Kabar baik bagi dunia literasi dan Pendidikan di Indonesia! Baru-baru ini, Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, mewajibkan siswa SMA/SMK di Sulawesi Barat membaca 20 buku selama masa sekolah berlangsung sebagai syarat kelulusan.
Mengutip laman Kompas, diberitakan bahwa Gubernur Sulawesi Barat menyebut dua buku yang wajib dibaca oleh siswa yaitu buku biografi Baharuddin Lopa (jaksa agung pemberantas korupsi dari Sulawesi Barat) dan Andi Depu (pahlawan nasional wanita dari Sulawesi Barat).
Ternyata Sulawesi punya banyak tokoh hebat yang perlu diketahui oleh siswa di sekolah, nih!
Artikel GNFI kali ini akan memberikan rekomendasi biografi tokoh hebat Sulawesi dalam bidang sastra dan sejarah maritim! Mari simak!
HB Jassin: Sang Sastrawan dan Dokumentalis Sastra
Hans Bague Jassin merupakan sastrawan asal Sulawesi Utara yang lahir tahun 1917. HB Jassin dikenal sebagai esais dan kritikus sastra Indonesia terkemuka. Ia juga terkenal sebagai sosok yang teliti dan rapi dalam hal dokumentasi dan kesehariannya. Hal kecil seperti letak sendal dan sepatunya juga harus tersusun rapi pada tempatnya.
Karya-karya sastrawan Indonesia berhasil ia dokumentasikan dengan baik. Mulai dari tulisan tangan Amir Hamzah, Chairil Anwar, sampai naskah-naskah asli sastrawan Indonesia lainnya.
Berdasarkan buku Sketsa Tokoh karya Jakob Oetama, sifat dan kebiasaannya ini diwarisi dari sang ayah, Bague Mantu Jassin, yang bekerja sebagai juru tulis dan penata arsip di perusahaan minyak Shell.
Kakeknya juga merupakan sekretaris raja di Gorontalo. Pamannya adalah seorang penyimpan silsilah dan hal ikhwal adat Gotontalo terlengkap. Jadi kita mafhum jika HB Jassin punya kemampuan luar biasa dalam mendokumentasi banyak hal.
Hb Jassin pernah bekerja di Balai Pustaka tahun 1940 dan bekerja sampingan sebagai Sekretaris Redaksi Pujangga Baru. Saat masa pendudukan Jepang ia pindah ke Redaksi Pandji Pustaka.
Dalam buku Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern, tertulis bahwa HB Jassin sebagai sastrawan telah menulis 10 buku tentang kesusastraan Indonesia dan menerjemahkan lebih dari 10 karya sastra asing.
Sejak tahun 1949, Ia didapuk sebagai penasihat penerbit Balai Pustaka, Gunung Agung, Pustaka Jaya, Gapura, Nusantara, dan Pembangunan.
Tahun 1976, berdirilah Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin dan diketuai oleh H.B. Jassin sejak tahun berdirinya sampai ia wafat di tahun 2002.
Baca juga: Buka Sampai Malam! Ini Koleksi, Fasilitas dan Sejarah Perpustakaan HB Jassin di Jakarta
Berbagai penghargaan ia dapatkan mulai dari Satyalencana Kebudayaan, hadiah seni, Bintang mahaputra Nararaya dari pemerintah Indonesia, hadiah Martinus Nijhoff dari Bernhard Fond Belanda, dan hadiah Magsaysay dari Filipina.
Jika Kawan GNFI ingin membaca lebih lengkap tentang biografi H.B. Jassin ada pada buku Antara Hukum dan Imajinasi Sebuah Roman Biografi H.B. Jassin karya Darsjaf Rachman dan buku H.B. Jassin Paus Sastra Indonesia karya Pamusuk Erneste.
Adrian B. Lapian: Sejarawan Maritim dari Sulawesi
Adrian B. Lapian lahir tahun 1929 di Tegal, Jawa Tengah. Ia terlahir sebagai anak pertama dari salah satu anggota Volksraad (dewan rakyat masa kolonial), B.W. Lapian dan Maria Adriana Pangkey.
Meskipun lahir di Jawa Tengah, tetapi Adrian Lapian tumbuh besar di Tomohon. Dalam tulisan kenangannya di buku Guru-guru Keluhuran, dituliskan jika sejak kecil ia memimpikan untuk berlayar dari kampungnya untuk melihat dunia yang lebih luas.
Adrian pernah berharap terkena rabies saat digigit anjing agar bisa dibawa berlayar ke Institut Pasteur di Bandung, tempat tersedianya serum antirabies. Namun, ternyata ia tidak terkena rabies.
Adrian Lapian akhirnya bisa berlayar ke luar kampungnya saat ia kuliah di Universitas Indonesia jurusan sejarah. Kariernya dalam kemaritiman Indonesia dimulai saat ia bekerja di Seksi Sejarah Angkatan Laut dan Maritim (1962-1966).
Pria ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI (1986-1990).
Perannya dalam penelitian sejarah maritim membuatnya mendapatkan penghargaan Nakhoda Petama Sejarawan Maritim Asia Tenggara dari seorang ilmuwan di University Malaya. Sebagai sejarawan maritim, dirinya mengembangkan ilmunya di Lembaga penelitian dan di perguruan tinggi.
Buku-buku yang telah dihasilkan tentang kemaritiman Indonesia yaitu buku Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17 dan Orang Laut Bajak Laut Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX.
Baca juga: Ekonomi Kelautan ala Masyarakat Indramayu dan Makassar
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News