Tahukah Kawan GNFI bahwasannya dari dulu hewan endemik di Indonesia memiliki ciri khas yang unik? Hewan endemik merupakan jenis hewan yang secara alami hanya ditemukan dan hidup di suatu wilayah geografis tertentu, seperti pulau, daerah, atau zona ekologi tertentu, dan tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hewan endemik yang unik karena secara geografis Indonesia terletak di zona peralihan wallacea (wilayah transisi unik yang memisahkan fauna Asia dan Australia).
Pada kali ini Kawan GNFI akan membahas hewan-hewan endemik yang terancam punah baik itu diakibatkan oleh faktor alam maupun ulah manusia.
Berikut merupakan beberapa hewan endemik asli Indonesia yang keberadaanya terancam punah.
1. Elang Jawa
Sudahkah Kawan GNFI tahu bahwa hewan elang Jawa merupakan hewan yang dijadikan simbol garuda pancasila? Ayo Kawan GNFI mengenal lebih dekat dengan elang Jawa!
Elang Jawa yang memiliki nama latin Nisaetus bartelsi ini masuk dalam daftar merah spesies terancam IUCN pada tahun 2016.
Hewan ini merupakan simbol dari burung garuda dalam simbol Garuda Pancasila.
Elang Jawa memiliki tubuh relatif sedang hingga besar dengan panjang tubuh hingga 60-70 cm. Elang jenis ini memiliki karakteristik kepala berwarna coklat kemerahan dengan jambul yang menonjol keatas hingga 12 cm, dan tengkuk berwarna cokelat kekuningan.
Seperti dengan namanya, elang Jawa berhabitat di daerah semenanjung Jawa.
Spesies ini diduga mengalami penurunan tingkat sedang, karena hilangnya habitat dan degradasi yang berkelanjutan akibat pertumbuhan populasi manusia dan dikombinasikan dengan penangkapan untuk perdagangan.
Hingga saat ini, populasinya cenderung menurun pada sekitar 300-500 spesies.
Baca juga : 50 Hewan yang Tidak Memiliki Huruf A, dari Hewan Darat, Laut, hingga Trivia Menyenangkan
2. Harimau Sumatera
Hingga saat ini, hewan yang bernama latin Panthera tigris sondaica ini tengah mengalami masa krisis dan terancam punah menurut IUCN.
Diperkirakan kurang dari 600 harimau Sumatera yang masih bertahan hingga saat ini.
Seperti dengan namanya, hewan ini berhabitat di semenanjung pulau Sumatera (Pulau terbesar keenam di dunia).
Harimau Sumatera dapat tumbuh hingga mencapai 140 kg (jantan) dan 110 (betina). Hewan ini memiliki pola garis-garis lebih sempit daripada jenis harimau lainnya.
Hewan ini terancam punah dikarenakan perburuan liar oleh manusia untuk diambil kulit, tulang dan taringnya.
Selain itu, hewan ini diduga kehilangan habitatnya akibat dari perluasan perkebunan kelapa sawit, kopi dan akasia. Hingga saat ini, Taman Nasional Kerinci Seblat dan ekosistem Ulu Masen-Leuser merupakan salah satu benteng terakhir harimau Sumatera yang tersisa.
3. Orangutan
Terdapat 3 jenis orangutan yang tersebar di Indonesia, yaitu : orangutan sumatra (Pongo abelii), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).
Ketiganya terancam punah pada saat ini. Secara fisik, ketiga orangutan tersebut memiliki perbedaan yang cukup menonjol.
Orangutan Sumatera memiliki ciri khas bulu tebal dan panjang dengan warna dominan cokelat dan jingga. Orangutan Borneo sendiri memiliki memiliki ciri fisiki bulu Panjang kusut dan berwarna gelap kecoklatan dengan muka berwarna merah muda, merah, dan hitam.
Sedangkan orangutan Tapanuli memiliki struktur genetik yang berbeda dari yang lainnya. Yang membuatnya berbeda, orangutan ini memiliki memiliki bantalan pipi mirip orangutan borneo namun bentuk badannya lebih menyerupai orangutan sumatera
Adapun alasan mengapa jenis orangutan ini semakin punah adalah hilangnya habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan orangutan untuk dijadikan hewan peliharaan.
Hingga akhirnya, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) melarang orangutan untuk dijualbelikan secara komersil.
4. Burung Cenderawasih
Burung yang berhabitat di wilayah tropis wilayah Papua dan sekitarnya. Hewan ini memiliki status konservasi semakin punah menurut IUCN.
Burung Cendrawasih dijuluki sebagai “The Bird of Paradise” oleh bangsawan eropa dikarenakan keelokan warna bulunya.
Selain itu, hewan ini juga memiliki tubuh yang unik dengan ekor panjang dan runcing yang menambah kesan menawan hewan ini.
Burung cenderawasih mengalami kelangkaan, dan terancam menjadi hewan punah, karena kerusakan habitat dan banyaknya perburuan liar untuk mendapat bulu burung cenderawasih yang indah.
Hal itu sudah terjadi semenjak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Sehingga, Burung Cendrawasih dikategorikan hewan yang berhak mendapatkan perlakuan perlindungan dari eksploitasi perdagangan termasuk Apendix II menurut Convention On International Trade In Endangered Species (CITES).
5. Badak Sumatera
Hewan dengan nama latin Dicerorhinus sumatrensis atau yang biasa dikenal dengan Badak Sumatera merupakan salah satu hewan yang semakin dikhawatirkan keadaanya.
Bahkan, pemerintah Indoensia melaporkan jenis badak ini hanya tersisa kurang dari 80 ekor tersebar di Sumatera.
Sementara itu, laporan dari AsRSG (Asian Rhino Specialist Group) hanya tersisa 34-37 ekor Badak Sumatera tersebar Sumatera.
Hewan ini berhabitat di daerah hujan tropis yang lebat, terutama di Sumatera.
Badak Sumatera merupakan satu-satunya jenis rhino yang memiliki dua tanduk/cula. Dengan berat badan mencapai 600-950 kg, tinggi 1-1,5 meter, dan Panjang badan mencapai 2-3 meter.
Diduga perburuan liar untuk diambil culanya dan ditambah dengan perusakan habitat merupakan alasan mengapa spesies badak Sumatera semakin terpinggirkan.
Saat ini pemerintah sedang mengembangkan zona perlindungan intensif, mengonsolidasikan hewan yang terisolasi menjadi populasi yang lebih besar, dan melakukan pengembangbiakan terkelola guna untuk mempertahankan spesies badak Sumatera.
Baca juga : Apa Itu Hewan Dugong? Mamalia Laut Jinak yang Bisa "Menyimpan" Karbon
6. Monyet Bekantan
Apakah Kawan GNFI pernah melihat lambang taman hiburan Dufan? Ya, monyet bekantan merupakan logo Dufan yang sering kita lihat.
Ternyata, spesies primata ini juga menjadi maskot fauna provinsi Kalimantan Timur.
Hewan primata yang bernama latin Nasalis Larvatus ini masuk dalam kategori hewan yang terancam punah menurut IUCN (IUCN Red List of Threatened Species).
Adapun diduga penyebab utamanya dikarenakankarena berkurangnya habitat alami seiring dengan berkurangnya luasan hutan dan migrasi penduduk yang masif.
Hewan ini memiliki habitat alami terdapat di sepanjang hutan bakau, rawa, dan hutan sungai wilayah Kalimantan.
Bekantan memiliki ciri fisik khusus jika dibandingkan dengan jenis monyet lainnya. Bekantan memiliki hidung besar dan Panjang sehingga orang Inggris sering menjulukinya Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey.
Salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan satwa ini adalah dengan melakukan Kerjasama demimendukung upaya seluruh stakeholder dari pemerintah maupun swasta, dalam menjaga kelestarian dan kesehatan satwa liar Indonesia termasuk bekantan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News