mentari intercultural school jakarta sukses ukir prestasi di jdie 2025 tokyo - News | Good News From Indonesia 2025

Mentari Intercultural School Jakarta Sukses Ukir Prestasi di JDIE 2025 Tokyo, Membanggakan!

Mentari Intercultural School Jakarta Sukses Ukir Prestasi di JDIE 2025 Tokyo, Membanggakan!
images info

Belum lama ini, Indonesia kembali berhasil mencatatkan prestasi internasionalnya. Mentari Intercultural School Jakarta (MISJ) kembali membawa kabar membanggakan setelah 2 tim siswanya meraih prestasi gemilang pada Japan Design, Idea and Invention Expo (JDIE) 2025.

Event internasional yang digelar pada 5–6 Juli 2025 di Bellesalle Haneda, Tokyo, Jepang ini diikuti oleh lebih dari 366 tim dari pelajar, mahasiswa, dan peneliti muda seluruh dunia.

Dua tim dari MISJ berhasil merebut dua medali perak. Salah satu tim juga mendapat apresiasi tambahan berupa “Hong Kong Special Award” dari Hong Kong Dream Technology and Innovation untuk kategori Outstanding Creativity Invention.

Kepala Sekolah SMP MISJ, Aluysius Songky Widya Ananta, menekankan bahwa capaian ini bukan hanya kebanggaan sekolah. Namun, juga bukti bahwa generasi muda Indonesia mampu bersaing dan unggul di panggung global.

Tim 1: Smart Irrigation System

Tim yang terdiri dari Arga Fatah Mulyanto, Kalinda Zafina Arghya Ardilestanto, dan Aglaia Zhyakeira Bakri (siswa kelas 8 dan 9 tahun ajaran mendatang) ini mampu membuat juri kagum. 

Mereka merancang “Smart Irrigation System”, solusi teknologi pertanian cerdas yang mengandalkan aplikasi mobile dan artificial intelligence (AI).

Sistem tersebut mampu mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk secara efisien.Alat berbasis AI ini juga memberikan laporan harian kondisi tanah.

Ajaibnya, alat ini mampu beroperasi otomatis tanpa kehadiran petani di lapangan dan juga menyediakan layanan konsultasi agrikultur digital bagi petani.

Baca juga : Mau Kuliah Gratis di Binus? Ini Kisah Sukses Gavriel yang Raih Beasiswa 100%

Tim 2: Modern Scarecrow

Kali ini tim kedua terdiri dari Habilla Zaira Madjid, Ennoia Aidan Pratharna Pangganjar, dan Daris Hanifta Teguh (siswa kelas 10 tahun ajaran mendatang).

Mereka menciptakan karya yang bernama "Modern Scarecrow", yakni alat pengusir hama pertanian yang jauh lebih canggih dibanding gapura burung tradisional.

Mereka menawarkan fitur berupa kendali jarak jauh via aplikasi mobile, deteksi pola pergerakan hama seperti burung, dan yang terakhir adalah pengambilan keputusan otomatis berkat dukungan AI.

Kedua proyek mereka bukan karya “gagah-gagahan”melainkan solusi konkret untuk tantangan nyata dalam sektor pertanian.

Smart Irrigation dan Modern Scarecrow menjawab kebutuhan efisiensi sumber daya hingga pengendalian hama secara otomatis.

Penggunaan AI dalam kedua proyek ini menunjukkan bahwa siswa MISJ tidak sekadar mengetahui teknologi, tetapi juga mampu menerapkannya dalam bentuk prototipe berbasis riset dan pemrograman.

Menurut Aluysius, hal ini menjadi bukti konkret bahwa pendekatan pendidikan berbasis riset, kolaborasi, dan teknologi masa depan di MISJ menghasilkan talenta yang siap memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Ini menegaskan posisi bangsa sebagai penghasil inovator muda yang kompeten dan solutif, membuka pintu kolaborasi global dan memupuk kepercayaan terhadap potensi sumber daya manusia Indonesia.

Baca juga : Sekolah Indonesia Berjaya pada AIA Healthiest Competition 2025

Keberhasilan MISJ di JDIE 2025 bukan sekadar unjuk gigi, tetapi representasi nyata dari kualitas pendidikan berbasis riset dan teknologi di Indonesia.

Dengan inovasi-inovasi ini, petani di masa depan akan lebih mudah mengelola lahan mereka, mengurangi risiko gagal panen, serta meningkatkan hasil produksi dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Inilah alasan mengapa prestasi para siswa MISJ di ajang JDIE 2025 sangat layak diapresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain di Indonesia.

2 medali perak dan penghargaan khusus dari Hong Kong bukan hanya prestasi, tapi juga penegasan bahwa di tangan generasi muda Indonesia, inovasi bermanfaat mampu lahir dan diterima di kancah dunia.

Semoga kisah ini menginspirasi sekolah lain untuk menumbuhkan budaya inovatif dan mengintegrasikan teknologi mutakhir dalam pembelajaran.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.