan uji klinis pada lebih banyak pasien dengan kondisi neurologis berat, seperti ALS, stroke, atau cedera tulang belakang. Perusahaan milik Elon Musk ini juga menjajaki kemungkinan mengembangkan chip untuk mengembalikan fungsi penglihatan dan pendengaran.

Komunikasi di Era 4.0: Terobosan Keren Bareng Kecerdasan Buatan!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.