AIA Group Limited kembali menggelar ajang internasional tahunan bertajuk AIA Healthiest Schools Competition yang tahun ini memasuki edisi ketiganya.
Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan pada 7 Juli 2025 di Da Nang, Vietnam, dan bertujuan untuk membekali siswa usia 5–16 tahun dengan pengetahuan serta kebiasaan untuk menjalani gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
Seiring berjalannya waktu, program ini telah berkembang secara signifikan dan kini diikuti oleh delapan negara di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, Australia, Selandia Baru, Thailand, dan Vietnam.
Ribuan sekolah dan tenaga pendidik telah mengambil bagian, menciptakan dampak positif bagi komunitas sekolah masing-masing.
Tahun ini menjadi momen istimewa bagi Indonesia karena dua institusi pendidikan tanah air berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Salah satunya adalahSMP Negeri 43 Kota Bandung, yang berhasil meraih penghargaan AIA Outstanding Mental Wellbeing Award atas inovasi luar biasa mereka dalam menangani isu perundungan di lingkungan sekolah.
Sekolah ini mengembangkan aplikasi digital berbasis komunitas bernama “Bajakeun”, yang dalam bahasa Sunda berarti "ceritakan".
Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk melaporkan kasus bullying secara anonim, menciptakan rasa aman dan keberanian bagi para korban atau saksi untuk menyuarakan ketidakadilan yang mereka alami atau saksikan.
Inovasi ini tidak hanya menarik perhatian dewan juri, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat secara mental.
Keberhasilan pengembangan aplikasi ini merupakan hasil kolaborasi yang erat antara pihak sekolah, orang tua murid, dan para siswa.
Melalui sinergi ini, SMPN 43 Bandung tidak hanya menciptakan solusi, tetapi juga membangun budaya sekolah yang inklusif dan penuh kepedulian.
Atas prestasi ini, pihak AIA memberikan penghargaan dalam bentuk hibah senilai15.000 Dolar AS, yang wajib dimanfaatkan untuk memperkuat program kesehatan dan kesejahteraan sekolah.
Baca juga : OSIS: Pilar Kepemimpinan Muda di Lingkungan Sekolah
Tak kalah membanggakan, UPTD SD Negeri Papela yang terletak di Pulau Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, turut mengukir prestasi sebagai Regional Winner.
Sekolah ini berhasil mencuri perhatian dengan proyek bertajuk “Ecolitera: The Trash Tells a Story”, yang menggabungkan aspek literasi dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam proyek ini, guru dan siswa secara aktif mengolah sampah menjadi berbagai produk yang berguna. Misalnya, botol plastik diisi sampah plastik menjadi ecobrick, yang kemudian disusun menjadi furnitur kelas dan papan baca.
Ban bekas dimanfaatkan sebagai pot tanaman bergizi yang didukung klinik kesehatan setempat, sementara sampah organik diolah menjadi eco-enzyme, pupuk cair ramah lingkungan yang dibagikan kepada petani lokal.
Dampak dari proyek ini sangat nyata: tingkat literasi baca dan tulis siswa meningkat hingga 70%, dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan tumbuh pesat.
Mereka bahkan berhasil memproduksi lebih dari 450 ecobrick, yang tidak hanya berguna, tetapi juga memperindah ruang kelas.
Atas dedikasi dan kreativitasnya, UPTD SDN Papela menerima penghargaan senilai 40.000 Dolar AS, yang akan digunakan untuk memperluas program edukasi dan kesehatan berkelanjutan di wilayah terpencil tersebut.
Kedua sekolah ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama, kepedulian, dan inovasi, institusi pendidikan di Indonesia mampu bersaing dan memberikan dampak nyata.
Baca juga : Mengenal Etno Adventure: Ketika Belajar dan Budaya Bertemu di Pelosok Gowa
Kesuksesan mereka menjadi bukti bahwa program pendidikan kesehatan tidak hanya relevan di kota besar, tetapi juga dapat diimplementasikan secara efektif di daerah terpencil.
AIA Healthiest Schools Competition tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga ruang inspirasi bagi masa depan pendidikan sehat dan berkelanjutan di Asia-Pasifik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News