- Kelinci Belang Sumatra (Nesolagus netscheri) merupakan kelinci liar unik dengan corak belang seperti harimau yang hanya ditemukan di hutan dataran tinggi Sumatera.
- Populasinya kian menyusut akibat deforestasi, perburuan liar, dan fragmentasi habitat, menjadikannya spesies rentan menurut IUCN sejak 1996.
- Dilindungi oleh hukum Indonesia, upaya konservasi seperti pemantauan kamera jebakan dan edukasi masyarakat terus dilakukan untuk menyelamatkan spesies ini.
Kelinci Belang Sumatra (Nesolagus netscheri), yang juga dikenal sebagai Kelinci Sumatra atau Kelinci Hutan Sumatra, merupakan salah satu spesies kelinci paling langka dan unik di dunia.
Dalam klasifikasi ilmiah, hewan ini termasuk dalam famili Leporidae dan genus Nesolagus, yang membedakannya dari kelinci biasa (Oryctolagus cuniculus).
Spesies ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1880 oleh naturalis asal Belanda, E.A. Netscher, sehingga nama ilmiahnya diambil dari namanya.
Kelinci Belang Sumatra memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, dengan panjang sekitar 40 cm dan berat kurang dari 1,5 kg.
Namun, yang paling mencolok adalah corak bulunya yang khas, yakni garis-garis hitam dan cokelat melintang di seluruh tubuh, serta warna dasar oranye kecokelatan. Pola ini berfungsi sebagai kamuflase alami di habitat hutan yang lebat.
Ciri Khas yang Membedakannya dari Kelinci Biasa
Tidak seperti kelinci domestik atau kelinci liar pada umumnya, Kelinci Belang Sumatra memiliki beberapa ciri unik yang membuatnya istimewa. Pertama, pola belang pada bulunya sangat berbeda dari kelinci lain, menyerupai corak harimau dalam skala kecil.
Kedua, telinganya lebih pendek dibandingkan kelinci biasa, dengan panjang hanya sekitar 4–5 cm, yang mungkin merupakan adaptasi terhadap kehidupan di hutan lebat.
Selain itu, kelinci ini memiliki kaki belakang yang tidak terlalu panjang, sehingga tidak secepat kelinci lain dalam berlari. Sebaliknya, ia lebih mengandalkan kamuflase dan perilaku bersembunyi untuk menghindari predator.
Kelinci Belang Sumatra juga termasuk hewan nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makan berupa rumput, daun, dan tunas tanaman.
Apa Makanan Kelinci Belang Sumatra?
Sebagai herbivora, Kelinci Belang Sumatra memiliki pola makan yang khas dan disesuaikan dengan habitat hutannya. Makanan utamanya terdiri dari berbagai jenis tumbuhan bawah seperti rumput, daun muda, pucuk tanaman, serta kulit pohon yang lunak. Kadang-kadang, kelinci ini juga memakan buah-buahan yang jatuh di lantai hutan.
Kebiasaan makannya yang nokturnal membuat kelinci ini mencari makanan pada malam hari, kemungkinan untuk menghindari predator diurnal seperti elang atau kucing hutan.
Pola makannya yang selektif menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap vegetasi hutan yang masih alami. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa kelinci ini sangat rentan terhadap perubahan habitat dan deforestasi.
Baca juga Mengenal Kelinci Sumatera, Satwa Imut Endemik Indonesia yang Terancam Punah
Habitat dan Persebaran yang Terbatas
Kelinci Belang Sumatra hanya ditemukan di hutan tropis dataran tinggi Sumatera, dengan ketinggian antara 600–1.600 meter di atas permukaan laut. Habitat utamanya meliputi kawasan hutan primer dan sekunder yang lembap, terutama di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan beberapa hutan lindung lainnya.
Sayangnya, populasi kelinci ini semakin menurun akibat hilangnya habitat. Deforestasi untuk perkebunan, perambahan hutan, dan perburuan liar menjadi ancaman serius. Karena kelangkaannya, hewan ini sangat sulit ditemui, bahkan oleh para peneliti sekalipun.
Kelinci Belang Sumatra Tertangkap Kamera
Pada tahun 2023, tim peneliti dari Universitas Negeri Padang berhasil menangkap gambar Kelinci Belang Sumatra melalui kamera jebakan (camera trap) di salah satu hutan konservasi di Sumatera Barat.
Temuan ini sangat penting karena sebelumnya, kelinci ini sempat dianggap hampir punah. IUCN bahkan telah memasukkan spesies ini dalam kategori Vulnerable (Rentan) sejak 1996 karena populasinya yang terus menyusut.
Penemuan terbaru ini membuktikan bahwa Kelinci Belang Sumatra masih bertahan, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Para peneliti memperkirakan bahwa kelinci ini hidup dalam populasi kecil yang terisolasi, membuatnya semakin rentan terhadap kepunahan.
Status Perlindungan dan Upaya Konservasi
Kelinci Belang Sumatra termasuk dalam daftar satwa dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor P.106 Tahun 2018.
Artinya, perburuan, perdagangan, atau pemeliharaan kelinci ini secara ilegal dapat dikenai sanksi hukum. Selain itu, IUCN juga mengategorikannya sebagai hewan yang terancam punah, sehingga upaya konservasi harus segera ditingkatkan.
Salah satu tantangan terbesar dalam melindungi kelinci ini adalah kurangnya data populasi dan perilakunya. Karena sifatnya yang pemalu dan nokturnal, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami ekologi dan kebutuhan habitatnya.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain memperluas kawasan konservasi, memantau populasi melalui camera trap, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melindungi spesies langka ini.
Baca juga Kelinci vs Terwelu, Apa Perbedaannya?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News