mahasiswa kkn fp ub bimbing warga desa wonokitri bertani hidroponik untuk ketahanan pangan keluarga - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa KKN FP UB Bimbing Warga Desa Wonokitri Bertani Hidroponik untuk Ketahanan Pangan Keluarga

Mahasiswa KKN FP UB Bimbing Warga Desa Wonokitri Bertani Hidroponik untuk Ketahanan Pangan Keluarga
images info

Halo, Kawan GNFI! Semangat generasi pertanian kini turut digaungkan dari lereng Gunung Bromo melalui program pengabdian masyarakat. Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya (FP UB) menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan sistem hidroponik bagi warga Desa Wonokitri, Tosari, Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan metode pertanian modern yang efisien dan cocok diterapkan di lahan terbatas.

Desa Wonokitri terletak di kawasan lereng Gunung Bromo dan memiliki kontur lahan yang berbukit serta berlereng curam. Sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk komoditas hortikultura terbatas seperti kentang, kubis, dan bawang merah.

Namun, tidak semua warga memiliki akses atau kepemilikan lahan luas. Iklim dingin dan curah hujan tinggi juga menjadi tantangan tersendiri dalam sistem pertanian konvensional.

Kondisi ini menjadikan hidroponik sebagai solusi ideal untuk bertani di area sempit dan di sekitar rumah warga.

Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, melainkan dengan media air yang diperkaya nutrisi. Sistem ini memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat, hemat lahan, lebih bersih dan minim hama.

KKN-T IPB Buat Program GIZIKU dan Lilin Jelita, Tingkatkan Kualitas Keluarga dan Lingkungan di Desa Bakah

Pelatihan tersebut nantinya peserta dikenalkan pada teknik dasar hidroponik untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti sawi, selada, kangkung, dan bayam. Ini sesuai untuk dikembangkan di lingkungan rumah dan juga terbatas di Desa Wonokitri.

Kawan GNFI! Selain penyampaian materi, peserta juga mengikuti praktik langsung membuat instalasi hidroponik sederhana menggunakan bahan daur ulang.

Sistem ini memiliki sejumlah keunggulan, antara lain efisiensi penggunaan air hingga 90% lebih hemat dibanding pertanian konvensional, tidak memerlukan lahan luas, lebih bersih, minim hama dan penyakit tanaman, dan hasil panen yang cenderung lebih cepat. Sayuran yang dihasilkan pun lebih segar dan higienis.

Muhammad Rafi Ihza, salah satu pemateri dari tim KKN, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk nyata penerapan ilmu pertanian yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Kami ingin menunjukkan bahwa bertani tidak harus selalu di lahan luas. Dengan hidroponik, masyarakat bisa memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah untuk menanam sayuran sehat dan segar setiap hari. Harapannya, ini bisa menjadi langkah awal menuju ketahanan pangan mandiri di tingkat rumah tangga," ujarnya.

Putri Maritza Nadine, pemateri lainnya, juga mengungkapkan kegembiraannya atas antusiasme warga selama kegiatan berlangsung.

"Kami sangat senang melihat warga begitu antusias mengikuti praktik hidroponik. Bahkan banyak yang sudah punya rencana untuk mencoba di rumah masing-masing. Semoga pelatihan ini bisa memicu kreativitas warga dalam mengembangkan pertanian yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi," tuturnya.

Shanti, selaku Kepala Desa Wonokitri menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan hidroponik yang diberikan oleh mahasiswa KKN FP UB.

Ia melihat program ini sebagai inovasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam menghadapi keterbatasan komoditas hortikultura sayur sayuran di daerah lereng Bromo.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena membuka wawasan baru bagi warga, khususnya ibu-ibu rumah tangga, untuk bisa bertani secara mandiri meskipun tanpa lahan luas. Hidroponik ini sangat cocok diterapkan di desa kami, apalagi alat dan bahannya cukup sederhana. Harapannya, pelatihan ini tidak berhenti di sini, tetapi bisa terus dikembangkan menjadi kegiatan produktif yang membantu perekonomian keluarga," ujar Shanti.

Warga terlihat aktif terlibat selama kegiatan berlangsung, dengan banyak peserta yang bertanya dan berdiskusi mengenai penerapan hidroponik di rumah masing-masing.

Semangat dan keterbukaan masyarakat menjadi harapan besar bagi pengembangan inovasi pertanian di Desa Wonokitri.

Tim KKN-T IPB 2025 Perkenalkan Selai Salak kepada Masyarakat Desa Ambal, Bisa Tahan Lama

Kawan GNFI, Mahasiswa KKN FP UB juga berharap melalui program kerja hidroponik ini, masyarakat Desa Wonokitri dapat mengembangkan keterampilan bercocok tanam secara mandiri di rumah dengan cara yang lebih praktis, efisien, dan berkelanjutan.

Selain untuk mencukupi kebutuhan sayur harian, sistem hidroponik juga diharapkan mampu membuka peluang usaha mikro yang dapat menunjang perekonomian keluarga.

Ke depannya, program ini diharapkan menjadi langkah awal terciptanya desa mandiri pangan berbasis inovasi pertanian modern yang ramah lingkungan. Juga mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.