AIESEC in Untan melanjutkan rangkaian programLocal Volunteer Summer Peak 2025 dengan menyelenggarakan bootcamp hari ketiga bertema “Planning Your Step”.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi peserta untuk menggali lebih dalam permasalahan seputar pariwisata dan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Barat, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis dalam merancang solusi kreatif berbasis Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 8 dan 9.
Kegiatan dilaksanakan di Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak, dimulai dengan sambutan hangat dari Seferina Herawati sebagai MC. Para peserta diajak untuk membagikan impian mereka mengenai pekerjaan masa depan, membangun suasana terbuka dan penuh semangat kolaboratif sejak awal sesi.
Sesi utama pertama menghadirkanBeny Than Heri, S.Hut, selaku Kepala ICCN Kalbar. Dalam paparannya bertajuk “Understanding Our Why”, beliau mengajak peserta memahami konteks lokal Kalimantan Barat yang masih sangat bergantung pada sektor ekstraktif seperti sawit dan tambang.
Ketergantungan ini, meskipun menciptakan lapangan kerja, turut menimbulkan tantangan serius terhadap lingkungan, seperti deforestasi dan pencemaran air.
“Generasi muda harus mulai melihat peluang di luar sektor-sektor lama yang tidak berkelanjutan. Pariwisata berbasis alam dan budaya bisa menjadi jalan keluar, tapi harus dirancang dengan bijak agar memberi manfaat ekonomi tanpa merusak lingkungan,” ujar Beny. Ia juga menekankan pentingnya inovasi dan pembangunan infrastruktur sebagai langkah strategis mewujudkan SDGs 9.
Lebih lanjut, peserta diajak memahami tantangan nyata di lapangan, seperti minimnya infrastruktur di lokasi wisata, kurangnya promosi destinasi lokal, hingga rendahnya partisipasi komunitas dalam pengelolaan pariwisata.
Menurut Beny, solusi yang ditawarkan harus inovatif dan inklusif memperkuat peran UMKM, menerapkan prinsip circular economy, serta meningkatkan pelibatan masyarakat lokal dalam ekowisata.
Sesi kedua bertajuk “Youth Move” menghadirkanH. Nugroho Henray Ekasaputra, S.Pd., M.M, Wakil Koordinator KADIN Kalimantan Barat dan praktisi di bidang pariwisata. Dalam sesinya, beliau memperkenalkan empat pilar pariwisata berkelanjutan: lingkungan, ekonomi, sosial budaya, dan kelembagaan.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata tidak boleh semata berorientasi pada jumlah wisatawan, tetapi juga pada bagaimana pariwisata mampu melestarikan budaya, memberdayakan masyarakat, dan dikelola secara berkelanjutan.
“Anak muda hari ini bukan hanya konsumen wisata, tapi bisa jadi pelaku perubahan. Inovasi dalam pariwisata digital, kampanye kesadaran lingkungan, hingga pengembangan desa wisata—semua itu bisa dimulai dari kalian,” kata Nugroho di hadapan para peserta.
Salah satu momen paling interaktif dalam bootcamp adalah sesi “Our What to Solve Our Why”, di mana peserta diminta menuangkan ide solusi mereka dalam bentuk presentasi kreatif menggunakan kertas A2.
Mereka menggambarkan tantangan pariwisata lokal yang mereka identifikasi mulai dari kurangnya pengelolaan sampah di destinasi, kurangnya literasi pariwisata di masyarakat, hingga belum maksimalnya promosi digital lalu merancang pendekatan solusinya.
Dalam waktu tiga menit, setiap peserta menyampaikan gagasan mereka di depan forum, menunjukkan pemahaman yang mendalam sekaligus kreativitas tinggi.
Kegiatan ini selaras dengan tema “Planning Your Step”, yang bertujuan membantu peserta merancang langkah konkrit mereka dalam berkontribusi terhadap proyek “On The Map”. Melalui sesi ini, peserta tidak hanya belajar dari narasumber, tetapi juga dari satu sama lain—menciptakan ruang diskusi yang mendorong empati, keberanian menyuarakan ide, dan kepedulian terhadap komunitas lokal.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi singkat, di mana seluruh peserta diminta menjawab pertanyaan “Satu keterampilan apa yang akan sangat penting untuk masa depanmu?”. Jawaban yang muncul mencerminkan kesadaran akan pentingnya komunikasi, kepemimpinan, berpikir kritis, hingga kemampuan bekerja dalam tim—semua nilai yang selaras dengan tujuan program.
Rangkaian bootcamp hari ketiga ini tidak hanya membekali peserta dengan wawasan teknis, tetapi juga mendorong mereka untuk benar-benar merancang aksi berdasarkan realita lokal.
Melalui pendekatan yang kolaboratif, reflektif, dan berbasis aksi, AIESEC in Untan percaya bahwa pemuda tidak hanya bisa menjadi bagian dari solusi, tetapi juga penggerak utama perubahan di sektor pariwisata dan pembangunan daerah.
Dengan semangat tema “Planning Your Step”, AIESEC ingin mengajak seluruh peserta untuk tidak berhenti pada pemahaman, melainkan melangkah maju membawa perubahan nyata, sekecil apa pun langkah itu.
Karena dari satu ide kecil yang dirancang dengan baik, dampak besar bisa tercipta bagi komunitas dan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News