beasiswa gks antarkan ardina ulya dari fkm umj ke korea - News | Good News From Indonesia 2025

Beasiswa GKS Antarkan Ardina Ulya dari FKM UMJ ke Korea

Beasiswa GKS Antarkan Ardina Ulya dari FKM UMJ ke Korea
images info

Tidak semua orang berani mengambil risiko untuk mengejar mimpi yang tak terlihat ujungnya. Namun justru di sanalah, batas antara biasa dan luar biasa ditentukan.

Banyak orang bermimpi besar, tapi hanya segelintir yang cukup berani untuk benar-benar melangkah keluar dari zona nyaman meninggalkan kenyamanan, menghadapi ketidakpastian, dan membuka pintu-pintu baru yang belum tentu terbuka lebar.

Kisah Ardina Ulya, SKM, M.Sc., alumni Kesehatan Masyarakat FKM UMJ angkatan 2012, adalah cerminan nyata dari keberanian semacam itu. Bukan hanya berani bermimpi, tetapi juga konsisten menapaki jalan yang terjal demi pendidikan dan pengembangan diri.

Keputusannya untuk melanjutkan studi hingga ke Negeri Ginseng, Korea Selatan, bukanlah cerita instan. Ada perjuangan panjang, ada keteguhan hati, dan tentu saja, ada titik balik yang mengubah cara pandangnya terhadap dunia dan dirinya sendiri.

Dengan beasiswa Global Korea Scholarship (GKS) tahun 2020, Ardina kini tengah menuntaskan studi S2 Food and Nutrition di Chungnam National University, Korea Selatan. Perjalanannya adalah potret kegigihan pemudi Indonesia yang berani mengejar asa di kancah global.

Ardina Ulya membagikan kisah perjalanannya, dari seorang mahasiswa Kesmas hingga menjadi peneliti gizi di Negeri Ginseng. Filosofi ini bukan berarti melarikan diri, melainkan sebuah metafora untuk keberanian melangkah keluar dari zona nyaman, mencari tantangan baru, dan menjemput peluang besar yang tersembunyi jauh dari familiaritas.

Kisahnya bukan hanya tentang pencapaian pribadi, melainkan juga inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk berani melangkah dan membawa nama bangsa hingga nama baik Universitas.

Mengembangkan Diri dalam Bidang Gizi & Kesehatan

Jejak Perjalanan Ardina Ulya Dalam Bidang Gizi dan Kesehatan. Foto By Ardina Ulya
info gambar

Latar belakang pendidikan Ardina Ulya sebagai S-1 Program studi Kesehatan Masyarakat dari FKM UMJ angkatan 2012 membentuk fondasi kuat bagi ketertarikannya pada isu-isu kesehatan publik. Sebelum melangkahkan kaki ke Korea, Kak Ardina telah aktif menorehkan jejak profesional yang relevan.

Ia pernah berkiprah sebagai content writer di Summit Institute of Development dari Desember 2019 hingga Juni 2020, sebuah posisi yang fokus pada informasi gizi, edukasi kesehatan, dan program nutrisi. Pengalamannya menulis juga terasah sebagai jurnalis untuk situs kesehatan Linisehat.com di bawah naungan Universitas IPB dari Desember 2017 hingga April 2018.

Minatnya pada bidang nutrition and health education, nutrigenomics, dan human nutrition semakin menguatkan tekadnya untuk mencari ilmu lebih dalam, dan pandangannya tertuju pada Korea Selatan.

Keputusan ini merupakan langkah strategis untuk memperdalam spesialisasi yang tidak banyak ditawarkan di tanah air. Ketertarikan khusus pada sistem pendidikan dan riset di Korea, khususnya bidang pangan dan gizi, menjadi daya tarik utamanya.

Dorongan ini, yang mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, semakin memantapkan langkahnya. Bahkan, sebelum meraih GKS, kak Ardina telah aktif dalam penelitian. Ia berpengalaman sebagai Research Assistant sekaligus Sekretaris Departemen Kardio-Onkologi RS Kanker "Dharmais" – Pusat Kanker Nasional dari Januari 2017 hingga Januari 2018.

Pengalamannya sebagai Enumerator dan Data Entry Officer untuk proyek penelitian gizi dari November 2016 hingga Januari 2017 juga membentuknya menjadi pribadi yang teliti dan analitis, sebuah modal berharga dalam riset.

Karya tulisnya pun tak hanya terbatas pada konteks profesional, Blog WordPress pribadinya menjadi wadah refleksi dan inspirasi, termasuk tulisan menarik berjudul "Menyelesaikan Skripsi dan Lulus Tepat Waktu Setelah Menikah? Apa Bisa?" yang merefleksikan pengalaman pribadi menikah muda dengan rekan kuliahnya.

Menaklukkan GKS Mulai Dari Tahap Proses Seleksi, Tantangan Hingga Kunci Sukses

Beasiswa Global Korea Scholarship (GKS) merupakan salah satu beasiswa paling kompetitif dan diidamkan banyak mahasiswa internasional. Ardina Ulya berhasil meraih kesempatan ini pada tahun 2020. Pengetahuannya tentang GKS sendiri ia peroleh dari berbagai sumber informasi yang ia telusuri secara aktif.

Proses seleksi GKS dikenal sangat ketat, mencakup beberapa tahapan dari seleksi administrasi, wawancara, hingga penilaian potensi riset. Kak Ardina mengakui, tantangan terberat selama proses seleksi bukanlah sekadar urusan akademik, melainkan juga persiapan mental dan administrasi yang sangat detail.

"Persiapan adalah kunci. Bukan cuma nilai IPK, tapi juga bagaimana kita bisa meyakinkan pihak pemberi beasiswa bahwa kita punya motivasi kuat dan rencana studi yang jelas," ungkapnya, mengutip pengalaman pribadinya.

Salah satu tips utama yang ia sarankan untuk para pejuang beasiswa GKS atau beasiswa luar negeri lainnya adalah ketekunan dalam menyiapkan dokumen, serta keberanian untuk terus mencoba meskipun menghadapi penolakan awal.

"Jangan takut mencoba. Setiap kegagalan adalah pelajaran. Perkuat esai motivasi, sesuaikan riset minat dengan profesor tujuan, dan paling penting, mental harus siap menghadapi proses panjang," tegasnya, menekankan pentingnya persiapan dan riset yang panjang.

Suka, Duka, Refleksi dan Adaptasi di Korea

Setelah dinyatakan lolos GKS, tujuan utama kak Ardina Ulya ke Korea adalah murni untuk studi dan riset S2. Ia kini aktif menjalani perkuliahan Food and Nutrition di Chungnam National University, sebuah bidang yang sangat berkaitan erat dengan keilmuannya sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Risetnya yang mendalam mengenai nutrition and health education, nutrigenomics, dan human nutrition menemukan lahan subur di lingkungan akademik Korea yang maju. Aktivitasnya saat ini di sana sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

Namun, transisi ke lingkungan baru tentu tidak tanpa hambatan. Kak Ardina menceritakan, culture shock paling mengejutkan di awal-awal kedatangan adalah ritme hidup yang serba cepat dan tuntutan adaptasi sosial yang tinggi.

"Semua serba cepat, dan kadang ini membuat kaget. Tapi proses adaptasinya ternyata lebih menyenangkan dari yang dibayangkan, karena banyak dukungan dari teman-teman internasional dan komunitas Indonesia," paparnya.

Menurutnya, hal paling penting yang perlu dipelajari sebelum datang ke Korea adalah dasar-dasar bahasa Korea, bahkan percakapan sehari-hari.

"Itu kunci untuk survive di awal-awal. Selain itu, memahami etika sosial dan budaya lokal juga sangat membantu," jelasnya.

Sebagai warga negara asing, tantangan terbesar dari sisi sosial atau lingkungan adalah kadang masih adanya barrier bahasa atau perbedaan ekspektasi dalam interaksi sehari-hari, namun hal ini dapat diatasi dengan keterbukaan dan keinginan untuk belajar.

Menutup perbincangan, kak Ardina Ulya berbagi pesan dan saran untuk mahasiswa atau alumni lain yang memiliki impian melanjutkan studi atau bekerja ke luar negeri. "Jangan pernah takut untuk memulai.

Pengalaman studi di luar negeri, terutama di bidang Kesehatan Masyarakat, dapat memberikan perspektif luas yang tak ternilai harganya untuk berkontribusi kembali bagi Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.