Senjata tradisional di Papua Barat biasa digunakan sebagai alat berburu, perang, hingga perlengkapan acara adat. Penduduk Papua Barat ini berasal dari macam-macam suku, seperti suku Arfak, Moi, Irarutu, dan lain-lain.
Keunikan budaya dari Papua Barat masih bisa dieksplorasi lebih dalam mengingat betapa banyaknya suku yang ada di wilayah tersebut.
Salah satunya suku Arfak, suku asli Papua Barat yang tinggal di Pegunungan Arfak dan terkenal dengan kebanggaan identitasnya.
Senjata tradisional Papua Barat biasanya terbuat dari kayu, batu, hingga tulang hewan. Berikut adalah beberapa senjata tradisional Papua Barat, lengkap dengan kegunaan dan materialnya.
Baca juga: Mengungkap Identitas Suku Moi, Pemilik Sejati Tanah Papua Barat
Daftar Senjata dari Papua Barat
Ada berbagai macam senjata tradisional yang tersebar di suku-suku asli Papua Barat. Material yang digunakan berupa kayu, batu, sampai tulang hewan. Fungsi senjata ini biasanya digunakan sebagai alat berburu, perang, hingga identitas suku.
Berikut adalah 5 contoh senjata tradisional Papua Barat yang penuh dengan nilai budaya di dalamnya.
Senjata 1: Pisau Belati
Belati menjadi senjata khas dari tanah Papua, termasuk di Papua Barat. Belati dari Papua dikenal dengan materialnya yang khas, yaitu tulang kaki burung kasuari.
Selain itu, di bagian pangkalnya terdapat ornamen yang terbuat dari bulu kasuari sehingga memiliki ciri yang sangat kental dengan budaya Papua. Tidak ada nama khusus untuk senjata ini.
Di Papua Barat, belati biasa digunakan untuk berburu. Belati ini bentuknya relatif kecil sehingga cocok untuk digunakan sebagai senjata jarak dekat.
Ujungnya yang runcing dan tajam mampu merobek daging dan kulit.
Senjata 2: Busur dan Panah
Suku-suku di Papua Barat menggunakan busur dan panah sebagai sebuah senjata untuk berburu. Senjata ini efektif digunakan untuk serangan jarak jauh, sehingga menjadi senjata yang tepat digunakan saat berburu.
Busur terbuat dari pelepah sagu dengan talinya yang berasal dari pohon nibong. Ada pula yang menggunakan rotan sebagai bahan bakunya. Sementara panah terbuat dari bambu atau tulang kasuari yang ujungnya dibuat runcing.
Suku Meyah dari Kota Manokwari, Papua Barat, masih mempertahankan panah dan busur sebagai warisan dari leluhur untuk berburu.
Selain itu, busur panah juga digunakan sebagai mas kawin, alat untuk menyerang musuh, hingga aksesoris tarian. Bagi suku Meyah, busur panah memiliki makna kepercayaan diri, perjuangan, religi, dan perang.
Senjata 3: Parang
Parang adalah salah satu senjata khas Papua Barat yang juga banyak dijumpai di berbagai suku asli Papua. Senjata ini juga biasanya digunakan sebagai kelengkapan untuk berburu. Fungsinya untuk senjata jarak dekat menengah.
Selain sebagai senjata, parang ini juga digunakan untuk identitas kesukuan. Pada beberapa suku, seperti suku Biak, parang, bersama dengan tombak dan busur panah, digunakan sebagai mas kawin pada perknikahan adat.
Senjata 4: Tombak Asli Papua
Tombak menjadi senjata andalan suku-suku di Papua Barat untuk berburu, perang, hingga acara adat. Beberapa tarian adat menggunakan tombak sebagai perlengkapannya.
Biasanya, tombak ini terbuat dari kayu, tulang, dan batu. Beberapa tombak di Papua bahkan ada yang menggunakan logam. Bahan bakunya tergantung ketersediaan di alam.
Pada suku Moi Kelim, tombak atau sawiyek bukan hanya dianggap sebagai senjata, tetapi memiliki makna sebagai pemimpin atau arah untuk menjadi pemimpin. Sawiyek juga menjadi salah satu motif tato para penari Moi Kelim.
Suku Biak bahkan menggunakan senjata tradisional, seperti tombak, panah, serta parang, di acara puncak pernikahan adat.
Penyerahan senjata dilakukan dari pihak perempuan sebagai tanda penyerahan ke pihak laki-laki.
Pihak laki-laki menyerahkan dengan barang serupa sebagai tanda menerima pihak perempuan ke dalam keluarga.
Senjata 5: Kapak Batu
Kapak adalah salah satu simbol dari budaya Papua yang sampai sekarang beberapa suku masih menggunakannya. Kapak ini lebih banyak digunakan sebagai alat, dibandingkan senjata.
Materialnya terbuat dari batu yang diasah, sehingga memiliki sisi yang tajam. Pegangannya terbuat dari kayu. Rotan digunakan untuk mengkat batu dengan kayu.
Selain sebagai alat, kapak batu ini juga efektif untuk senjata apabila diperlukan. Materialnya yang terbuat dari kayu dan batu, ampuh untuk melumpuhkan lawan.
Baca juga: Tim Peneliti UGM Temukan Tujuh Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Itulah 5 contoh senjata tradisional asli Papua Barat. Senjata ini juga bisa menjadi bagian dari identitas kesukuan. Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan Kawan GNFI!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News