- Dugong (Dugong dugon) ternyata berperan penting dalam penyimpanan karbon dan keseimbangan ekosistem laut.
- Aktivitas makan dugong di padang lamun meningkatkan penyerapan karbon dan mitigasi iklim.
Siapa sangka, dugong (Dugong dugon) atau "sapi laut" yang dikenal sebagai mamalia laut jinak dan menggemaskan ternyata berperan penting dalam penyimpanan karbon dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Fakta menarik ini dipaparkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pertemuan Oceanography Biweekly Meeting (OBM) pada 23 Juli 2025.
Sekar Mira, peneliti PRO BRIN, menjelaskan bagaimana dugong berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim melalui interaksinya dengan padang lamun—habitat sekaligus sumber makanan utamanya.
Lamun dikenal sebagai salah satu penyimpan blue carbon (karbon biru), yaitu karbon yang terserap dan tersimpan di ekosistem pesisir seperti mangrove, rawa pasang surut, dan padang lamun.
Mira mengungkapkan bahwa dugong adalah satu-satunya mamalia laut yang sepenuhnya bergantung pada lamun sebagai makanan pokok. Selama ini, banyak penelitian berfokus pada kemampuan lamun menyimpan karbon.
Padahal aktivitas herbivora dugong ternyata juga memengaruhi aliran dan penyimpanan karbon di ekosistem pesisir.
Dugong Menyimpan Karbon
Penelitian ini mengungkap bahwa jejak aktivitas makan dugong tidak sekadar mengonsumsi lamun, melainkan juga mempercepat daur ulang biomassa tanaman.
Saat dugong merumput, mereka meninggalkan bekas gigitan yang merangsang pertumbuhan lamun baru. Sisa-sisa lamun yang tidak tercerna kemudian terurai dan masuk ke dalam sedimen laut, meningkatkan penyimpanan karbon dalam jangka panjang.
“Dugong tidak hanya menjadi indikator kesehatan padang lamun, tetapi juga berperan sebagai agen ekologis yang mempercepat siklus karbon,” ujar Mira.
Proses ini berpotensi memperkuat fungsi lamun sebagai penyerap karbon alami, sehingga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
Baca juga Dugong dan Manatee, Hewan Mamalia Laut yang Kerap Dikira Kembar
Dugong sang Penjaga Ekosistem Laut
Temuan ini menegaskan bahwa dugong bukan sekadar spesies yang perlu dilindungi karena kelangkaannya, melainkan juga karena fungsinya dalam menjaga stabilitas iklim.
Interaksi dugong dengan lamun menciptakan mekanisme alami yang mendukung penyerapan karbon lebih efisien. Selain itu, penelitian ini juga membuka peluang penggunaan teknologi environmental DNA (eDNA) untuk memantau populasi dugong dan mengintegrasikan data genetik dalam strategi konservasi.
Mira berharap temuan ini dapat mendorong kebijakan konservasi berbasis sains, sekaligus memperkuat peran karbon biru dalam agenda iklim nasional.
“Dugong adalah bagian dari solusi ekosistem dalam menghadapi perubahan iklim. Perlindungan terhadapnya berarti juga menjaga kesehatan laut dan iklim global,” tegasnya.
Dengan demikian, upaya pelestarian dugong tidak hanya menyelamatkan spesies langka, tetapi juga menjaga salah satu mekanisme alam terpenting dalam penyerapan karbon di laut.
Baca juga Mengenal Ikan Dugong, Mamalia Laut Nan Cantik Yang Kini Terancam Punah
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News