kknt ipb university ajak warga kotaagung ubah sampah jadi pupuk pekarangan jadi kebun - News | Good News From Indonesia 2025

KKN-T IPB University Sulap Sampah Dapur jadi Pupuk, Hidupkan Pekarangan jadi Kebun

KKN-T IPB University Sulap Sampah Dapur jadi Pupuk, Hidupkan Pekarangan jadi Kebun
images info

Siapa sangka, kulit buah dan sisa sayur di dapur bisa menyuburkan kebun di halaman rumah. Inilah yang dilakukan sekelompok mahasiswa KKN-T IPB University bersama warga Desa Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

Lewat cara sederhana, mereka membuktikan bahwa kepedulian pada lingkungan bisa dimulai dari rumah sendiri, sekaligus mendukung kebutuhan pangan keluarga.

Pada Minggu, 13 Juli 2025, halaman Taman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Kotaagung tampak lebih ramai dari biasanya. Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) dan PKK berkumpul bersama mahasiswa KKN-T IPB University.

Mereka duduk melingkar di teras rumah pengelola TOGA, mendengarkan penjelasan bagaimana sisa dapur bisa diolah menjadi pupuk organik bernama eco enzyme dan pemanfaatan pekarangan rumah menjadi kebun mini.

"Belajar Hebat Bangga Sehat", Tim KKN-T IPB JejakJono Sosialisasikan Hidup Bersih dan Sehat di Grobogan

Program ini merupakan salah satu inovasi KKN-T IPB University yang mengusung tema pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan. Ketua tim KKN-T IPB University Kotaagung, Garry, menjelaskan bahwa program eco enzyme ini memang dirancang saling berkaitan dengan program Edible Garden Mini.

“Biasanya, kulit buah dan sisa sayur hanya dibuang. Padahal kalau diolah, bisa menjadi eco enzyme yang bermanfaat untuk pupuk organik, pembersih alami, bahkan pestisida nabati. Ecoenzyme ini kami gunakan kembali untuk merawat kebun Edible Garden Mini di pekarangan warga. Jadi, dua program ini saling mendukung,” terang Garry.

Tak hanya mendengar materi, para warga juga diajak praktik langsung membuat eco enzyme dengan bahan-bahan yang mudah didapat, yakni kulit buah, gula merah, dan air bersih. Semua bahan dicampurkan dalam wadah tertutup dan difermentasi beberapa minggu hingga siap pakai.

Cairan ini kemudian digunakan untuk menyuburkan kebun sayur mini di pekarangan rumah masing-masing.

Program Edible Garden Mini sendiri merupakan upaya mahasiswa KKN-T IPB University untuk mendorong warga memanfaatkan lahan pekarangan yang sering kali terbengkalai.

Dengan kebun sederhana, warga diajak menanam sayur, cabai, tomat, rempah-rempah, bahkan tanaman obat keluarga. Hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga mengurangi pengeluaran belanja dapur.

Dorong UMKM 'Naik Kelas', Mahasiswa KKN-T IPB Gencarkan Digitalisasi bagi Puluhan UMKM di Kelurahan Cipaisan

Ibu-ibu yang hadir tampak bersemangat. Banyak di antara mereka baru pertama kali mengetahui cara membuat eco enzyme dan bagaimana kebun mini bisa dirawat dengan bahan alami.

Selain praktik langsung, para mahasiswa juga membagikan poster panduan agar warga bisa mencoba membuat eco enzyme secara mandiri di rumah.

Nely, bendahara PKK Desa Kotaagung, menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa KKN-T IPB University yang mau mendampingi warga dari teori hingga praktik di lapangan.

“Kami senang sekali. Biasanya kulit buah hanya dibuang, sekarang bisa dijadikan pupuk untuk kebun. Edible Garden ini juga bermanfaat, karena kami bisa panen sayur di halaman sendiri, jadi lebih hemat belanja. Anak-anak juga bisa ikut menanam,” tutur Nely.

Beberapa warga bahkan sudah merencanakan untuk mengembangkan kebun mini ini lebih luas. Ada yang berencana menanam sayur dalam pot, ada pula yang ingin membuat kebun bersama di lahan kosong sekitar rumah.

Mahasiswa KKN-T IPB University berharap program eco enzyme dan Edible Garden Mini ini bisa menjadi langkah awal untuk membangun budaya mengelola sampah organik dan memanfaatkan pekarangan secara produktif.

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB Berhasil Mengolah Limbah Cair Tahu, Solusi Inovatif Pertanian di Desa Leuweung Kolot

Garry yakin, langkah sederhana ini akan membawa dampak besar jika dijalankan bersama-sama.

“Kalau satu rumah saja bisa punya kebun mini dan memanfaatkan sampah dapur, bayangkan jika satu RT, satu desa juga melakukan hal yang sama. Lingkungan akan lebih bersih, keluarga lebih hemat, dan ketahanan pangan bisa terjaga,” tambah Garry.

Dengan semangat gotong royong, mahasiswa dan warga Desa Kotaagung membuktikan bahwa perubahan besar bisa berawal dari langkah kecil di pekarangan rumah.

Dari dapur, kebun, hingga meja makan, semua saling terhubung demi kehidupan yang lebih hijau, sehat, dan mandiri.


Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.