legenda asal usul pulau halimun di kalimantan selatan cerita hikayat ikan todak dan sa ijaan - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Asal Usul Pulau Halimun di Kalimantan Selatan, Cerita Hikayat Ikan Todak dan Sa-ijaan

Legenda Asal Usul Pulau Halimun di Kalimantan Selatan, Cerita Hikayat Ikan Todak dan Sa-ijaan
images info
  • Hikayat ikan todak dan sa-ijaan merupakan cerita rakyat yang menjadi legenda asal usul Pulau Kalimun yang ada di Kalimantan Selatan.
  • Konon pulau ini muncul dari dorongan ikan todak dari dasar laut.

Pulau Halimun atau Pulau Laut merupakan salah satu pulau yang ada di daerah Kalimantan Selatan. Konon terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Pulau Halimun tersebut dulunya.

Legenda asal usul Pulau Kalimun ini berkaitan dengan cerita hikayat ikan todak dan sa-ijaan. Bagaimana kisah dari legenda asal usul Pulau Halimun tersebut?

Legenda Asal Usul Pulau Halimun, Cerita Hikayat Ikan Todak dan Sa-ijaan

Dilansir dari laman Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu di wilayah Kalimantan hiduplah seorang pemuda yang bernama Datu Mabrur. Pemuda ini dikenal baik budi dan memiliki kesaktian yang tinggi.

Pada suatu hari, Datu Mabrur merasa bahwa sudah saatnya bagi dia untuk segera menikah. Dirinya berkeinginan untuk memiliki sebuah pulau sebagai tempat tinggal keluarga dan anak keturunannya.

Untuk itu, Datu Mabrur memutuskan berdiam diri di sebuah batu besar yang ada di muara Sungai Kukusan. Di sana Datu Mabrur bertapa selama berhari-hari sambil memanjatkan doa.

Tanpa Datu Mabrur sadari, lautan yang ada di sekitarnya bergemuruh di sepanjang pertapaan tersebut. Ombak dan badai terus berdatangan silih berganti di antara Selat Laut dan Selat Makassar.

Meskipun demikian situasi ini tidak menghentikan Datu Mabrur dalam menjalani pertapaannya. Dirinya terus berdoa agar keinginannya memiliki sebuah pulau bisa tercapai.

Datu Mabrur bertahan dengan berbagai macam situasi. Pada siang hari, sinar matahari membakar tubuhnya hingga kering kerontang.

Sebaliknya pada malam hari tubuhnya diselimuti oleh embun dan kabut. Untuk bertahan, Datu Mabrur hanya meminum air embun dan hujan.

Pada suatu hari, Datu Mabrur merasa bahwa sudah saatnya dia berhenti untuk bertapa. Ketika dia memutuskan hal ini, laut di sekitar Datu Mabrur langsung menjadi tenang.

Tiba-tiba muncul seekor ikan yang memiliki mulut panjang dan runcing di hadapan Datu Mabrur. Ikan tersebut langsung menyerang Datu Mabrur secara tiba-tiba.

Datu Mabrur langsung menangkis serangan ikan tersebut tanpa membuka mata. Ikan tersebut kemudian terbanting ke karang dan masuk kembali ke dalam laut.

Tiba-tiba ribuan ikan serupa muncul di permukaan laut. Pasukan ikan ini mengepung Datu Mabrur dan hendak menyerangnya.

Datu Mabrur kemudian membuka mata setelah menangkis serangan ikan tersebut. Dirinya kemudian bertanya apa maksud kedatangan ikan tersebut yang tiba-tiba menyerang dirinya.

Ikan tersebut kemudian memperkenalkan diri sebagai Raja Ikan Todak. Dirinya merupakan penguasa lautan di sana.

Raja Ikan Todak ini berkata bahwa dirinya menyerang Datu Mabrur akibat pertapaan yang dia lakukan. Pertapaan itu membuat lautan yang ada di sana menjadi bergejolak.

Atas dasar itulah Raja Ikan Todak menyerang Datu Mabrur. Namun sang raja kemudian mengakui bahwa Datu Mabrur merupakan seorang pemuda yang sakti dan tidak bisa dia kalahkan.

Raja Ikan Todak kemudian mengakui kekalahannya. Dia bersepakat untuk berdamai dengan Datu Mabrur.

Datu Mabrur pun memutuskan untuk mengakhiri pertapaannya. Dengan demikian, laut di sekitar daerah tersebut bisa kembali tenang.

Raja Ikan Todak kemudian berkata bahwa dia dan seluruh ikan lainnya akan mengabdi kepada Datu Mabrur. Dirinya berkata akan mengabulkan semua permintaan dari pemuda sakti tersebut.

Akhirnya Datu Mabrur memberi tahu keinginan yang membuatnya bertapa di sana. Datu Mabrur berkeinginan memiliki sebuah pulau untuk keluarganya kelak.

Raja Ikan Todak pun menerima permintaan Datu Mabrur tersebut. Dia berkata bahwa besok pagi saat matahari terbit keinginan dari Datu Mabrur akan terwujud.

Datu Mabrur pun berkata bahwa mereka harus sa-ijaan sejak saat itu. Sa-ijaan merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa mereka sudah seiya-sekata dan saling membantu hingga anak cucu nanti.

Raja Ikan Todak pun menyambut perkataan Datu Mabrur dengan senang hati. Semua ikan pun bersorak "Sa-ijaan" secara bersama.

Keesokan harinya, janji Raja Ikan Todak benar terlaksana. Tiba-tiba muncul sebuah pulau kecil di hadapan Datu Mabrur.

Ternyata para ikan todak mendorong pulau ini secara bersama-sama dari dasar lautan. Datu Mabrur kemudian memberi nama pulau tersebut sebagai Pulau Halimun.

Oleh masyarakat Kalimantan Selatan, Pulau Halimun ini juga dikenal dengan nama Pulau Laut. Begitulah cerita hikayat ikan todak dan sa-ijaan yang menjadi legenda asal usul penamaan Pulau Kalimun di Kalimantan Selatan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.