tegalbuleud hari ini potret desa pesisir di selatan sukabumi - News | Good News From Indonesia 2025

Tegalbuleud Hari Ini: Potret Desa Pesisir di Selatan Sukabumi

Tegalbuleud Hari Ini: Potret Desa Pesisir di Selatan Sukabumi
images info

Desa Tegalbuleud, yang terletak di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, menyimpan banyak cerita menarik seputar potensi, tantangan, dan kehidupan warganya. Dengan luas wilayah mencapai 3.616,49 hektare, desa ini menjadi rumah bagi lebih dari 7.667 jiwa (data penduduk masih terus diperbarui).

Desa Tegalbuleud terbagi ke dalam lima dusun, yaitu Tegalbuleud 1, Tegalbuleud 2, Karanganyar 1, Karanganyar 2, dan Puncak Jengkol. Secara geografis, bagian timur desa berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur yang dipisahkan oleh Sungai Cibuni. Kawasan ini menjadi pusat perputaran ekonomi desa karena letaknya strategis dan dekat dengan jalur distribusi.

Sektor pertanian dan perikanan menjadi tulang punggung utama perekonomian Desa Tegalbuleud. Komoditas seperti padi, palawija, semangka, pisang, dan melon tumbuh subur, terutama di wilayah selatan desa yang memiliki akses jalan lebih baik.

Di kawasan ini pula, terbentang sekitar 300 hektare kebun kelapa yang telah ditanam sejak tahun 1983. Kelapa-kelapa ini biasa diolah menjadi gula aren berkualitas yang kemudian menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak keluarga.

Walau menyimpan potensi besar, sebagian lahan kebun saat ini masih terbengkalai dan belum dimanfaatkan secara optimal 

Selain pertanian dan perikanan, terutama dari budidaya ikan nila, aktivitas ekonomi masyarakat juga tumbuh dari usaha kecil. Banyak warga, khususnya kelompok ibu-ibu PKK, mengembangkan usaha rumahan dengan memproduksi berbagai makanan ringan seperti gorengan, kue kering, lanta (olahan pisang), sukun goreng, tempe, tahu, dan oncom.

Produk-produk ini tak hanya menopang kebutuhan sehari-hari warga Desa Tegalbuleud, tapi juga menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas ekonomi keluarga.

Pendidikan menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat Desa Tegalbuleud. Berbagai jenjang sekolah telah tersedia, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA, yang tersebar di beberapa wilayah seperti Puncak Jengkol, Karanganyar, Panginuman, dan Datarnangka.

Pendidikan agama juga disalurkan melalui madrasah-madrasah yang aktif beroperasi. Tingkat partisipasi belajar pun cukup tinggi. Hal ini ditandai oleh banyaknya generasi muda yang melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, bahkan berhasil menembus institusi TNI dan Polri.

Meski belum memiliki puskesmas, pelayanan kesehatan dasar tetap tersedia melalui Pustu yang melayani kebutuhan warga. Kegiatan sosial dan keagamaan seperti pengajian, posyandu, dan gotong royong rutin dilakukan, didukung oleh masjid-masjid yang tersebar di setiap dusun. Kegiatan budaya seperti mauludan, rajaban, serta pertunjukan kuda lumping dan wayang kulit juga masih tetap hidup di tengah masyarakat, terutama di wilayah Karanganyar.

Di balik geliat kehidupan desa, sejumlah persoalan mendasar masih perlu mendapat perhatian. Beberapa persoalan ini mencangkup Infrastruktur jalan raya yang telah diaspal hanya sekitar 75% dari total 30 km jaringan jalan desa. Sisanya, terutama di wilayah Tegalbuleud 1, Karanganyar 2, dan Karanganyar 1 menuju Cikuda, masih berupa jalan tanah dan berbatu, sehingga menyulitkan mobilitas warga, terutama saat musim hujan.

Permasalahan air bersih juga masih menjadi persoalan yang marak terjadi di Desa Tegalbuleud. Di musim hujan, air melimpah, namun saat kemarau, warga di beberapa dusun seperti Puncak Jengkol dan Tegalbuleud 1 sangat bergantung pada bantuan air dari Dinas Sosial yang dialirkan melalui tangki air. Sebelumya, pemerintah desa telah mengajukan permohonan pengeboran air bersih di 15 titik kepada pemerintah kecamatan, namun hingga kini belum terealisasi. 

Persoalan lain yang dialami desa mencangkup sistem pengelolaan sampah yang masih belum berjalan optimal. Meskipun warga sudah siap untuk terlibat aktif dalam hal pengelolaan sampah, desa belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dikarenakan belum adanya dukungan konkret terkait pembangunan TPA dari pihak kecamatan atau dinas terkait.

Di balik berbagai persoalan tersebut, Desa Tegalbuleud tetap memiliki potensi yang dapat dikembangkan lebih jauh. Salah satunya adalah sektor wisata dan pengelolaan sumber daya alam yang belum tergarap secara maksimal.

Kawasan pesisir seperti Jalan Baru dan Muara Cibuni menyuguhkan keindahan garis pantai dan muara yang masih alami. Garis pantai sepanjang 6.000 meter di Desa Tegalbuleud juga berpeluang dikembangkan, baik untuk pariwisata maupun produksi garam industri.

Di sisi lain, hutan desa seluas 800 hektare juga menjadi aset yang bernilai, namun hingga saat ini masih menunggu perencanaan yang lebih matang. Sebagai langkah awal, pemerintah desa telah menyiapkan lahan seluas dua hektare untuk pengembangan kawasan wisata.

Diharapkan, inisiatif ini mampu menggerakkan roda ekonomi warga sekaligus memperkenalkan kekayaan alam Tegalbuleud kepada lebih banyak orang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.