10 fauna endemik pulau jawa yang terancam hilang selamanya - News | Good News From Indonesia 2025

10 Satwa Endemik Pulau Jawa yang Terancam Hilang Selamanya

10 Satwa Endemik Pulau Jawa yang Terancam Hilang Selamanya
images info

Pulau Jawa menjadi wilayah dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia, hampir di setiap sudutnya dapat ditemukan aktivitas manusia. Pulau ini dipenuhi dengan kota-kota besar sebagai pusat peradaban sehingga sudah sangat sulit untuk menemukan area yang tidak tersentuh manusia.

Meskipun begitu, ternyata Jawa masih memiliki satwa-satwa endemik (khas) yang berkeliaran di alam bebas hingga saat ini. Mereka hidup dalam hutan belantara yang keberadaannya semakin langka karena sebagian besar area tersebut sudah dialihfungsikan.

Kurangnya habitat menyebabkan eksistensi hewan-hewan menjadi terancam di ambang kepunahan. Banyak dari mereka sudah masuk ke Daftar Merah IUCN (International Union of Conservation of Nature), yakni sebuah lis yang berisi tentang status konservasi dari seluruh keanekaragaman hayati di dunia.

Satwa khas Pulau Jawa apa saja yang saat ini eksistensinya berada di ambang kepunahan? Yuk! Simak selengkapnya berikut ini.

Badak Jawa

Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan salah satu jenis Rhinoceros yang keberadaannya paling terancam punah, bahkan sudah dalam level kritis berdasarkan status IUCN. Badak ini menjadi salah satu spesies terkecil dalam familinya, dengan ciri khas utama berupa culanya yang hanya ada satu dan kulitnya berwarna abu-abu tua.

Badak yang kerap disebut badak sunda ini dulunya memiliki penyebaran populasi yang luas hingga mencakup banyak wilayah di Asia Tenggara. Namun, karena siklus reproduksi yang lambat, hancurnya habitat asli, dan maraknya perburuan liar membuat badak jawa semakin sulit untuk ditemukan. Kini, penyebarannya hanya terkonsentrasi di Taman Nasional Ujung Kulon dengan populasi yang diperkirakan tidak mencapai seratus ekor.

Baca juga: 5 Hewan Endemik Papua yang Perlu Kamu Tahu

Macan Tutul Jawa

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) adalah subspesies macan tutul yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Satwa ini menjadi predator puncak terakhir yang tersisa di habitatnya, setelah spesies sejenis seperti harimau jawa telah lama mengalami kepunahan. 

Ciri utama dari macan tutul jawa adalah tutulnya yang berwarna hitam dan tubuhnya yang relatif kecil dibandingkan subspesies lainnya. Terdapat dua warna kulit yang sering ditemukan, yakni jingga terang dan hitam (macan kumbang).

Penyebab utama hewan ini berada di ambang kepunahan adalah berkurangnya habitat alami secara drastis. Diperkirakan jumlahnya hanya tersisa ratusan di seluruh penjuru wilayah penyebaran.

Banteng Jawa

Sesuai dengan namanya, banteng jawa (Bos javanicus) merupakan spesies endemik yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Hewan ini hidup di wilayah terbuka yang cenderung kering, seperti padang rumput dan sabana.

Meskipun dikenal tangguh, ternyata banteng jawa menjadi hewan yang terancam punah. Berdasarkan data dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, populasi yang tersisa hanya sekitar 5.000 ekor.

Alasan utama banteng jawa terancam adalah habitatnya yang semakin berkurang. Saat ini, penyebaran alaminya hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Alas Purwo, dan Taman Nasional Baluran.

Elang Jawa

Elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan bentuk nyata dari burung garuda yang ada di lambang negara Indonesia. Hewan ini hidup di hutan-hutan Pulau Jawa, terutama yang memiliki pepohonan tinggi. Berkurangnya habitat dan perburuan liar menjadi penyebab utama yang mengancam keberlangsungan populasinya.

Elang jawa berukuran sedang, yakni 60–70 sentimeter dengan rentang sayap sekitar 1 meter. Ciri khas lainnya adalah warna bulunya yang cokelat kemerahan dengan beberapa aksen putih dan kuning. Selain itu, hewan ini juga memiliki jambul yang tinggi.

Owa Jawa

Owa jawa (Hylobates moloch) adalah salah satu jenis primata yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Satwa ini tersebar di hutan hujan daerah Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Berdasarkan laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlahnya hanya sekitar 4.000 ekor di alam liar.

Ciri-ciri dari owa jawa adalah tangan panjangnya yang digunakan untuk berayunan di pephononan. Bulunya berwarna abu-abu dengan aksen putih di beberapa bagian. Primata ini juga terkenal dengan lolongannya yang sangat nyaring.

Baca juga: Anggrek Larat, Pesona Tanaman Endemik Langka dari Maluku

Surili Jawa

Masih dari kelompok primata, satwa endemik Jawa selanjutnya yang adalah surili jawa (Presbytis comata). Ia banyak ditemukan di hutan hujan daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hewan ini sangat peka terhadap kehadiran manusia di lingkungannya sehingga tidak mengherankan jika kini populasinya terancam punah.

Ciri khas utama dari surili jawa adalah ekornya yang panjang untuk mengatur keseimbangan. Selain itu, bulunya berwarna abu-abu dengan aksen warna putih di bagian dada dan ekor.

Kukang Jawa

Kukang jawa (Nycticebus javanicus) merupakan jenis primata yang tersebar di hutan sekunder dan hutan primer Pulau Jawa. Ia membutuhkan pohon-pohon berkanopi untuk mobilitasnya. Faktor utama dari terancamnya populasi adalah perburuan liar dan berkurangnya habitat alami dari hewan ini.

Ciri dari kukang jawa adalah ukuran tubuhnya yang kecil sekitar 30 sentimeter dan pola berlian berwarna gelap yang ada di sekitar wajahnya. Hewan ini hidup dengan memakan getah kayu, nektar bunga, serangga, dan buah-buahan.

Babi Kutil Jawa

Babi kutil jawa (Sus verrucocus) adalah mamalia yang hanya tersebar di Pulau Jawa dan Bawean. Selain berkurangnya habitat, ancaman kepunahan babi ini juga disebabkan oleh konflik dengan manusia. Ia sering masuk ke pemukiman warga untuk mencari makanan sehingga terkadang hewan ini dibunuh karena dianggap mengganggu.

Ciri khususnya adalah bulu panjang yang terbentang dari kepala hingga ekornya. Selain itu, sesuai namanya, hewan ini memiliki tonjolan daging layaknya sebuah kutil di bagian hidungnya.

Burung Trulek Jawa

Trulek jawa (Vanellus macropterus) merupakan spesies burung langka yang diketahui hanya ada di Pulau Jawa. Sebelumnya hewan ini pernah dianggap punah oleh IUCN, tetapi statusnya direvisi menjadi kritis pada tahun 2000-an. Namun, saat ini keberadaannya masih misterius karena tidak ada bukti terlihatnya burung ini di alam liar.

Trulek jawa berhabitat di padang rumput sepanjang pantai utara dan selatan Jawa. Hewan ini memiliki bulu yang berwarna cokelat keabuan dengan kepala hitam. Selain itu, ciri paling menonjol adalah gelambir kekuningan yang ada di atas paruhnya.

Baca juga: Ikan Tempalak Mirah, Si Cantik Endemik Bangka Belitung yang Terancam Punah

Lutung Jawa

Satwa endemik Pulau Jawa terakhir adalah lutung jawa (Trachypithecus auratus). Hewan ini hidup di berbagai tipe hutan dan banyak menghabiskan waktunya di atas pepohonan. Penyebab utama dari berkurangnya populasi adalah rusaknya habitat dan perburuan liar.

Ciri khas lutung jawa adalah bulunya berubah warna seiring bertambahnya usia, yakni dari jingga ke hitam. Hewan yang aktif pada siang hari ini hidup dengan memakan buah-buahan, dedaunan, bunga, dan serangga kecil yang ada di sekitar pohon.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.