menebarkan narasi positif lewat media sosial strategi konten berdampak ala gnfi x klg - News | Good News From Indonesia 2025

Menebarkan Narasi Positif Lewat Media sosial: Strategi Konten Berdampak Ala GNFI x KLG

Menebarkan Narasi Positif Lewat Media sosial: Strategi Konten Berdampak Ala GNFI x KLG
images info

“Tanpa cerita, perjuangan hanya jadi rahasia” – Akhyari Hananto, Founder dan Editor in Chief Good News From Indonesia.

Media sosial seakan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bukan hanya hiburan, media sosial juga menjelma menjadi platform berbagai informasi, komunikasi, hingga bisnis.

Social media is a must,” ungkap Akhyari Hananto, founder sekaligus editor in chief Good News From Indonesia saat memaparkan materi dalam program Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget, kolaborasi Good News From Indonesia (GNFI) dan Kampung Lali Gadget (KLG).

Sebuah komunitas, organisasi, hingga instansi pemerintahan berdiri, berkembang, dan berekspansi melalui media sosial. Ary, begitu ia dipanggil, menerangkan bagaimana GNFI dapat tumbuh dengan modal 100 persen dari media sosial atau dunia digital.

Konten tanpa narasi yang kuat pun disebut Ary akan langsung dilewati oleh audiens tanpa membuka atau membacanya terlebih dahulu. Hal ini membuat informasi dan tujuan yang ingin disampaikan tidak akan tercapai

Membangun Narasi Positif

Narasi positif bukan hanya bermakna mengabarkan hal-hal baik saja. Lebih dari itu, narasi positif bermakna bukan tentang menutupi masalah, tetapi tentang menunjukkan bahwa akan selalu ada ruang untuk perbaikan.

Kabar-kabar kurang mengenakkan kerap menghantui masyarakat. Tak jarang, masalah yang ada di media sosial cenderung memengaruhi kehidupan masyarakat.

Cerita Unik dari KLG: Lepas dari Gadget, Anak Keasyikan dengan Permainan Tradisional

Melalui kolaborasi GNFI dan KLG, seluruh komunitas diajak untuk menebarkan pengaruh baiknya dengan narasi positif kepada masyarakat. Tak hanya itu, komunitas juga diajak untuk bukan hanya sekadar mengunggah, tetapi juga memperkuat kredibilitas, dan mendatangkan aksi nyata melalui konten yang dibuat di media sosial.

Bagaimana Tipe Konten yang Bagus?

Menurut Ary, dari sisi pengaruh, konten yang bagus memiliki beberapa ciri, yaitu menjangkau, dilihat, membangun interaksi, dan dibagikan oleh banyak orang. Tak hanya itu, konten juga dianggap bagus jika membekas di hati audiens.

Kemudian, dari sisi konten, jenis konten yang dianggap bagus, seperti relatable, trending, sentuhan emosi untuk audiens, dan memberi efek kejut.

Sementara itu, dari sisi non-konten, beberapa hal yang memengaruhi bagus tidaknya konten berasal dari kata kunci di caption atau storyboard, algoritma, dan preferensi pengguna.

95 persen orang membuka media sosial untuk mengisi waktu. Melihat ini, perlu adanya kesesuaian konten yang dibuat agar audiens tidak merasa bosan.

“Kalau konten-konten terlalu serius, terlalu panjang, itu tidak menarik bagi orang yang mengisi waktu itu,” jelas Ary.

Konten viral umumnya populer dan mendapatkan engagement tinggi karena dianggap informatif dan menghibur. Banyak orang cenderung suka scroll media sosial mereka hingga menemukan konten yang menarik baginya.

3-Second Rule dan Optimalisasikan dengan AI

Attention span atau durasi fokus seseorang saat melihat sesuatu—dalam konteks ini konten—adalah selama tiga detik pertama. Jika tiga detik pertama dianggap menarik, maka besar kemungkinan bahwa konten yang dibuat berhasil menyentuh target.

Jika tidak, maka perlu ada evaluasi, apakah memang tema yang diambil kurang menarik, editing-nya membosankan, dan sebagainya.

Tak hanya itu, saat ini penggunaan artificial intelligence (AI) juga bisa mempermudah pekerjaan. Pembuatan konten pun bisa dibuat dengan bantuan AI.

“Yang paling penting, saat kita kehabisan ide, creator’s block namanya, itu kita mencari ide-ide konten baru yang bisa kita sampaikan di media sosial kita,” jelas Ary.

Kolaborasi GNFI dan Kampung Lali Gadget Dorong Anak Indonesia Bermain Tanpa Gadget

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.