Indonesia dan Jepang begitu melekat dalam sejarahnya. Jepang pernah menduduki Indonesia dari tahun 1942-1945. Setelah Jepang kalah perang karena pengeboman oleh Sekutu, akhirnya para tentara Jepang kembali ke negara asalnya.
Indonesia yang sudah membentuk kesatuan bangsa bergegas memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Namun, apakah sejarah perjuangan Indonesia berakhir sampai di situ? Tidak. Sekutu bersama tentara NICA Belanda datang lagi ke Indonesia untuk mengamankan situasi dan melancarkan tujuan Belanda menguasai Indonesia lagi.
Kisah penuh semangat yang berkobar dan perjuangan untuk kemerdekaan hadir dalam film animasi garapan MSV Studio dan Canaan Pictures. Namun, kisah yang berbeda tampil pada film animasi Jepang garapan Studio Ghibli. Jepang yang telah kalah perang banyak menanggung kerugian apalagi masyarakat sipil.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang dua film dari dua negara berbeda yang menggambarkan situasi pasca Perang Dunia II di negara masing-masing. Mari kita bahas!
Film Battle of Surabaya dan Bandung Lautan Api
Dua film garapan anak bangsa ini berlatar peristiwa sejarah perjuangan kemerdekaan. Film Battle of Surabaya rilis pada tahun 2015 yang merupakan film produksi dari MSV Studio.
Film ini memiliki tokoh utama seorang anak bernama Musa yang hidup pada masa pendudukan Jepang. Ibunya tergabung dalam organisasi Fujinkai, organisasi perkumpulan perempuan pada masa Jepang. Ayahnya mati terbunuh saat melawan Belanda.
Dengan latar waktu tahun 1945, tokoh Musa dijadikan sebagai penggerak cerita. Musa yang bekerja sebagai penyemir sepatu punya tugas lain yaitu mengirim surat rahasia kepada pejuang dan tentara Indonesia yang berjuang pada peristiwa 10 November.
Mengutip lama Tirto.id, dikatakan bahwa Musa menjadi kurir pengirim surat dan kode rahasia yang dikombinasikan dengan lagu-lagu keroncong yang disiarkan dalam radio pemberontakan rakyat Indonesia.
Film karya anak bangsa ini meraih berbagai penghargaan internasional seperti Amsterdam International Filmmaker Festival 2018, Hollywood International Moving Pictures Film Festival 2018, The Golden Nike Awards Film Festival 2018–London, European Cinematography Award 2018–Warsawa, dan Alternative Film Festival 2018–Toronto, Canada.
Baca juga: Film Animasi "Battle of Surabaya" Raih Penghargaan di Hollywood
Film animasi kedua dari Indonesia yaitu film pendek berjudul Bandung Lautan Api yang diunggah di Youtube oleh akun studio animasi di Bandung yaitu Canan Pictures. Film pendek ini berdurasi 12 menit 50 detik yang menyoroti kehidupan sebuah keluarga di Bandung yang berlatar waktu pada masa 1946.
Suami yang telah menjadi pejuang harus ikut mempertahankan Kota Bandung. Karena tidak ingin Kota Bandung diduduki oleh sekutu, rakyat Bandung harus membumihanguskan bangunan di Bandung agar tidak digunakan oleh sekutu.
Rakyat Bandung juga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman yaitu bukit gunung leutik Garut. Seorang ibu yang menjadi tokoh utama dalam film pendek ini begitu berat meninggalkan rumah yang telah menjadi tempat bagi banyak kenangan indah. Namun, pada akhirnya harus merelakan rumahnya dibakar demi berjuang bersama melawan sekutu.
Film Grave of The Fireflies
Film dari Studio Ghibli ini berjudul Grave of The Fireflies (Hotaru no Haka) yang dirilis tahun 1988. Film ini mengisahkan tentang dua kakak beradik yang harus kehilangan masa anak-anaknya karena Perang Dunia II.
Film animasi ini disutradarai oleh Isao Takahata yang mengambil cerita dari novel berjudul “Grave of the Fireflies” (1967) karangan Akiyuki Nosaka.
Dua tokoh utama dalam film tersebut adalah Seita dan Setsuko. Mereka berdua berjuang untuk tetap hidup di tengah gempuran bom dari pesawat Amerika. Ibu Seita dan Setsuko lebih dulu wafat setelah tubuhnya terkena luka bakar serius karena bom. Ayah mereka merupakan tentara perang dan kemungkinan besar telah gugur di medan perang.
Setelah itu, Seita dan Setsuko tinggal bersama bibi mereka yang juga hidup serba sulit di masa perang. Sampai pada akhirnya bibi mereka tidak sanggup menampung Seita dan Setsuko. Mereka diusir dari rumah bibi mereka dan hidup di gua.
Mereka begitu kekurangan makanan sampai akhirnya Setsuko meninggal karena kelaparan. Seita, sang kakak, mengkremasi tubuh Setsuko dan abunya dimasukkan ke dalam kaleng permen kesukaan adiknya.
Cerita berakhir memilukan, Seita yang kesepian dan kelaparan pada akhirnya menemui ajalnya menyusul adik, ibu, dan ayahnya.
Dari ketiga film di atas film mana yang sudah Kawan GNFI tonton? Dari ketiga film di atas kita bisa melihat bagaimana perang membuat banyak orang berkorban. Begitu juga kemerdekaan, bagi Indonesia, kemerdekaan adalah hal yang dicita-citakan dan perlu diperjuangkan bahkan sampai saat ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News