Negeri Atas Angin merupakan salah satu situs wisata geopark di Bojonegoro yang sudah familiar oleh warga Kabupaten Bojonegoro. Letaknya yang berada di atas ketinggian bukit 650 mdpl menjadikan kesan pemandangan indah. Hamparan sawah terjejer rapi dengan terasering yang rapi.
Bojonegoro saat ini sangat serius dalam menangani situs geopark, salah satunya situs geosite Negeri Atas Angin. Bojonegoro bersama UNESCO berupaya menjaga dan melestarikan aset geopark yang ada di alam salah satunya di Bojonegoro.
Di balik indahnya pemandangan yang ditawarkan Negeri Atas Angin, siapa sangka terdapat potensi UMKM Madu Murni Khas Deling yang konon katanya kaya akan kasiat. Tak Banyak yang tau bahwa Negeri Atas Angin menyimpan potensi Madu yang tak kalah dengan daerah lain. Berdasarkan informasi terdapat lima titik UMKM madu di Desa Deling, salah satunya Pak Edi.
Pak Edi merupakan salah satu pelaku UMKM Madu di Desa Deling yang masih aktif sampai saat berita ini ditulis.
Mahasiswa KKNTK 20 Universitas Bojonegoro dari tim UMKM Wisata mencoba mengoptimalkan potensi UMKM yang ada di Desa Deling. Dalam eksplorasi UMKM di Desa Deling, Tim UMKM Wisata KKNTK 20 Universitas Bojonegoro, menemukan informasi terkait UMKM Madu ini berdasarkan informasi dari warga setempat.
Mahasiswa KKNTK 20 Universitas Bojonegoro berkesempatan melakukan wawancara bersama Pak Edi yang berlokasi di kediaman beliau.
Dalam wawancara didapat informasi bahwa Pak Edi ini merupakan pelaku UMKM Madu yang cukup sepuh. Beliau melakoni pekerjaan sebagai pelaku UMKM madu sejak di usia dini. Berawal dari menemukan madu saat menggembala, menjadikan jalan rejeki bagi beliau dan sekeluarga.
Sayangnya UMKM yang dirasa potensial ini kurang terekspos oleh wisatawan luas, bahkan warga Bojonegoro itu sendiri. Hal ini tak lepas dari kurangnya media informasi yang memberitakan madu khas Deling ini. KKNTK 20 Universitas Bojonegoro berupaya melakukan optimalisasi terhadap UMKM Madu ini.
Pembaruan dalam hal pengemasan menjadi langkah awal optimalisasi UMKM Madu di Desa Deling. Mengingat pengemasan madu Desa Deling ini dirasa kurang menarik. Pengemasan madu menggunakan botol bekas pakai, yang walaupun sudah dicuci dan dijamin kebersihannya, tapi hal tersebut terkadang menjadikan produk terlihat kurang menarik.
KKNTK 20 Universitas Bojonegoro berdiskusi dengan Pak Edi mengenai pengemasan produk, dan beliau menyetujui rencana pengemasan serta melakukan branding terhadap usaha madu yang digeluti beliau.
"Saya setuju saja mas mbak, yang penting hal ini baik bagi masyarakat Deling dan pelaku usaha madu saya setuju saja", ujar beliau saat wawancara.
Tak sampai disitu KKNTK 20 Universitas Bojonegoro juga mengundang Pak Edi dan para pelaku UMKM lainya dalam acara pelatihan pengelolaan wisata berbasis digital yang tentu nya juga membahas mengenai bagaimana mengoptimalkan pengelolaan wisata termasuk UMKM.
Diharapkan dengan adanya KKNTK 20 Universitas Bojonegoro mampu mengoptimalkan potensi UMKM di wilayah wisata untuk mendukung keberlanjutan wisata geopark Negeri Atas Angin
Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa KKNTK 20 Universitas Bojonegoro dan para pelaku UMKM seperti Pak Edi, diharapkan potensi lokal yang dimiliki Desa Deling dapat lebih dikenal luas dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
Selain itu, pengembangan UMKM madu khas Deling juga menjadi bagian penting dalam mendukung ekosistem wisata berkelanjutan di kawasan geopark Negeri Atas Angin.
Ke depan, sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, dan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian alam sekaligus mengembangkan potensi ekonomi lokal agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News