Ikan Tempalak Mirah (Bettaburdigala) adalah salah satu ikan hias air tawar endemik yang hanya ditemukan di Kepulauan Bangka Belitung.
Ikan ini termasuk dalam genus Betta, yang dikenal dengan ikan cupang liar.
Keindahan warna dan keunikan perilakunya membuat ikan Tempalak Mirah diminati oleh kolektor ikan hias, namun populasinya di alam liar semakin terancam.
Warna Merah Menyala
Ikan Tempalak Mirah memiliki tubuh yang relatif kecil, dengan panjang maksimal sekitar 3–4 cm. Ciri khasnya adalah warna merah menyala yang mendominasi tubuhnya, terutama pada jantan.
Tempalak Mirah jantan memiliki warna merah terang dengan sedikit semburat hitam di sirip dorsal dan ekor.
Sementara betina cenderung lebih pucat dengan warna kecokelatan atau kemerahan yang kurang mencolok.
Ikan ini memiliki tubuh ramping dan sirip yang lebar, terutama pada jantan. Sirip anal dan dorsal memanjang, sementara sirip ekor berbentuk bulat.
Bagian mata Tempalak Mirah berwarna merah atau oranye, menambah kesan eksotis pada penampilannya.
Ikan ini sering disamakan dengan jenis cupang lain, seperti Bettacoccina, namun Bettaburdigala memiliki warna merah yang lebih dominan dan ukuran yang lebih kecil.
Habitat Ikan Tempalak Mirah
Ikan Tempalak Mirah merupakan spesies endemik yang hanya ditemukan di rawa-rawa dan sungai berair hitam (blackwater) di Bangka Belitung.
Tempalak Mirah bisa ditemukan di air cenderung asam dan berwarna gelap. Lingkungan hidupnya berupa perairan dengan pH rendah (3,5–5,5) akibat kandungan tanin dari daun dan kayu yang membusuk.
Mereka hidup di vegetasi rimbun, di antara akar-akar pohon, daun kering, dan tumbuhan air yang memberikan perlindungan.
Ikan Tempalak Mirah juga biasa ditemukan di perairan tenang, yakni rawa, kolam, atau anak sungai yang tidak memiliki arus deras.
Populasi ikan ini sangat terbatas karena kerusakan habitat akibat aktivitas manusia, seperti penambangan timah dan alih fungsi lahan.
Baca juga Viral di TikTok, Ikan Remora Punya Alat Pengisap yang Mirip Jejak Sepatu
Tempalak Mirah Rentan Punah
Ikan Tempalak Merah termasuk dalam kategori “Rentan" (Vulnerable) menurut beberapa penelitian karena populasinya terus menurun. Meskipun belum masuk dalam daftar resmi perlindungan pemerintah Indonesia, keberadaannya perlu dijaga karena:
- Endemik dan Terbatasnya Habitat: Hanya hidup di Bangka Belitung, sehingga kerusakan habitat dapat memusnahkan populasi secara keseluruhan.
- Eksploitasi untuk Perdagangan Ikan Hias: Ikan ini banyak diburu untuk diperjualbelikan sebagai ikan hias, sehingga tekanan terhadap populasi liar semakin tinggi.
- Ancaman Perusakan Lingkungan: Penambangan timah dan deforestasi mengancam ekosistem tempat ikan ini hidup.
Upaya konservasi diperlukan, seperti pelestarian habitat, pembudidayaan, dan pengawasan perdagangan. Pemerintah daerah Bangka Belitung telah mulai mempertimbangkan perlindungan terhadap ikan ini sebagai kekayaan intelektual lokal.
Baca juga Mola-Mola, Ikan Bertulang Sejati Terbesar di Lautan
Referensi:
- Seriously Fish. (n.d.). Betta burdigala. Diakses dari [https://www.seriouslyfish.com/species/betta-burdigala/](https://www.seriouslyfish.com/species/betta-burdigala/)
- Aquatropica Journal. (2021). Kajian Populasi Ikan Endemik Bangka Belitung. Diakses dari [https://journal.ubb.ac.id/aquatropica/article/view/4635](https://journal.ubb.ac.id/aquatropica/article/view/4635)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News