Kita tumbuh di tengah dunia yang berubah cepat begitu cepat hingga kadang tak sempat memberi ruang untuk diam sejenak. Informasi datang bertubi-tubi, ekspektasi terus berdatangan, dan dunia menuntut kita untuk kuat bahkan sebelum kita siap.
Akan tetapi justru dari situ, karakter kita terbentuk. Bukan dari kemudahan, tapi dari tantangan yang muncul dari segala arah.
Generasi ini sering dipandang sebelah mata. Dianggap terlalu sibuk dengan layar, terlalu bebas berekspresi, dan kadang dianggap tak lagi menghargai nilai-nilai lama.
Namun siapa pun yang mau melihat lebih dekat, akan menemukan bahwa kita tumbuh dengan kekuatan yang berbeda kekuatan yang lahir dari kejujuran, kepedulian, dan kemampuan beradaptasi di zaman yang tak pernah berhenti bergerak.
Kita punya kepedulian yang besar terhadap sekitar. Isu-isu sosial, lingkungan, hingga kemanusiaan bukan sekadar bahan diskusi, tapi alasan untuk bergerak. Kita bukan hanya bersuara lewat media sosial, tapi juga membangun gerakan nyata.
Kita galang dana saat ada bencana, suarakan keadilan saat ketidakadilan terjadi, dan turun langsung ketika dibutuhkan. Di tengah dunia yang individualistik, kita memilih untuk tetap peduli. Kita tahu bahwa suara sekecil apa pun tetap berarti.
Kreativitas bukan sekadar tren bagi kita, tapi cara bertahan. Di tengah keterbatasan, kita ciptakan peluang. Dari kamar sederhana lahir konten inspiratif, dari keresahan muncul karya yang menyentuh banyak orang.
Kita membangun usaha, menciptakan platform, berbagi ilmu, dan merancang masa depan lewat layar-layar kecil yang sering dianggap sekadar hiburan. Kita tak menunggu validasi, karena kita tahu nilai kita tak ditentukan oleh ukuran lama yang kaku.
Kita pun tumbuh menjadi pribadi yang adaptif. Dunia tak memberi banyak ruang untuk ragu, jadi kita belajar cepat. Kita pernah sekolah di tengah pandemi, belajar mandiri lewat internet, dan tetap produktif meski banyak pintu tertutup.
Kita tak asing dengan gagal, tapi kita juga tahu cara bangkit. Ketika keadaan memaksa untuk menyerah, kita memilih bertahan. Dan ketika harus mulai dari nol, kita mulai lagi tanpa drama.
Di generasi ini, keberanian untuk jadi diri sendiri semakin nyata. Kita tidak takut berbeda. Kita tahu bahwa setiap orang punya jalan, dan setiap suara punya tempat. Kita bicara soal kesehatan mental, tentang identitas, tentang luka yang selama ini dipendam.
Kita menolak untuk hidup dalam kepura-puraan, dan lebih memilih tumbuh dalam kejujuran. Karena bagi kita, menjadi otentik jauh lebih penting dari menjadi sempurna.
Tentu, tidak semua berjalan mulus. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Masih ada kebiasaan buruk yang harus kita ubah, masih ada tantangan besar yang harus kita hadapi bersama.
Namun generasi ini tidak kekurangan semangat. Kita tak menunggu semuanya ideal, baru bergerak. Kita mulai dari sekarang dengan apa yang kita punya, dan dari tempat kita berpijak.
Kawan GNFI, Kita bukan generasi yang lemah. Kita bukan sekadar pewaris masa depan, tapi pembentuk masa kini. Kita sedang membuktikan bahwa harapan itu tidak pernah hilang, selama masih ada yang peduli, bergerak, dan percaya. Dunia ini mungkin tak sempurna, tapi kita memilih untuk tetap berkontribusi, meski langkah kita tak selalu dihargai.
Jadi bila ada yang masih meragukan karakter anak muda zaman sekarang, biarkan mereka melihat dari dekat. Lihat bagaimana kita menyalakan harapan, satu tindakan kecil dalam satu waktu. Kita tidak sempurna tapi kita terus tumbuh.
Kita tidak selalu benar tapi kita belajar. Dan yang pasti, kita bergerak. Karena inilah kita generasi yang tak tinggal diam dan generasi yang memilih untuk berani, peduli, dan terus melangkah meski dunia belum selalu berpihak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
