Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi Institut Pertanian Bogor dari kelompok TegalKAB06 menunjukkan komitmen mereka dalam memberdayakan masyarakat desa melalui pendekatan berbasis potensi lokal.
Salah satu fokus utama yang diangkat adalah inovasi di bidang peternakan melalui program Parmensi atau Pakan Fermentasi Bernutrisi. Program ini dilaksanakan bersama para peternak di Desa Kedungjati, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, sebagai upaya mendukung pemenuhan pakan ternak secara berkelanjutan.
Parmensi merupakan pakan fermentasi bernutrisi yang dibuat dengan memanfaatkan limbah hijauan pertanian yang sering terbuang, khususnya batang dan daun jagung yang melimpah di Desa Kedungjati.
Limbah hijauan ini terlebih dahulu dicacah menjadi potongan-potongan kecil agar lebih mudah dicerna oleh ternak dan proses fermentasi dapat berjalan optimal. Setelah itu, bahan utama tersebut dicampurkan dengan dedak halus yang berfungsi sebagai sumber energi dan penambah tekstur pada pakan, molases atau tetes tebu yang berperan sebagai sumber gula untuk mendukung aktivitas mikroba fermentasi, serta larutan EM4 (Effective Microorganisms 4) yang mengandung berbagai bakteri menguntungkan seperti Lactobacillus dan ragi untuk mempercepat proses fermentasi.
Selain itu, ditambahkan air secukupnya untuk menjaga kelembapan bahan sehingga kondisi lingkungan mendukung perkembangan mikroba. Semua bahan kemudian diaduk hingga tercampur merata.
Campuran tersebut lalu dimasukkan ke dalam wadah kedap udara seperti tong plastik, kemudian dipadatkan untuk mengeluarkan udara sebanyak mungkin sebelum ditutup rapat. Proses fermentasi ini berlangsung selama 7 hingga 14 hari di tempat yang teduh dan sejuk, dengan tujuan agar bakteri baik dapat menguraikan bahan organik menjadi pakan yang lebih lembut, bernutrisi, dan tahan lama.
Hasil Parmensi yang telah jadi memiliki aroma asam segar menyerupai tape, warna hijau kecokelatan yang masih cerah, tidak berjamur, dan memiliki tekstur yang disukai ternak.
Keunggulan dari pakan ini adalah dapat disimpan selama berbulan-bulan tanpa penurunan kualitas asalkan wadah tetap tertutup rapat, sehingga sangat bermanfaat bagi peternak untuk mengatasi keterbatasan hijauan segar di musim kemarau maupun saat waktu terbatas seperti menjelang hari raya.
Kegiatan penyuluhan dan praktik pembuatan Parmensi dilakukan di Balai Desa Kedungjati dengan pendekatan partisipatif. Para mahasiswa memberikan edukasi mengenai manfaat pakan fermentasi, komposisi bahan, proses pembuatannya, serta cara penyimpanan yang benar agar kualitas pakan tetap terjaga.
Para peternak juga diberikan kesempatan untuk ikut langsung dalam proses pembuatan Parmensi, dari pencampuran bahan hingga tahap akhir pengemasan dan penyimpanan fermentasi.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan serta keinginan mereka untuk mencoba membuat sendiri setelah kegiatan. Salah satu peternak menyampaikan bahwa, "Selama ini saya belum pernah mencoba pakan fermentasi seperti Parmensi. Padahal manfaatnya besar, karena bisa mengurangi frekuensi pencarian pakan hijauan yang cukup menyita waktu dan tenaga. Pengeluaran juga jadi lebih hemat. Apalagi di Kedungjati banyak limbah hijauan pertanian yang bisa dimanfaatkan,” ungkap peternak lokal.
Setelah rangkaian pelatihan dan praktik pembuatan selesai, mahasiswa KKNT IPB University menyerahkan contoh Parmensi yang sudah jadi kepada kelompok ternak Desa Kedungjati sekaligus membagikan buku panduan berisi langkah-langkah pembuatan dan komposisi bahan yang diperlukan.
Beberapa peternak mencoba memberikan Parmensi kepada kambing peliharaan mereka secara bertahap, dan hasil awal menunjukkan ternak mulai mencicipi pakan tersebut meskipun masih dalam tahap adaptasi.
Respon ini menjadi indikasi positif bahwa Parmensi berpotensi diterima oleh ternak jika pemberiannya dilakukan secara rutin, sekaligus membuka peluang bagi para peternak untuk lebih mandiri dalam penyediaan pakan yang tahan lama, hemat, dan memanfaatkan limbah pertanian secara optimal.
Program ini tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pakan saat kekurangan hijauan, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan efisiensi waktu dan biaya dalam pengelolaan ternak. Mahasiswa berharap dengan diperkenalkannya Parmensi, para peternak dapat lebih mandiri dalam menyediakan pakan ternak sekaligus memanfaatkan limbah pertanian secara optimal.
Besar harapan agar inovasi ini dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri, menjadi praktik rutin, dan mampu memberikan dampak nyata bagi keberlanjutan peternakan rakyat di Desa Kedungjati.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News